31 | ALBERIC

96.5K 4.9K 140
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Gue tahu lo kecewa, tapi bisa kan lo gak ngatain gue. Gue sakit, apalagi yang katain gue itu orang yang gue sayang
_Saylena

Lena menangis tak peduli dengan tatapan orang lain, ia sakit sangat sakit dengan kata-kata Eric yang begitu menusuk. Sean menghampiri Lena dan membantunya berdiri, Lena berdiri dan langsung memeluk Sean.

"Sean Lena sakit, hati Lena sakit." Paraunya.

Sean mengelus punggung Lena. "Udah mending sekarang kita pulang aja," Sean mengambil tas kecil Lena dan pergi dari tempat tersebut.

"Lena, Lena, mampus lo. Lo sengsara dan gue bahagia, dasar cewek sok polos." Gumam Lexa dengan senyum kemenangan.

Sedangkan Eric, kini ia ada di kamarnya dengan emosi yang belum mereda.

"Anjing! Bangsat!" Eric kini berada di kamarnya sendiri. Kedua orangtuanya entah kemana, hanya ada asisten rumah tangga dirumahnya.

Eric melempar sebuah jam yang ada di nakasnya hingga tak berbentuk. Eric kini terduduk di pinggiran ranjang dengan pakaian yang sudah acak-acakan.

"Kenapa sih, Lena khianatin gue? Padahal gue cuma minta ke tulusan," gumam Eric.

Sedangkan Lena, dirumahnya ia tak henti-henti menangis. Bukan karena ia alay tetapi kata-kata Eric yang membuat harga dirinya seperti ditiup angin.

Sean sedari tadi menatap Lena khawatir, bahkan ia selalu memeluk Lena agar tangisan Lena mereda. "Sean apa Lena pantas disebut cewek murahan?" lirih Lena masih dengan tangisan.

"Udah Lena, kata-kata cowok lo tadi jangan masukin ke hati. Lo itu cewek baik-baik Lena, please jangan buat gue khawatir, nanti lo jelasin semuanya ke Eric ya." Lena mengangguk dan tersenyum.

"Lena sayang banget sama Eric," gumamnya pelan.

"Iya gue tahu." Sean mengusap kepala Lena.

×××××

"Len mata lo kenapa? Bengkak gitu," tanya Yuka penasaran.

"Lo gak apa-apa kan?" tanya Aice.

"Kalo ada sesuatu cerita aja." Tambah Manda.

"Enggak kok, Lena gak apa-apa." Lena tersenyum.

Ini jam istirahat tetapi Lena dan sahabatnya belum juga kekantin, padahal sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi.

"Btw gue laper kantin kuy!" ajak Yuka.

"Kuy,"

"Eh tapi mata Lena masih kelihatan gak?" tanya Lena.

"Kelihatan jelas malah, kalau lo gak punya mata lo gak bisa lihat cewek secantik gue," Pd Aice.

"Maksud Lena bengkaknya,"

"Udah gak terlalu sekarang mah, cuma merah doang." Manda merangkul bahu Lena. "Kantin yuk!"

Mereka pergi ke kantin dengan perut yang terus berbunyi, mungkin cacing disana tengah konser. Lena tersenyum tatkala Yuka memberi lelucon, walau terkadang lelucon itu tidak lucu. Saat sampai di meja kantin pojok sudah ada Eric dan teman-temannya.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang