2 | ALBERIC

207K 11.5K 417
                                    

Jangan lupa vote dan comen
Happy Reading

Entah kenapa gue mulai khawatir sama lo
_Alberic

Pulang sekolah adalah hal yang paling di tunggu oleh semua siswa dan siswi Sma Darmantara. Lena kini tengah merepikan buku-bukunya kedalam tas birunya. Ia menatap ketiga temannya.

"Kalian duluan aja, Lena di jemput abang, Lena juga udah tahu jalan dari sini ke gerbang kok." Lena meyakinkan kedua temannya yang sedari tadi memintanya untuk ke depan gerbang bersama-sama. Bukannya Lena menolak ajakannya, namun ia tidak mau di hari pertama sekolahnya saja sudahmerepotkan orang lain.

"Lo serius?" Manda memastikan keputusan Lena.

Lena mengangguk mantap.

"Yaudah kalau gitu kita duluan ya? Bye Lena," mereka bertiga keluar kelas, membuat Lena sendiri dikelas. Semua murid sudah pergi entah kemana. Lena membuang nafas kasar.

"Bentaran ah." Lena mengambil ponselnya berniat untuk bermain game, tetapi sebuah pesan menggagalkan niatnya itu.

Maaf dek Abang gak bisa jemput. Dosen abang minta abang bikin proposal buat malam ini. Maafin abang ya? Nanti sebagai gantinya abang beliin es cream buat Lena.

-Barca

Lena tersenyum kecil melihat pesan dari abangnya. Ia sangat menyayangi menyayangi abangnya dari segala apapun, Sungguh! Bahkan kedua orang tua Lena yang selalu bekerja keluar kota bahkan luar negeri tidak seperhatian Barca. Jadi dalam hal ini ia tidak boleh egois keoada abangnya.

Gak apa-apa bang. Kalau gitu selalu semangat bang!

-Saylena

Lena mengambil tasnya lalu melangkahkan kakinya keluar kelas. Sekolah sudah sepi, banyak ketakutan yang hinggap di kepala Lena. Seperti apapun itu Lena takut memikirkannya. Lena pun pergi untuk pulang menggunakan kendaraan yang lewat di depan sekolah.

***

"Lawan mereka!" aba-aba dari tim Asgarda pun terdengar nyaring. Seluruh anak Ragonda dan Asgarda menyerang dengan saling memukul satu sama lain tanpa ampun.

Eric yang memang amarahnya sudah dipuncak, memukul lawannya bertubi-tubi seperti kesetanan. Ia melampiaskan seluruh amarahnya kepada ketiga lawannya yang sedari tadi selalu dihajar tanpa ampun olehnya.

Bugghh

Eric memukul perut lawan, dan menendangnya.

Bughh

Eric memukul wajah lawan satunya tepat di rahang bawah lawannya.

Bugghh

Eric memutar tangan lawan terakhirnya lalu memelintirnya. Setela di pelintir Eric mendangnya membuat lawannya terpental.

Eric melihat teman-temannya. Apakah ada yang kewalahan menyerang lawan? Tidak, antara gengnya dan geng lawan semuanya telah seimbang. Hanya saja Asgarda kalah tenaga, gaya aja di gede-gedein tapi tenaga? Buat malu nama geng saja.

Ia pun kembali mencari lawannya yang akan dihajar olehnya. Tenaga Eric masih terlalu banyak, bahkan saat melawan tadi eric hanya terluka di bagian rahang bawah dan sudut bibirnya yang sobek.

Sedangkan di sisi lain Saylena Arganta Maymac, tengah berdiri di depan sekolah untuk menunggu angkutan. Ia berjalan di trotoar berharap ada kendaraan apa saja yang datang menghampirinya. Tak senghaja mata Lena pun melihat pertempuran di lapangan dekat sekolah Sma Darmantara, dengak sekumpulan anak-anak yang memakai seragam dari sekolahnya.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang