52 | ALBERIC

119K 5.4K 1.5K
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Jika dia bukan laki-laki yang baik maka tinggalkan jangan di pertahankan, karena disini yang di pertaruhkan adalah perasaan

-Saylena

"BANGSAT!!" teriak Eric frustasi dengan membanting semua yang ada di nakasnya, kecuali ponselnya karena ia menyimpannya di dekat televisi.

"Kenapa gue harus bilang kayak gitu ke si Lena kenapa?! Bangsat!" Eric terus berteriak hingga Ibunya-Dara menghampiri Eric.

"Astaga, kamu kenapa? Ini kenapa kamar kamu udah kayak kapal pecah?" tanya Dara, tetapi Eric hanya menunduk.

Dara mendekati Eric dan mengusap punggung. "Kamu kenapa? Coba cerita, ada masalah sama siapa? Abang kamu Barca? Atau pacar kamu yang belum kamu kenalin ke Ibu?" tanya Dara beruntun.

"Gak tahu Bu, Eric cuma pusing." Dara hanya tersenyum, mungkin anaknya butuh waktu untuk sendiri.

"Yaudah kamu tidur ya, udah larut banget, besok sekolah. Kalau ada apa-apa panggil Ibu aja oke." Eric mengangguk setelah itu Dara meninggalkan Eric yang masih terduduk di pinggiran ranjanganya.

Eric bangkit dan mengambil ponselnya. Ia mencari kontak Lena.

Lena
Lena please jangan masukin hati kata-kata gue tadi
Lena
-Alberic

Eric baru tahu kalau sekarang tengah malam, mungkin Lena sudah tidur. Tetapi semua perkiraan itu hilang saat Lena membalas pesannya.

Maaf, Lena udah terlanjur sakit hati
-Saylena

Eric mendengus kesal, kenapa sih Lena tidak mau memaafkannya. Kesalahan tadi kan itu tidak di senghaja olehnya. Ingin sekali Eric menyuruh Lena mengatakan, 'iya Lena maafin.' Tetapi itu semua hanya keinginan yang tidak mungkin menjadi nyata.

Kev
Gue mau ngomong sama lo
Besok di tempat balapan yang dulu sering lo datangi
Gak ada penolakan. Kalau lo gak datang pengecut.
Jangan bawa anak geng lo
Gue janji gue gak bakal bawa temen yang lain
-Thio

Eric tampak sedang berfikir, namun kata-kata pengecut dari Thio membuatnya harus berfikir dua kali jika ingin menolaknya, jadi ia memutuskan untuk menerima ajakan Thio.

Oke jam tujuh pagi
Telat sekolah gak masalah
-Alberic

Oke
-Thio

Sedangkan Lena, ia dirumah bersama Bundanya. Ayahnya pergi bekerja ke luar kota, dan sekarang Lena duduk di sofa bersampingan dengan Rina-Bundanya.

"Kamu kenapa? Mata kamu sembab lho," Rina menatap kedua mata Lena yang agak membengkak.

Lena tersenyum tipis. "Ini Bunda, tadi kan di pestanya Caca ada acara peluk-pelukan. Lena kan terharu." Lena tertawa.

"Jangan bohong kamu," ucapan Rina membuat Lena terdiam. "Bilang ke Bunda kamu kenapa?"

Tiba-tiba Lena menangis dan memeluk Bundanya. "Lena sakit Bun, Lena sakit." Rina menatap anaknya khawatir.

"Kamu kenapa coba cerita sama Bunda."

"Pacar Lena pacaran sama Caca. Caca sahabat Lena, terus pacar Lena lebih milih Caca daripada Lena." Rina memeluk anak semata wayangnya erat.

"Udah jangan nangis Bunda mohon sama kamu. Kalau misalkan dia bukan cowok baik-baik tinggalkan jangan di pertahankan, karena disini yang di pertaruhkan adalah perasaan," Lena mengangguk di sela-sela tangisnta.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang