Seorang gadis memasuki kamarnya yang lama. Harum mint masih terus menyapa Indra penciumannya. Rasanya sangat menenangkan. Tak ada yang berubah.
Gadis itu menghalau beberapa sarang laba-laba yang menghalangi arah pandangnya untuk mencari sesuatu yang memang harus ia temukan. Netranya menyisir seluruh isi ruangan. Dapat dirasakannya hawa diruangan ini mulai tak enak, jikalau saja ia hanya seorang yang biasa, tentu saja ini akan biasa-biasa saja. Namun, lain ceritanya karena ia adalah seorang..
Indigo.
"Hai." sapa seseorang menepuk pundaknya. Gadis itu kaget bukan main. Apakah hantu jelek yang menyapanya?
'Ya Tuhan selamatkan aku.'
"Siapa kamu?" tanya gadis itu pada orang ah atau pada arwah itu.
"Hei, kau benar lupa padaku?"
Dengan segenap keberaniannya, gadis dengan surai panjang yang terurai itu membalik tubuhnya.
Tak ada siapa-siapa.
Dengan segera dia menutup matanya sambil terus memohon perlindungan Tuhan. "L-lo s-siapa?" tanya gadis itu gemetar.
"Masa iya lo gak liat gue? Padahal gue lagi duduk di kasur lo." ujar 'seseorang' itu. Dengan segala keyakinan dan keberaniannya gadis itu membuka matanya sambil melihat kearah kasur lamanya.
Yang ia lihat seorang gadis sebaya dirinya yang tengah loncat-loncat diatas kasur. Padahal itu sama sekali tak akan terasa apa lagi berpengaruh. Gadis yang tengah meloncat-loncat dengan gaun krem selututnya itu mulai berbalik menatap. Gadis yang sedari tadi meremas ujung jaketnya mulai takut. Takut jika wajah arwah didepannya ini sangat buruk.
Tiba-tiba...
"Pergi lo! Gak usah nyamar jadi gue lagi, dasar usil!" seseorang menutup mata gadis itu. Semakin menjadi ketakutannya. Yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa sambil menangis.
"Siyeon? Lo gak apa kan? Kenapa balik kesini lagi?" tanya arwah gadis yang menutup mata gadis berjaket coklat itu. Siyeon.
"I-ini s-siapa?" tanya Siyeon ketakutan.
"Masa iya lo lupa? Gue itu Hyunjin, masa iya lo gak ingat!" ujar arwah gadis bernama Hyunjin itu.
"KIM HYUNJIN?!" teriak Siyeon. Hyunjin mengangguk senang. "Ya ampun, gue kangen elo." Siyeon memeluk Hyunjin, yang entah bisa dirasakan Hyunjin atau tidak.
"Gue juga kangen sama lo." balas Hyunjin. "Ngomong-ngomong lo ngapain kesini? Kangen ya sama gue?" goda Hyunjin.
"Dih GR! Gue kesini itu nyari buku warna merah yang sering lo suruh gue jauhin itu loh." jelas Siyeon. Mendadak Hyunjin membulatkan matanya.
"Buat apa buku itu?" tanya Hyunjin datar. Siyeon mulai merasa aneh sama teman hantunya ini.
"Lo tau kan kakak gue gak bisa ngomong lagii sejak umurnya 7 tahun? Satu tahun yang lalu, dia dan teman-teman senasibnya mencari penyebabnya. Namun, sampai kini mereka tak kembali." jelas Siyeon. Ia menunduk menyembunyikan kesedihannya.
"Jadi mereka beneran nemuin Vata?" gumam Hyunjin tak jelas.
"Hah? Vata siapa?" tanya Siyeon. Hyunjin kaget.
"Eng-engak bukan gitu. Ntar aja gue ceritanya. Jadi bukunya buat apa?" tanya Hyunjin lagi.
"Gue sama adik-adik dari teman senasib kakak gue mau nyari mereka, dan gue butuh buku itu. Gue harus tau kenapa mereka tiba-tiba hilang. Gue penasaran Jin." ujar Siyeon. Hyunjin menatap Siyeon serius. Siyeon mundur beberapa langkah, walau bagaimanapun temannya ini adalah hantu, yang dunianya saja sudah berbeda. Siyeon tetap harus hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent ✓
Mystery / ThrillerDon't speak with your mouth or you'll die ©littlepinkeu, 2017