25 | ALBERIC

113K 5.7K 77
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Aku hanya sedikit takut, karena aku bertemu cahaya pertamaku, cinta sejati adalah kesabaran, untuk menunggumu lagi untukku.

Peterpan

Crude_play

Pagi ini setelah menginap di rumah Aice, Lena di jemput oleh abangnya jam 5 pagi karena ia harus sekolah. Barca tampak terdiam sedangkan Lena dengan rasa kantuknya yang telah hilang menatap Barca bingung.

"Abang kenapa?" tanya Lena, peka.

'Nih bocah satu peka amat sama gue. Coba gue punya pacar kayak dia, hush diam Barca sebelum pacarnya mutilasi lo,' batinnya.

"Ehm Lena Abang mau tanya sesuatu,"

"Apa?" Lena menaikan sebelah alisnya.

"Kalau abang tinggalin Lena gimana?" tanya Barca hati-hati.

"Tinggalin gimana?" Lena tambah bingung dengan pertanyaan Barca.

Barca menggaruk tengkuknya. "Ehm gak jadi,"

Mereka melajukan mobilnya hingga sampai di depan rumah keluarga Arganta. Terlihat Lena yang memejamkan matanya.

"Lena bangun, Lena harus sekolah,"

Eugh

Mata Lena terbuka perlahan, menatap Barca. "Udah nyampe ya? Yaudah Lena siap-siap dulu,"

Lena turun dari mobilnya dan memasuki rumahnya.

×××××

"Apaan dah gak ada kerjaan tuh anak," kesal seorang perempuan yang duduk di belakang Lena dan Yuka.

"Si Mike suka kali sama lo," tebak Yuka. "Kayak teror aja si Mike malam malam telepon lu berapa kali? Gue lupa,"

"Ada sepuluh kali terus yang gue angkat cuma sekali, hehehe." Aice cengegesan mengingat kejadian semalam.

"Yaudah setelah ini lo tinggal siapin Pj aja buat kita-kita. Gak kaya si Lena waktu itu gak ngasih Pj, masa cuma Eric aja yang ngasih kita Pj." Cerocos Yuka.

Lena yang merasa terpanggil menatap Yuka. "Kenapa?" tanya Lena dengan tampang polos.

"Tau ah,"

Lima menit lagi bel berbunyi dan seseorang datang dari arah pintu menghampiri mereka berempat membuat kelas ini langsung terdiam. Ia tersenyum dan mengacak rambut Lena.

"Lo udah sarapan?" tanyanya.

"Eh Alta, Lena kira Eric yang datang." Lena menjauhkan rambutnya dari tangan Nial. Membuat Nial mematapnya heran.

"Kenapa? Lo gak seperti biasanya," Nial hendak mengusap pipi Lena namun dengan cepat Lena menjauhkannya.

"Kata Eric, Lena gak boleh deket sama cowok lain kecuali keluarga Lena, guru sekolah, sama Eric," jelas Lena membuat ketiga sahabat Lena tersenyum puas.

"Tapi kan gue udah anggap lo sebagai saudara ya jadi gak apa-apa kan gue peluk lo kek apa kek," Nial mendekat dan hendak memeluk Lena namun sebuah tangan terlebih dulu menarik kerah seragam Nial.

"Jangan sentuh cewek gue, anjing!" desis Eric, ia memberi satu bogeman pada perut Nial membuatnya terbatuk.

"Udah Eric, mendingan kita kekantin Lena belum sarapan," Lena menarik tangan Eric dan pergi ke kantin untuk sarapan.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang