6

5.8K 561 10
                                    

🌹 Happy Reading 🌹

.

.

.

.

.

Baekhyun POV

Ini terjadi begitu saja. Aku tidak mengira hubungan kami berjalan pesat seperti ini. Akhirnya aku tahu alasan yang sesungguhnya. Sudah sekitar 1 tahun ku pendam semua sesak yang selalu menggangguku semenjak ia berubah.

Dan malam ini. Di salah satu pantai favoritku. Bersama dia. Bahkan aku tidak menyangka kami bisa mengunjungi pantai ini bersama.

Dia merangkulku erat dengan lengan kekarnya. Aku tahu dia suka berolahraga. Dulu, kita suka bermain basket bersama di lapangan dekat rumahnya. Atau bermain bowling. Aku jadi merindukan moment tersebut.

Mungkin keadaan kami saat ini sama-sama berantakan. Tentu saja aku membicarakan tentang permasalahan keluarga. Kita sama-sama terluka.

Aku menyesal tidak berada disampingnya ketika ia merasa terpuruk. Jika bisa, aku ingin mengulang kembali semuanya. Selalu memeluk dan menyemangati dirinya saat ia membutuhkan.

Tapi biarlah semua berlalu. Kami berjanji untuk membuka lembaran baru. Ya, untuk kebahagiaan masa depan kami.

Aku dan Chanyeol melepas jaket dan menggantungkannya di gantungan dekat pintu depan.

Saat ini kami sudah berada di dapur rumah nenek. Aku merasa haus kemudian membuka lemari es untuk memeriksa apakah ada minuman menyegarkan yang tersedia.

Chanyeol memakan buah apel yang ada di meja dapur. Sunny Imo yang memberikan kepada kami tadi ketika bertemu di depan pagar rumah saat kami pulang dari pantai.

Ia berdiri bersandar meja dapur sambil memperhatikanku yang meminum air mineral dingin dari dalam lemari es. Hanya air mineral saja yang tersedia karena lemari es tersebut kosong. Sebelumnya rumah ini tidak ada yang menempati sehingga Sunny Imo tidak menempatkan apa-apa didalamnya. Beliau hanya membersihkan dan merawat saja.

Diluar sana hujan mulai terdengar deras. Untung saja tidak ada kilat yang menyambar, hanya suara gemuruh petir yang terdengar. Terdapat suara pohon-pohon dan tumbuhan yang gemerisik tertiup angin saling bersahutan.

Aku meletakkan gelas bekas minum di wastafel dapur, kemudian memutuskan untuk duduk di sofa depan TV. Chanyeol mengikutiku di belakang. Kemudian kami duduk bersebelahan. Aku memeluk dada bidangnya sedangkan ia memeluk pinggangku sambil menyamankan posisinya.

Kami menonton channel acara memasak. Rasanya aku jadi lapar kembali. Padahal sebelum pergi ke pantai tadi, Chanyeol sudah menyuapiku dengan ramyeon.

"Aku lapar~"

"Tunggulah sampai besok. Kita akan berbelanja dan aku akan memasakkanmu sarapan yang lezat." Jawabnya sambil mencium pucuk kepalaku.

"Aku sangat merindukan masakanmu." Ujarku tertawa pelan. "Nasi goreng kimchi udangmu sangat kurindukan."

"Call! Besok akan kubuatkan Princess."
Kemudian hening melanda kami berdua. Hanya suara TV, hujan dan gemuruh petir.

Tiba-tiba listrik padam. Sepertinya seluruh rumah di daerah sekitar juga mengalaminya. Aku jadi merasa takut dan resah. Aku tidak suka kegelapan disertai gemuruh petir. Jika dirumah, biasanya aku akan pergi menemui Yoo Ahjumma.

Kupeluk Chanyeol semakin erat. Dia tahu jika aku membenci kegelapan. Sebenarnya kami mengerti kebiasaan satu sama lain. Kami sudah bersahabat semenjak ia menolongku jatuh di depan kelas saat kami masih SMP.

RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang