46 | ALBERIC

95.3K 4.6K 443
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy reading✔✔

Lo itu pilihan di hidup gue, karena lo gue bisa bahagia, tetapi karena dia gue bisa tertawa. Antara lo atau dia itu pilihan paling rumit bagi gue
_Alberic

Hari ini Lena kembali bersekolah. Rabu pagi ini membuat Lena teringat saat masa indah dimana Eric memintanya untuk menjadi pacarnya. Membayangkannya saja sudah membuat hati Lena lagi-lagi berdebar. Siang ini Lena memutuskan untuk menjemput Eric kekelasnya bukan lagi Eric yang menjeputnya. Lena juga menyiapkan dua buah bekal untuknya dan Eric, Lena ingin menghabiskan waktu berdua di taman belakang dengan Eric.

Kini Lena berada di kelasnya, kelas yang terlihat masih sepi, hanya ada beberapa saja yang masuk pagi cuma sekadar mengisi pekerjaan rumah yang belum terselasaikan. Selama di rumah sakit Lena pun harus mengisi tugas yang di berikan guru lewat email.

"Sepi banget sih," Lena menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri. "Manda sama yang lainnya belum datang sih," gerutu Lena.

Seseorang datang dari arah pintu, wajahnya terlihat kusut. Mereka berdua menghampiri mejanya lalu duduk disini, Lena melihatnya hanya mengernyitkan sebelah alisnya. Kini dipikirannya hanya ada satu pertanyaan 'Kenapa?'

Lena menghampirinya. "Kalian berdua kenapa?" tanya Lena, Manda dan Aice hanya terdiam tetapi setelah itu Manda membuka suaranya.

"Biasa, gara-gara naik angkot ya jadi kayak gini," ucapan Manda masih membuat Lena heran.

"Maksudnya? Lena gak ngerti,"

"Nih Lena yang cantik pinter dan baik sekaligus rajin menabung, di angkot itu desak-desakan apalagi di dalam angkot itu banyak ibu-ibu jaman now, lo tahu sendiri kan sekalinya tuh ibu-ibu teriak udah kayak atap seng. Apalagi tuh si mamang tukang angkotnya keras kepala," penjelasan panjang lebar di lontarkan Aice membuat Lena mengangguk mengerti.

"Terus mamang angkotnya keras kepala kenapa? Kepala kan emang keras gak lembek-lembek amat," perkataan Lena membuat Aice dan Manda menghembuskan nafasnya pelan.

"Heh bodo amat lah, pusing gue ngomong sama lo," gerutu Aice membuat Lena mencebikan bibirnya.

"Lena," panggil seseorang yang kini berdiri di belakang Lena. Lena, Manda dan Aice menoleh, wajah Aice sudah memerah menahan amarah saat melihat kedatangannya.

"Eric? Ada apa?" Lena menoleh tetapi tangannya tiba-tiba di tarik Eric dan membawanya keluar.

"Huh makin hari gue makin kesel sama tuh cowok, kesel gue." Cibir Yuka.

"Sama gue juga," Manda menyetujuinya.

Sedangkan Lena tidak memberontak dan mengikuti kemana Eric menariknya. Mereka ternyata menuju taman belakang sekolah, disana masih sepi karena hari masih pagi. Eric menyuruh Lena untuk duduk disampingnya di sebuah kursi dari kayu yang sudah di sediakan disana.

"Maaf," ucap Eric lembut.

Lena menatap Eric. "Maaf kenapa? Bukannya Eric gak ngelakuin kesalahan apapun sama Lena ya?"

"Bukan itu, tapi gue minta maaf sama lo karena kemarin gue gak bisa jenguk lo." Eric memegang kedua tangan Lena dan sesekali mengusapnya. "Gue minta maaf banget Len," Eric menunduk di hadapan Lena. 'Juga gue minta maaf karena gue pacaran sama Bianca di belakang lo,' batin Eric.

Lena mengusap kepala Eric setelah sebelah tangannya terlepas dari genggaman Eric. "Gue maklumin kok Ric, mungkin lo sibuk sama teman-teman lo." Lena tersenyum membuat Eric ikut tersenyum. Senyum yang membuat jantung Eric berdebar kencang, sama saat ia melihat senyuman Bianca.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang