18

4.1K 463 11
                                    

🌹 Happy Reading 🌹

.

.

.

.

.

Previous Chapter

"Berikan alasan mengapa kau menolak perjodohan yang Appa beri. Appa ingin tahu, apakah alasanmu benar-benar bisa meyakinkanku untuk menyetujuinya atau justru sebaliknya!"

.

.

.

Baekhyun POV

Alasan?

Bukankah keterlaluan jika Appa tidak mengetahui alasan apa dibalik penolakan yang aku beri. Hah..

Setelah sekian lama, seumur hidupku, memerintahku untuk menuruti semua keinginannya. Bahkan untuk kali ini yang melibatkan dengan perasaanku.

Apakah alasan aku merasa terkekang dapat membuatnya berubah pikiran?

Atau alasan aku sudah mempunyai kekasih yang aku cinta juga dapat meluluhkan kekerasan hati Appa yang masih tidak rela jika aku menolak pilihannya?

Aku pikir Appa tidak akan menerima alasan klise seperti itu padahal kenyataannya memang benar-benar nyata. Bahkan setelah beberapa bulan kehilangan diriku pun ia tetap berpegang teguh dengan sifat kaku dan angkuhnya. Tidak bisa dipercaya!

"Alasan apa lagi yang harus aku beri kepada Appa? Apakah Appa tidak sadar jika selama ini aku merasa tersiksa?" Bola mataku berkaca-kaca.

"Apakah selama ini Appa memikirkan perasaanku setitik saja? Apakah Appa peduli jika aku senang ataupun sedih ketika melaksanakan seluruh perintah Appa? Appa selalu berpikir jika semua ini untuk kebaikanku. Padahal aku merasa sebaliknya. Appa pikir kenapa aku bisa kabur dari rumah seperti ini? Dan asal Appa tahu, akulah yang mengajak Chanyeol untuk kabur dari rumah. Bukan dia yang mengajakku." Seringaian pahit tercipta dengan kristal bening meluncur dikedua pipiku.

"B-baekhyun-ah.." Appa tertegun. Tangannya yang berada diatas meja mengepal kuat seperti menggenggam sesuatu dengan keras.

Raut wajahnya terlihat gusar. Aku pikir ia memikirkan semua perkataanku barusan. Keringatnya menetes dipelipis kanannya.

Eomma terlihat menitikkan air matanya dalam diam. Ia sebenarnya tahu, tetapi ia sama sepertiku. Selama ini hanya bisa bungkam dengan keadaan. Menuruti perintah suami adalah tujuan hidupnya kurasa.

"Appa, mungkin saat itu aku tidak menerima perjodohanmu karena aku merasa terkekang. Aku sudah berada dibatas limit. Dan aku sudah merasa lelah dengan semua titah yang kau berikan. Tetapi kali ini aku mempunyai alasan lain.." Aku mengalihkan pandangan berairku kepada Chanyeol yang masih menundukkan pandangannya.

Ku ambil nafas panjang dan menghembuskannya pelan. Mereda kegugupan dari perkataan yang akan terucap setelah ini. Ku alihkan lagi pandanganku menuju wajah Appa dengan tatapan pasti.

"Chanyeol melamarku, Appa. Dan aku menjawab iya. Aku akan menikah dengan Chanyeol dan Appa harus menyetujuinya."
Genggaman tangan kami dibawah meja semakin mengerat.

Kulihat Appa menegang dalam duduknya. Ia terkejut, tentu saja. Begitupun dengan Eomma. Tidak menduga dengan perkataanku barusan.

Chanyeol menatapku dengan matanya yang besar, isyarat dari kegugupannya yang melanda saat ini. Ia menghembuskan nafas berat. Lalu mencoba mengambil nafas, seperti yang aku lakukan baru saja.

RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang