Jangan lupa vote dan coment
Happy readingUdah lo gak perlu takut, ada gue disini
_Alberic"THIO KELUAR LO!!" suara itu menggema di dalam markas Asgarda, orang yang berteriak itu menatap ke depan dengan tatapan yang nyalang.
Tak lama anggota Asgarda pun keluar dengan senjata masing-masing di tangannya, ada yang bawa balok kayu, ada pula yang membawa pisau lipat, apakah itu semua akan membuat Eric taku? Melihatnya saja tidak membuatnya takut sama sekalj. Ia menatap lawannya dengan tatapan yang sengit, Eric pun maju menantang mereka semua.
Jika terhitung Eric melawan tiga belas anggota Asgarda, sedangkan sedari tadi Eric tidak melibat Thio. "Ketua lo semua mana?! Dasar PENGECUT!" ucap Eric dengan penekanan kata.
"Gue disini," datang seseorang dari dalam markas Asgarda. "Gue gak sepengecut itu kali, yang nangis setelah ditinggal kekasihnya," ejeknya dengan senyum miring.
"BANGSAT!!" Eric tiba-tiba memukul rahang bawah Thio, membuatnya jatuh tersungkur. Ia memukul Thio bertubi-tubi hingga semua anggota Asgarda mengeroyok Eric.
Serasa Eric butuh bantuan anggota Ragonda keluar dari semua sisi persembunyiannya, membuat Eric tersenyum puas. "Lawan anak Asgarda!! Jangan sampai ada yang tersisa!"
Eric kembali memasuki markas Asgarda, disana ia melihat seorang perempuan dengan mulut yang di sumpal oleh salah satu anak Asgarda dengan sebuah saputangan, memang setelah teriakan Eric tadi, perempuan itu terbangun dan terkejut saat mendapati dirinya diikat. Ia pun hampir berteriak, karena Bambang lebih cepat membekap mulutnya. Perempuan itu meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan tangannya. Eric pun mendekatinya dan hendak meninju Bambang, tetapi sebuah pisau menusuk tangan Eric terlebih dahulu, membuat Eric meringis. Ia menoleh melihat Bambang anggota wakil ketua Asgarda dengan amarah yang kian membuncah.
Eric menendang perut Bambang, membuatnya meringis. Tak hanya itu, Eric juga memukul rahang atas dan rahang bawahnya. Eric sekarang seperti kesetanan saat menyerang Bambang, entah kenapa itu terjadi pada dirinya, seperti ada rasa tidak terima saat perempuan itu terluhat tersiksa.
Bambang pun tumbang ke lantai, dengan menahan sakit di tangannya Eric menghampiri Lena, ia membuka ikatan di tangan, kaki dan mulutnya. Lena menangis dengan sejadi-jadinya, dengan refleks ia memeluk erat tubuh Eric, ia menangis di pelukan Eric. Entah dorongan darimana Eric membalas pelukan Lena, ia juga memeluk Lena erat.
"Lena takut," lirihnya.
"Udah lo gak perlu takut, ada gue disini." Eric semakin mempererat pelukannya.
"Lena takut." Ulangnya.
"Gak usah takut,"
Setelah dirasa tangis Lena mereda, Eric melepaskan pelukannya. "Disini gak aman mending sekarang kita keluar," Eric menarik tangan Lena untuk keluar dari markas Asgarda.
Terlihat diluar anggota Asgarda sudah tidak berdaya. Eric pun mengomando anak Ragonda untuk segera meninggalkan markas Asgarda. Lena pun pulang dengan menaiki motor Eric, teman-teman Eric melihatnya dengan tersenyum senang karena perlahan sikap Eric yang dulu hilang kini perlahan kembali datang.
Anggota Ragonda berkumpul di Warbel sedangkan Eric ia pergi mengantarkan Lena.
Eric memacu motornya dengan kecepatan tinggi, itulah kebiasaan yang tidak bisa Eric hindari. Lena dengan refleks memeluk tubuh Eric, membuat Eric mematung sejenak. Sungguh Eric merasakan nyaman saat dipeluk Lena.
"Nama kamu siapa?" tanya Lena pelan.
"Alberic, lo panggil gue Eric aja,"
"Eric makasih, tapi Lena mau turun di cafe depan aja. Lena mau ketemu sama orang disana," cicitnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBERIC
Teen Fiction[SELESAI]✔ 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 Lena senantiasa mengikuti alur kisa cintanya bersama seorang remaja lelaki yang bernama Alberic Kevano Darmantara, ia sudah terlanjur percaya dan cinta kepada Eric. Bahkan sekalipun Eric berbohong...