37 | ALBERIC

97.5K 4.6K 279
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Saat Ku pejamkan mata
Aku melihat mata itu. Hatiku terus terasa sakit
Hingga Aku ingin melupakan. Jika ini sebuah mimpi, tolong bangunkan Aku.
Apa kau benar-benar takdirku? Jatuh hati padamu.
Stay with me (Chanyeol × Punch)

Pagi ini Eric terlihat begitu gelisah, ia masih memikirkan pesan semalam, mengapa ia harus membalas cintanya kepada Bianca setelah ia di khianati olehnya? Eric hari ini memutuskan untuk menjemput Lena. Ia ingin yang ada dihati dan fikirannya cuma ada Lena gak ada yang lain.

Eric turun dari kamarnya, tasnya ia sampirkan ke bahu kanannya, bajunya keluar dari celananya sedangkan dasinya tidak ia pakai. Eric pergi ke meja makan, disana ada kedua orang tuanya yang sudah bersiap untuk bekerja.

"Pagi," sapa Eric. Eric duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Pagi juga." Dara terlihat tengah mengoleskan selai kacang ke roti tawar.

Chandra menatap Eric dengan menaikan sebelah alisnya. Eric pun menatap ayahnya dengan mengernyitkan dahinya.

"Lihat kamu sekarang, kayak lihat ayah waktu Sma dulu." Chandra bernostalgia ke masa dimana ia Sma dulu.

"Jamannya Eric sama ayah beda." Eric memakan roti yang di sodorkan Ibunya.

"Hahaha bisa aja,"

Setelah selesai sarapan Eric bangkit dari duduknya dan menyampirkan kembali tasnya. Ia berpamitan kepada ayah dan ibunya. Namun saat ingin bersalaman dengan ibunya, Dara tidak menyodorkan tangannya.

Eric mendongak. "Kenapa?"

"Dasi kamu mana?" tanya Dara tegas.

"Ada di tas, di pakainya nanti aja, Eric mau jemput Lena." Eric menyalami ibunya dan langsung pergi.

"Dasar anak muda," Dara terkekeh.

"Kamu juga pernah muda kali." Chandra pun ikut terkekeh.

×××××

Eric memencet bel rumah Lena. Saat Eric akan membunyikan bel untuk kedua kalinya, pintu terbuka dan menampilkan Lena dengan wajah yang lusuh, Eric terlihat khawatir melihat pacarnya seperti itu.

"Lo kenapa Len?" tanya Eric.

"Lena kurang tidur, Lena stres gara-gara abang keluar negeri gak bilang-bilang." Lena membalas dengan nada yang lesu. "Yaudah cepat berangkat nanti terlambat lagi,"

Lena menarik tangan Eric ke motor yang terparkir di pekarangan rumahnya. Eric masih telihat khawatir namun saat melihat jam yang sebentar lagi waktu bel berbunyi, Eric memutuskan untuk menaiki motornya untuk berangkat sekolah bersama Lena.

Sesampainya di sekolah, suasana sudah begitu ramai oleh murid yang berlalu lalang, banyak pula yang menatap mereka berdua. Eric berfikir untuk apa orang lain susah-susah mencampuri urusan yang memang bukan urusannya? Buat apa? Gak ada gunanya, cuma buang-buang waktu saja.

"Lena lo ke kelas duluan aja, gue mau ke warung belakang dulu." Lena mengangguk. Eric tersenyum dan mengacak rambut Lena.

"Hati-hati ya Eric."

Eric mengangguk dan pergi dengan motornya menuju warung belakang. Kini pikiran Eric terpusat kembali ke kejadian semalam. Apakah Bianca benar-benar akan kembali? Kembali dengan memperbaiki semuanya? Oh tidak, Eric tidak akan mempercayai perempuan itu lagi, tetapi? Hati Eric seakan menolak itu.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang