7

5.5K 541 16
                                    

🌹 Happy reading 🌹

.

.

.

.

.

Sudah seminggu kami berada di rumah nenek tepatnya di pulau jeju yang indah ini. Kegiatan yang kami lakukan setiap hari yaitu membantu Sunny Imo berkebun dan jalan-jalan mengitari beberapa tempat daerah sini.

Aku dan Chanyeol yang sudah berganti status menjadi sepasang kekasih pun akhirnya bertingkah benar-benar seperti sepasang kekasih, tidak ada kecanggungan lagi diantara kami. Bahkan Sooyoung pernah memergoki kami berdua sedang berciuman panas di dapur. Sungguh memalukan!

Chanyeol sempat dihubungi oleh sahabatnya yang bernama Oh Sehun -ia sudah mengetahui jika kami kabur dan berjanji merahasiakan kepada siapapun- jika ia selalu dihubungi oleh Ayah Chanyeol untuk selalu mencarinya.

Oh Sehun adalah sahabat dekat Chanyeol semenjak mereka Sekolah Menengah Atas bersama. Baekhyun juga berteman dengan Sehun karena sahabat Baekhyun, Xi Luhan adalah kekasih dari si wajah datar ini.

Baekhyun POV

"Bagaimana kabar Luhan Eonnie?" Tanyaku sesaat setelah Chanyeol menutup telfon dari Sehun. Sebenarnya aku sangat mengkhawatirkan keadaan Luhan Eonnie. Ia pasti sangat sedih dan terpuruk saat mengetahui kehilanganku.

"Seminggu ini ia selalu datang ke rumah orang tuamu dan ikut mencari ke berbagai tempat. Sehun bilang, bahkan Luhan Noona tidak nafsu makan dan tubuhnya semakin kurus akhir-akhir ini. Sehun benar-benar khawatir." Jawab Chanyeol seraya mengaduk ramyeon cupnya yang mengepul.

"Kau benar-benar tidak ingin memberitahu Luhan Noona? Setidaknya Luhan Noona pasti akan menjaga rahasia dengan baik."

"Aku tidak tahu, Chanyeol-ah." Aku menghembuskan nafas berat.

"Aku teringat dengan perkataannya tempo hari saat aku mencurahkan isi hatiku dan jawabannya membuatku kecewa." Kataku menundukkan wajah. Aku lebih memilih memperhatikan pasir-pasir yang menempel di kaki polosku yang lembab.

Saat ini aku dan Chanyeol berada di bangku bundar pantai, dengan Chanyeol yang membeli cup ramyeon instant dan aku yang hanya ditemani oleh minuman kelapa yang menyegarkan. Kursi yang ku duduki terasa lumayan nyaman dengan semilir angin yang menerpa rambut panjangku.

"Ia hanya ingin kau bahagia, sayang." Chanyeol meletakkan sumpit kayunya di samping cup. Kemudian ia menyampirkan rambutku yang menutupi sebagian wajah ke belakang telinga.

"Dia ingin orang tuaku bahagia, Chan. Bukan aku!" Aku menatap wajah Chanyeol lamat-lamat. Hatiku rasanya teriris saat mengingat raut wajah Luhan Eonnie yang menyetujui perkataan orang tuaku.

"Dia tidak pernah merasakan rasanya menjadi aku. Dia tidak merasakan tekanan dan beban yang aku rasakan selama ini. Meskipun dia sudah menganggap orangtuaku sebagai orangtuanya, tetapi dia tidak mendapat dampak apapun." Mataku terasa berkaca-kaca. Hatiku terasa bimbang.

Chanyeol hanya menatapku dengan lembut kemudian menyedot minuman kelapaku yang masih lumayan penuh.

"Aku yakin Luhan Noona akan berada dipihakmu. Mungkin setelah kejadian ini, Luhan Noona akan berubah pikiran dan akan lebih memahamimu lagi, sayang. Cobalah untuk menghubunginya."

Tanganku bertelungkup di atas meja dengan wajahku yang disembunyikan. Chanyeol mengelus rambutku dengan sayang sambil membisikkan kata penenang dan semua akan baik-baik saja.

RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang