20 | ALBERIC

129K 5.8K 64
                                    

Di chapter ini terdapat beberapa kata non baku👑👑
Jangan lupa VOTE dan komen🌟
Happy Reading

Entah kenapa gue ngerasa lo itu lebih istimewa dari siapapun termasuk mantan gue sendiri. Lo itu beda di mata gue, beda secara hati. Karena lo mampu buat gue kesetanan jika lo dalam bahaya
__Alberic

Hari ini Eric sudah sampai di warbel, disana semua anggota Ragonda sudah berkumpul begitupun dengan keenam sahabat Eric. Eric mengambil satu batang rokok dan menghisapnya membuat asap-asap berterbangan.

"Kayaknya mood lo bagus Ric," Mike membuka suaranya setelah sekian lama hanya kecanggungan yang terasa.

"Ya Ric ada apa gerangan?" tanya Arie dramatis.

Eric menatap mereka dengan senyum tipisnya. "Kepo lo njing," Eric menoyor kepala Mike dan Arie.

Tetapi suara notifikasi dari ponsel milik Eric berbunyi. Eric cepat-cepat membukanya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan, dan Eric berharap kalau itu Lena. Tetapi nama yang terpampang bukanlah nama Lena tetapi seseorang yang membuat mood bagus Eric hilang seperti dibawa angin.

Lo sekarang datang ke markas gue, disini ada Lena. Dan lo tahu? Dia nangis Ric, nangisin lo karena lo itu cowok brengsek. Lo kesini jangan bawa teman-teman lo atau Lena lo terluka.
_Thio

Rahang Eric mengeras saat nama seseorang yang ia cintai sedang dalam bahaya. Para anggota Ragonda yang melihat perubahan Eric langsung mengernyit aneh dan bingung. Terlebih wajah Eric kini memerah, tangannya mengepal menampilkan urat-uratnya. Eric mengambil kunci motor yang ada diatas meja.

Eric menghampiri motornya dan menaikinya, deru mesin bergitu terdengar jelas sebelum Eric berlalu entah kemana.

"Eric kenapa?" tanya Jo.

Farel mengangkat bahunya tidak tahu. "Lebih baik ikuti dia aja." Usul Farel.

"Tapi dia mau kemana?" tanya Frans. "Gua aja gak tahu,"

"Gua lihat chattan dia dengan seseorang, biasa ngintip. Gua baca satu kalimat, disitu ada kata markas Asgarda. Berarti besar kemungkinan Eric ada disana." Mike membuka suara membuat semuanya mengangguk menyetujui.

"Nah sekarang kita susulin Eric, tapi diam-diam. Gua yakin ada sesuatu nih." Tambah Deval.

"Iya. Woi lo semua tunggu disini, kita mau otw nyamperin bos Eric!" teriak Arie.

Mereka berenam menaiki motor masing-masing dan melajukannya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Eric kini sudah berada di depan markas Asgarda, mau tak mau ia harus masuk demi menyelamatkan Lena-nya. Eric masuk dengan langkah pasti, saat di ruangan pertama kali ia masuki. Ruangan dimana ia bertemu untuk pertama kalinya dengan Lena. Disana ada Bambang, anak geng Asgarda.

"Mana Lena gue!" teriak Eric memenuhi ruangan yang kini ia pijaki.

"Lena lo? Hahaha ternyata lo posesif juga ya sama pacar lo. Apa dulu lo posesif juga sama mantan lo?!" Bambang menampilkan senyuman mengejeknya. "Gak mungkin posesif'lah orang pacar lo berani selingkuh di belakang lo,"

"Diam anjing!" desis Eric.

"Selow gue Bambang bukan anjing. Lo harus tahu itu, bahkan anak tk lebih pinter dari lo. Alberic," ucapan Bambang terasa seperti ejekan bagi Eric.

Eric maju satu langkah dan memberikan bogeman mentah kepada Bambang. Bambang tidak membalas sama sekali. "Mana Lena gue, Anjing!" kini amarah Eric sudah ada di puncaknya.

Prok! Prok! Prok!

Suara tepuk tangan membuat Eric melepaskan cengkaramannya dari Bambang dan mencari asal sumber suara itu. Matanya memicing kala menemukan siapa yang tadi bertepuk tangan. Ia memasang smirk-nya, walaupun itu tidak membuat Eric takut sama sekali.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang