Kevlar

16.1K 823 10
                                    

Laki-laki itu menatap gerbang tinggi yang sekarang sudah tertutup rapat lalu beralih melihat jam tangannya, pukul 8 lewat 25. Ia kembali menutup kaca helmnya, melajukan motornya menjauhi gerbang utama sekolahnya. Sesampainya di tempat yang dituju, ia melepas helm sembari tersenyum lebar menatap wanita paruh baya yang sedang menatapnya dengan kedua tangan ia letakan di pinggang.

"Haduh Den, setiap hari terlambat, ngapain aja sih?"

"Biasa Bu, bisnis."

Ia melompat ke atas pohon lalu melewati tembok pembatas sekolah dengan gampangnya. Takut ada yang melihat, ia cepat-cepat berlari menuju kelasnya. Di sana sudah terlihat Bu Murni sudah menjelaskan pelajaran yang menjadi daftar dongeng di hidupnya.

"Ita," ucapnya sepelan mungkin.

Dan untungnya Ita yang duduk di dekat jendela itu tidak berteriak karna kaget. Ita yang mengerti kode dari laki-laki itu langsung mengambil tas yang diberikan padanya lalu mengoper tas itu hingga sampai di kursi kosong di samping Aji, laki-laki yang kini sedang menatap heran teman bangkunya yang kini sedang tersenyum lebar kepadanya dengan ibu jari dan jari telunjuk disatukan berbentuk love. Sebelum masuk ke dalam kelas, wajah menahan sakit dengan tangan kanan di perut sudah terpasang sempurna.

"Kevlar Liandra! Darimana saja kamu?"

"UKS Bu, perut saya daritadi pagi sakit banget."

Bu Murni yang awalnya tidak percaya pun akhirnya percaya karna raut wajah Kevlar dan tidak ada tas yang menyampir di bahunya.

"Lalu kenapa kamu kembali ke kelas?"

"Saya kan, mau belajar Bu, memangnya nggak boleh?"

"Nggak usah, nanti kamu pingsan kayak dulu repot urusannya. Sekarang kamu kembali ke UKS."

Kevlar mengangguk semangat lalu keluar dari kelas setelah mengecup telapak tangannya lalu meniup kecupan itu ke arah Aji. Kevlar dengan santainya berjalan menuju kantin, memesan nasi goreng kesukaannya untuk menu sarapannya. Dari ujung kantin, suara Gea dan teman-temannya menarik perhatian Kevlar. Melihat Gea sedang memakai baju olahraga dan rambut diikat satu membuat Kevlar tersenyum tipis. Apalagi saat Gea tersenyum tanpa beban.

Jujur, Kevlar rindu senyum itu, senyum yang dulu hanya untuknya. Namun sekarang, menatapnya saja Gea tidak sudi lagi.

-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang