Silent ✓

15;Eunha-ya

Mereka berangkat menuju rumah Mrs. Irene dengan petunjuk yang diberikan nya, Phoenix bernama Kell.

"Kell mau kita diem disini." ujar Renjun. Hewan itu hanya tampak akrab dengannya. Bahkan Mingyu pernah hampir digigit nya.

"Gue pengen cepet ketemu Eunha." ujar Jungkook tak sabaran.

"Sabar Kook, kita gak tau apa yang terjadi didalem." ujar Jiho.

Perlu kalian ketahui, Eunha dan Jungkook memang sangat akrab dari mereka kecil, dari Eunha sering kabur kerumah Jungkook karena perlakuan kasar Bibinya. Jungkook pula yang membuat Eunha bertahan hidup. Eunha, ia juga seorang yang terkena penyakit depresi tinggi bahkan pernah melakukan self harm. Tak banyak yang tau kisah ini selain Jungkook dan teman-temannya. Disekolah Eunha selalu menggunakan cardigan atau sweater. Bahkan Saeron sekalipun baru tahu ketika Eunha menumpang tidur dikamarnya. Itu yang membuat Saeron sangat merasa bersalah kepada Eunha. Ibunya benar-benar tak menjalankan wasiat terakhir dari ayah Eunha.

"Gue harus ketemu Eunha cepat." ujar Jungkook lagi.

"Kak, didalem ada Zevy. Tunggulah sebentar. Kita gak mungkin langsung melawan." ujar Somi.

"Somi si Penerawang Kook, percayalah ini yang terbaik buat kita." Rose mengusap punggung Jungkook.

"Gue peluk lo sebentar boleh kan Rose?" tanya Jungkook dengan wajahnya yang cemas dan khawatir.

"Boleh aja kok." Jungkook langsung memeluk Rose. Rose hanya mengusap punggung Jungkook, ia tahu kini Jungkook butuh seseorang yang menguatkan nya.

"Jangan lama-lama woy." komentar Junhoe, berkat ucapannya sikut mina mendarat mulus keperutnya. Hingga si empunya meringis kesakitan.

"Kak Chae, itu ada yang keluar dari rumah itu." tunjuk Seoyeon pada seorang yang baru keluar dari rumah.

"Ayo, Kell nyuruh kita masuk." ujar Renjun. Dengan dipimpin Renjun dan Junhoe mereka memasuki rumah besar milik Mrs. Irene dengan buru-buru.

Sampai didalam mereka disambut oleh wanita cantik yang tak pernah menua. Dengan dress off-shoulder berwarna merah ia menyambut sekawanan ini.

"Mrs.." Jiho langsung menghambur memeluk Mrs. Irene diikuti oleh yang lain. Sementara anak-anak yang lain hanya berdiri dengan senyum kaku.

"Ayo salam dengan Mrs. Irene." ujar Mina. Eunbin langsung menyalami Mrs. Irene diikuti yang lain.

Sementara seseorang tengah berdiri mematung didepan pintu dengan tangan bergetar, sekelebat memori lama muncul didalam ingatannya

.

.

.

.

"Eunha! Apa kau suka ceritanya? Kupikir ini sangat membosankan!" ujar Jungkook muda sambil memakan keripik didekatnya.

"Jungkook kamu tau gak? Aku tuh pengen banget dilamar kaya di drama korea begini. Kaya gimana Jun Pyo manggil Jan Di." jawab Eunha sambil tersenyum memandangi televisi didepannya.

"Apa dia memanggilnya seperti, Jan Di-yaa?" Tanya Jungkook lagi diikuti anggukan antusian dari gadis dengan pipi gembul di sampingnya ini.

.

.

.

"Eunha! Sini sayang, Zevy sudah pulang. Ini teman-temanmu keluarlah!" panggil Mrs. Irene.

Tak lama gadis yang rambutnya sudah memanjang muncul dihadapan teman-temannya.

"Eunha!" mereka langsung menghambur memeluk Eunha.

"Halo kalian. Kalian gapapa kan?" tanya Eunha dengan senyumnya yang tetap cantik itu. Ia masih tak melihat Jungkook yang berdiri di ambang pintu.

"Kakak!" pekik Saeron langsung memeluk Eunha.

"Saeronnie." Eunha memeluk gadis itu erat. "Kamu baik-baik aja kan?" tanya Eunha diikuti anggukan Saeron.

Jungkook melangkahkan kakinya perlahan. Air mata jatuh membasahi lantai rumah Mrs. Irene. Semakin lama langkah itu semakin cepat dan tak beraturan. Tangannya menggapai gadis mungil dihadapannya. Dengan isak tangisnya dieratkannya pelukan lama tersebut.

"Jungkook!" teriak Eunha. Tak ada jawaban dari Jungkook.

"Min, peluk aku dong." ucap Mingyu dan dibalas deathglare oleh Mina.

Tangan mungil itu tergerak mengelus punggung Jungkook.

"Kamu baik-baik aja kan?" lagi-lagi, hanya isakan pilu yang terdengar.

"Eunha-yaa." gumam Jungkook.

👣👣👣

Pendek kah?
Selamat malam minggu yang cuma dirumah doang^^

Kita sama nihh :D

Janlup vomment iaia:*