1;Interested

5K 568 8
                                    

Jinyoung duduk didepan seorang gadis yang tiba-tiba mengajaknya berbicara. Ia tidak kenal dengan gadis ini, namun gadis ini terus memaksanya.

"Ayo dong! Lo jawab gue, lo sepupunya kak Mina kan!?" tanya gadis itu dengan nada yang mulai ditinggikan.

"Lo nanya apa sih? Udah gue mau masuk ini!" Jinyoung berusaha berdiri dari kursinya.

"Eh tunggu dulu, lo mau kemana?" tanya gadis itu lagi.

"Ya lo tuh nanya apaan? Gak jelas." Jinyoung yang udah berdiri kembali duduk lagi. "Sekarang gini aja, lo mau tau apa tentang kak Mina dari gue? Gue tuh gak dekat sama dia. Jadi rasanya percuma kalo lo nanya sama gue!" lanjut Jinyoung dengan nada sarkas.

"Gue bukan nanya lo macam-macam, cuma nanya lo sepupu kak Mina dari sebelah ayahnya kan?" tanya gadis itu lagi. Jinyoung menaikkan sebelah alisnya. "Maksud gue, ayah kak Mina itu salah satu abang bokap lo kan?" gadis itu menjelaskan lebih rinci.

"Hm. Tau darimana lo?"

"Gue mau ngajakin lo sesuatu. Tapi, karena lo gak deket sama kak Mina dulu, jadi rasanya emang percuma." gadis itu mengaduk-aduk espresso didepannya. "Lo gak penasaran kenapa kakak sepupu lo gak pernah ngobrol sama lo? Padahal sebenarnya mereka bisa berbicara?"

Jinyoung tampak mulai tertarik pada arah pembicaraan ini. Gadis tersebut juga kelihatan mulai senang melihat Jinyoung mulai tertarik kemana arah pembicaraan mereka ini.

"Gue sama kakak gue sering mencari alasannya. Sampai suatu hari dia nemuin buku bodoh yang membawa dia ke perbatasan neraka dan dunia." ujar gadis itu tajam. Jinyoung mulai merinding mendengarnya. "Padahal dia tau bahwa buku itu juga disimpan diperpustakaan rumah kami, dan dia sering membaca itu. Yang membedakan hanya dalam buku perpustakaan sekolahnya itu dia tau caranya pergi kedunia yang beda dari tempat kita. Gue gak bisa buat apa-apa waktu dia terlanjur bilang ke mama kalau dia udah mencoba masuk kedunia itu. Mama gue nangis sejadi-jadinya, namun kakak tetap gak berhenti, dia tetap mau ngubah nasib dia. Tapi apa dia malah ditemukan meninggal karena jatuh kejurang." gadis itu tampak berkaca-kaca. Namun, ia tetap berusaha agar air matanya tak jatuh keluar.

"Lo kayak nya tau banyak tentang ini. Lo tau dari mana?" tanya Jinyoung yang mulai penasaran.

"Dari awal gue bilang, gue sama kakak sering mencari alasan kenapa kakak gak pernah ngomong lagi pake mulutnya sejak ia berusia 7 tahun. Dan ketika dia ditemukan tewas, gue lebih banyak mencari. Gue maksa mama buat cerita, nanya ke nenek gue juga tentang hal-hal mistis kaya gini. Gue masih belum yakin kalo mereka meninggal gitu aja." lanjut gadis itu masih tetap tenang.

"Bukannya gue gak dekat sama kak Mina, bahkan gue udah nganggap dia kakak kandung gue." Jinyoung mulai bercerita. Gadis itu terlihat tersenyum senang. "Gue, kak Mina, dan adik gue, David sering main bareng. Kak Mina bisa dibilang sosok yang lembut dan tegar dalam waktu yang bersamaan. Dia anak tunggal, dia sering merasa kesepian. Hanya gue dan David yang jadi alasan dia masih sering tersenyum. Lo benar ketika umur kak Mina 7 tahun, dan gue 4 tahun, kak Mina tidak pernah berbicara lagi. Gue sering nanyain kenapa, dan papa gue ataupun mama kak Mina hanya diam." Jinyoung menghela napasnya berat. Gadis itu memerhatikan tanpa ada niatan untuk menyela.

"Gue benar-benar kaget pas tau dia meninggal. Siapa orang yang tega nyakitin dia? Gue benar-benar gak terima liat tante nangis semalaman. Maaf gue jadi curhat." ucap Jinyoung. Gadis itu menggeleng.

"Gak apa, gue juga ngerasain hal kaya elo kok."

"Jadi lo mau ngajakin gue apa?"

"Lo tau kan korban saat itu 10 orang. Jujur aja ini halnya agak mistis gitu. Gue mau ngajakin adek-adek atau sepupu dari mereka yang jadi korban untuk mecahin misteri ini. Jujur aja kita semua engga boleh sama-sama yang lahir ditahun 2000. Tapi adek mau pun sepupu mereka yang dekat hampir semua lahir pada tahun 2000."

"Trus?"

"Lo harus berterima Kasih pada Somi adik dari kak Jungkook yang lahir pada tahun 2001." jawab gadis itu sambil menampilkan smirk-nya.

"Lalu kita mau ngapain?"

"Ngumpulin 7 sisanya."

"Mereka ada dimana aja?"

"Haduh, lo bawel ya ternyata. Gue udah dapet semua data mereka, lo tenang aja. Sekarang kalo lo benar mau ikut sama gue, kita harus jumpai mereka sama-sama."

"Hm. Gue ikut lo."

"Nah oke, gitu dong dari tadi." gadis itu meneguk sisa espresso yang ada dalam cangkirnya. "Gue balik ke kelas lagi. Bentar lagi pulang nih." lanjutnya sambil berdiri.

"Eh! Tunggu dulu woy!"

"Duh, apa lagi Nyoung?"

"Minta id lo dong biar gampang komunikasi."

"Oh iya, id gue anangel. Digabung ya."

"Nama lo siapa?" tanya Jinyoung lagi.

"Lah iya, lo belum tau nama gue yak." cengir gadis itu. "Kenalin nama gue Eunbin." lanjutnya sambil mengulurkan tangan.

"Oh okee. Eunbin." Jinyoung tersenyum kikuk.

🐾🐾🐾

Silent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang