5 | ALBERIC

188K 10.8K 617
                                    

Jangan lupa vote dan coment
Happy reading

Motor yang ditumpangi Eric berhenti di sebuah cafe. Oh Lena mengingat sesuatu kalau tempat ini adalah tempat dimana ia berbohong kepada Eric saat kemarin. Cafe kelopak.

Lena turun dari motor yang ditumpanginya, ia menatap Eric heran. "Eric laper?" akhirnya dengan sedikit keberanian Lena bertanya kepada Eric.

"Iya gue laper, lo temenin gue makan. Yuk masuk!" Eric merangkul Lena, membuat Lena tidak bisa apa-apa.

Eric mencari tempat duduk yang kosong. Pandangannya beredar mencari tempat duduk, Eric pun tersenyum kecil, ia menarik tangan Lena. Dan sampailah mereka di tempat duduk paling pojok.

Eric memanggil pelayan dengan melambaikan tangannya. "Mau pesan apa?" tanya seorang pelayan dengan ramah. Matanya tak henti menatap Eric dengan pandangan kagum.

"Lo mau apa?" tanya Eric.

"Es krim aja rasa strawberry," ucap Lena pelan.

"Es krim strawberry satu, kentang goreng satu sama jus alpukat satu," pesan Eric kepada sang pelayan. Pelayan pun pergi menibggalkan mereka berdua.

"Len," panggil Eric.

Lena mendongkak menatap manik mata Eric. Mereka berdua sempat terdiam dengan saling menatap satu sama lain. Eric pun memalingkan wajahnya.

"Lo murid baru?" pertanyaan konyol yang tiba-tiba meluncur dari mulut Eric.

'Anjirr kenapa gue harus nanya kayak gitu segala, malu kan gue.' Gerutu Eric dalam hati.

"Iya Lena murid baru, emang kenapa?" kini Lena memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan Eric.

"Oh enggak cuma nanya," setelah itu keadaan hening kembali.

Tak lama pesanan mereka pun datang, pelayan tadi meletakan pesanannya ke atas meja. Pelayan pun pamit dengan mengucapkan 'selamat menikmati'.

Lena pun memakan es krim, ia lupa dengan segala hal jika sudah menyangkut dengan es krim. Bukan berarti Lena amnesia ya.

Lena mendongkak. "Kak Eric!" panggil Lena.

"Hmm," Eric menjawab dengan gumaman.

"Kak Eric kenapa ajak Lena kesini?" tanya Lena.

"Enggak, sebenarnya gue mau ngomong sesuatu ke elo." Eric menatap manik mata Lena. Ia tersenyum. "Nanti aja deh, besok hari apa?" lanjut Eric.

"Rabu, emang kenapa?" bingung Lena, kenapa dengan tiba-tiba Eric menanyakan nama-nama hari.

"Gak apa-apa. Lo punya abang?" tanya Eric.

'Anjir kenapa pertanyaan gue absurd semua, bangsat emang nih mulut.' Eric menggerutu lagi di dalam hatinya.

"Punya, kalau Kak Eric?"

'Syukurlah si Lena nggak sadar sama pertanyaan gue yang nggak nyambung,'

"Jangan panggil gua pake embel-embel kak, berasa tua," jujur Eric cengengesan.

Lena terkekeh pelan, ia kembali menyantap es krimnya. Ia tidak menghiraukan Eric yang sedari tadi menatapnya intens. "Kak Eric punya kakak," tanya Lena kedua kalinya.

"Hmm, punya laki-laki itu juga kata bokap gua. Tapi gua gak tahu sekarang kakak gua dimana, kecuali orang tua gue." Jelasnya dengan suara lirih.

"Maaf kak," cicit Lena.

"Buat?"

"Ya itu Lena minta maaf karena Lena, udah ngingetin Eric ke masa lalu." Lena menunduk menatap mangkuk es krim yang isinya telah habis. Ia menunduk bukan takut atau apapun kepada Eric, tetapi ia menunduk karena ia masih lapar ia masih ingin memakan es krim lagi.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang