24

4.2K 408 21
                                    

🌹 Happy Reading 🌹

.

.

.

.

.

Bangku salah satu cafe menjadi tumpuan berat badan si gadis dengan balutan dress berwarna hijau tua dengan aksen ukiran bunga dipinggir roknya. Cafe favorit mereka -Baekhyun dan Luhan- menjadi saksi bisu atas semua perbincangan yang pernah terjadi diantara kedua wanita cantik itu.

Xi Luhan, sahabat sekaligus wanita yang ia anggap seperti kakaknya belum juga menampakkan batang hidungnya. Menciptakan kerutan didahi dan cebikkan dibibir si gadis bermata sabit.

"Sudah setengah jam. Tega sekali ia menyuruhku untuk menunggunya selama ini." Gerutu Baekhyun menatap kaca depan jalan dan jam tangannya berulang kali.

KLING

Suara bel pintu terdengar. Baekhyun mengalihkan pandangannya menuju pintu masuk cafe.

"Maafkan aku terlambat, Baekhyunie.." Luhan mendudukkan diri didepan Baekhyun. Meletakkan sebuah undangan berwarna merah maroon dengan ukiran rumit dipinggir berwarna gold.

Baekhyun menatap undangan itu lantas membukanya.

"Wah, kalian bergerak dengan cepat. Kau bahkan mendahului kami, Eonnie."

"Kalian akan menikah di China?"

"Iya, Mama ingin kami mengadakannya disana agar nenek tidak perlu naik pesawat. Kau tahu nenekku sedang sakit kan."

"Bagaimana orang tua Sehun? Mereka menyetujuinya?"

"Tentu saja Baek, apalagi kerabat Sehun banyak yang tinggal disana. Akan lebih praktis jika kami melaksanakan disana juga."

"Kau dan kandunganmu tidak apa-apa melakukan perjalanan jauh?" Baekhyun mengalihkan pandangannya pada perut Luhan yang masih terlihat datar.

"Dokter bilang tidak apa-apa selagi kandunganku masih dalam fase muda. Lagi pula perjalanan dari sini menuju Beijing hanya menempuh waktu sekitar 2 jam saja, Baek-ah."

Baekhyun mengangguk pelan. Ada perasaan haru sekaligus sendu yang ia rasakan. "Kau dan Sehun akan tinggal dimana setelah menikah, Eonnie?"

"Hmm.. Appa Sehun memiliki rumah didaerah Beijing yang tidak berpenghuni. Beliau menyuruh kami untuk menempatinya disana. Sehun juga memutuskan untuk pindah kuliah di Universitas disana sekaligus bekerja di salah satu kantor Appanya. Sedangkan aku memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahku dan fokus membina keluarga kecil kami nantinya. Kau harus sering-sering mengunjungiku, Baek-ah. Pasti aku akan sangat kesepian disana." Mata Luhan berkaca-kaca ketika membayangkannya.

"Aku memang keturunan asli China, tetapi kewarganegaraan serta rumahku berada disini, di Seoul, bersama kalian. Akan sangat menyedihkan ketika aku harus meninggalkan semua yang ada disini." Luhan membaca raut sendu yang ditampilkan Baekhyun saat ini. Baekhyun yang sudah ia anggap seperti saudara kandung sendiri, melengkapi dirinya yang sama-sama seorang anak tunggal.

Baekhyun menitikkan airmata. Berusaha bersikap tegar dengan memasang raut senangnya dan menghapus titik air yang jatuh di pipi.

"Ini semua sudah menjadi jalan hidupmu, Eonnie. Selamat menempuh hidup baru."

"Ya! Kau harusnya berkata seperti itu saat pernikahanku dilaksanakan nanti."

"Arraseo.."

RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang