4

6K 623 4
                                    

🌹 Happy Reading 🌹

.

.

.

.

.

"Jadi, kenapa kalian ada disini? Kalian tidak kuliah?" Sunny imo meletakkan 2 cangkir teh dihadapan Baekhyun dan Chanyeol.

Mereka sedang duduk di ruang tamu rumah nenek Baekhyun. Baekhyun meremat dress dipangkuannya. Ia melirik Chanyeol yang duduk di sebelahnya. Chanyeol meminum pelan teh yang disajikan Sunny imo.

"Hmm... Imo, apakah imo masih berhubungan dengan eomma dan appa?" Kata Baekhyun lirih.

Raut wajah Sunny imo berubah bingung.

"Tidak. Bahkan kami sudah putus komunikasi sejak orang tuamu merenovasi rumah ini. Sebenarnya ada apa dengan kalian? Apa kalian menyembunyikan sesuatu dariku?" Sunny imo mulai curiga.

"Imo, tolong berjanjilah untuk tidak menceritakan ini pada eomma dan appa jika imo dihubungi" rengek Baekhyun. Matanya berkaca-kaca.

Sunny imo mengurut pelipisnya dan menghembuskan nafas pelan. Kemudian ia menatap wajah Baekhyun yang sudah akan menangis.

"Oke, Baekhyun. Tapi kau harus menceritakan dengan detail sekarang" kata Sunny imo dengan tegas.

Sunny imo adalah tetangga nenek Baekhyun. Mereka sangat dekat sehingga Sunny imo sudah menganggap nenek Baekhyun sebagai kakak perempuannya.

Sebelum nenek Baekhyun meninggal, Sunny imo diberi amanat oleh nenek Baekhyun untuk merawat rumah peninggalannya karena beliau tahu jika anaknya, Byun Seunghyun sangat sibuk. Putra tunggalnya itu memiliki sifat cuek dan dingin. Bahkan kepada ibunya sekalipun.

Dan memang benar. Mungkin saat ini mereka lupa jika mempunyai rumah peninggalan ibunya. Bahkan appa Baekhyun tidak pernah meluangkan waktu untuk menjenguk makam nenek Baekhyun begitupun rumahnya.

Dulu saat nenek Baekhyun masih hidup, setiap liburan semester, Baekhyun selalu dititipkan disini. Baekhyun juga sangat dekat dengan Sunny imo. Beliau sudah seperti ibu keduanya. Baekhyun selalu bermain bersama kedua putra putri Sunny imo yang seumuran. Sunny imo juga selalu menemani Baekhyun dan anak-anaknya bermain di pantai dekat rumah.

"Imo, aku kabur"

"Kabur? Kau tidak bercanda kan?" Kata Sunny imo kaget.

"Eomma dan appa menjodohkanku dengan rekan kerjanya. Mereka sudah keterlaluan. Aku tidak kuat, imo. Bahkan dari dulu aku selalu menuruti apa kata mereka. Apakah mereka tidak mengerti perasaanku?" Tangis Baekhyun pun pecah.

Sunny imo berpindah tempat disebelah Baekhyun dan memeluknya untuk menenangkan. Chanyeol yang tidak tahu apa-apa hanya bisa diam dan menonton interaksi mereka.

Setelah beberapa menit, tangis Baekhyun mereda. Sunny imo menghapus jejak air mata di pipi Baekhyun. Chanyeol yang daritadi diam akhirnya menyodorkan sekotak tissue kearah Baekhyun.

Baekhyun mengambil beberapa lembar untuk menghapus airmatanya yang masih tertinggal. Sunny imo terus mengelus punggung sempit Baekhyun sambil memeluk dari samping.

Setelah benar-benar reda, Sunny imo melepaskan pelukan mereka. Baekhyun menghembuskan nafas pelan.

"Jadi kau tidak meminta izin mereka untuk pergi kesini?"

"Ayolah imo, apakah orang kabur harus meminta izin terlebih dahulu?" Kata Baekhyun cemberut.

"Oke oke imo hanya bercanda" kata Sunny imo tertawa kecil. "Sebenarnya imo juga agak tidak suka kepada appamu, nak. Maaf jika itu menyinggungmu"

RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang