Never Be The Same (Tae x Jen)[Completed ✔️]

11.

BUGGGGGG

"Astaga!! Apa yang kau lakukan" teriak beberapa orang yang ada di ruangan tersebut.

Seperti orang kesetanan Taehyung tak memperdulikan beberapa orang di ruangan itu yang berusaha menariknya menjauh dari seorang pemuda yang kini sudah terbaring di lantai dengan bibir yang mulai mengeluarkan darah. Taehyung tak perduli jika orang ini akan mati nantinya, yang ia tau saat ini ia harus melampiaskan amarahnya.

"Astaga, Taehyung berhenti atau kami akan memanggil polisi" ancam seorang wanita paruh baya yang berdiri tak jauh darinya.

Taehyung merasa tubuhnya ditarik kebelakang oleh beberapa orang, membuatnya sedikit menjauh dari pemuda itu, Taehyung meronta sekuat tenaga berusaha agar tangannya lepas dari tarikan beberapa orang tadi, tapi ia kalah tubuhnya mulai ditarik sedikit menjauh. Tak bisa lagi meninju orang didepannya dengan tangan, Taehyung yang sudah di tarik menjauh bahkan menyempatkan diri untuk menendang perut pemuda tadi sehingga pemuda itu kembali merintih kesakitan.

PLAAAAK

"Kim Taehyung!! Apa yang kau lakukan pada anakku" perempuan paruh baya tadi menampar pipi Taehyung keras.

"Apa yang terjadi Taehyung. Kenapa kau memukulinya seperti ini" pandangan Taehyung teralih pada pria yang merupakan suami dari wanita paruh baya tadi. Wanita paruh baya itu tak lain adalah bibinya, adik dari ayah Taehyung.

"Coba kalian tanya pada anak kalian ini apa yang sudah ia dan temannya lakukan tujuh tahun lalu" ujar Taehyung penuh emosi.

Bibi dan pamann Taehyung saling bertatapan satu sama lain, begitupun dengan seorang pria yang Taehyung kenal sebagai pak Chen orang kepercayaan pamannya. Taehyung yakin mereka saat ini sedang kebingungan. Pandangan Taehyung teralih pada pemuda yang tadi ia pukuli, wajah pemuda itu tampak sedikit gelisah, mungkin ia tahu apa yang sekarang Taehyung maksud.

"Apa maksudmu ini? Tolong bicara dengan jelas" kilatan kemarahan tampak jelas di mata bibi Taehyung.

Tentu saja bibinya marah, seorang ibu mana yang tak akan marah jika anaknya menjadi sasaran tinju oleh orang lain. Terlebih lagi oleh keponakannya sendiri, dan ia tidak tahu apa penyebab keponakannya meninju anak semata wayangnya itu.

"Anak yang selama ini bibi banggakan itu tak lebih dari seorang bajingan! Dia dan temannya memperkosa seorang gadis saat masih SMP" amarah kembali menguasai diri Taehyung.

"Hei Kim Taehyung! Jaga ucapanmu" sekarang giliran pamannya yang tak terima anaknya dituduh seperti itu.

"Coba paman tanya sendiri pada anak paman ini. Apakah dia mengenal Jennie Kim"

"Kim Ten, apakah kau mengenal Jennie Kim?" Tanya sang ibu pada pemuda yang tak lain adalah Ten.

Ten nampak gugup, ia memandang kekiri dan ke kanan mencoba mencari sesuatu yang bisa mengalihkan percakapan ini. Sekitar satu menit Ten mencoba merangkai jawaban untuk pertanyaan mudah seperti itu, tapi rasanya ia tidak bisa menumukan jawaban apa-apa.

"Kim Ten jawab ibu. Kau mengenal Jennie Kim?" Ulang sang ibu dengan nada meninggi.

"I.. iya aku me..mengenal Jennie Bu" jawab Ten terbata-bata.

"Cihhhh" Taehyung bedecih mendengar jawaban Ten, salah satu sudut bibirnya naik keatas menimbulkan sebuah seringaian menakutkan.

"Kau dan temanmu Taeyong memperkosa Jennie kan? Kemudian temanmu itu pindah sekolah dan kau merengek-rengek ingin pindah sekolah juga karena kau takut ketahuan" Taehyung menarik kesimpulan dari seluruh ingatannya selama ini.

Dulu saat masih SMP Ten sempat tinggal di rumah Taehyung karena orang tuanya yang tinggal di provinsi berbeda. Saat itu, semua baik-baik saja, tidak ada yang salah di sekolah Ten. Hingga pada suatu hari ia ingat Ten memujuk kedua orang tua Taehyung agar ia pindah sekolah dan ikut dengan ayah dan ibunya. Awalnya keluarga Taehyung merasa keberatan karena mereka sudah menganggap Ten sebagai anak sendiri, tapi sebulan setelah itu Ten akhirnya dipindahkan sesuai permintaannya oleh orang tua Taehyung karena Ten tak ingin sekolah lagi jika tidak tinggal bersama orang tuanya. Setelah kejadian itu ia tidak pernah bertemu Ten lagi sampai dua tahun lalu Ten dan keluarganya kembali ke kotanya.