00:10

9.7K 714 11
                                    

Kedua bola mata coklat itu terbuka, mengerjap pelan. Matanya menatap jam yang berada di nakas samping ranjangnya. Pukul 6 lewat 15, Gea beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi lalu menuruni tangga. Perempuan itu berdiri di ambang pintu kamar, di sana terlihat Kevlar sedang tertidur dengan damai. Tanpa sadar, Gea menghampiri Kevlar, duduk di lantai dengan mata yang terpaku pada wajah laki-laki itu. Jari telunjuknya terulur mengusap garis wajah Kevlar, membuat laki-laki itu terganggu dan menggeliat kecil.

Gea berdiri panik, takut Kevlar terbangun dan menangkapnya basah seperti kemarin. Ia berjalan menuju dapur lalu membuka lemari makanan, melihat apa saja yang bisa ia makan pagi ini. Hanya ada roti, telur dan sosis. Gea mengangkat bahunya sebentar lalu memasaknya. Setelah selesai, Gea mengambil gelas lalu mengisinya dengan air putih dan meneguknya. Dari pintu dapur, Kevlar datang dengan lap-top di tangannya.

Kevlar menaruh lap-top itu di hadapan Gea. "Hati-hati, keyboardnya agak macet, trus airnya masuk ke layar, jadi kayak ada bercak hitam di ujung kanan atas."

Dengan mata yang berbinar Gea menyalakan lap-topnya, dan menyala! Semua berkas atau fotonya pun tak ada sama sekali yang hilang. Gea tersenyum lebar.

"Makasih Kev."

Gea menatap Kevlar yang sedang menatapnya dengan senyuman tipisnya, hal itu membuat Gea salah tingkah dan kembali menatap lap-topnya. Pipinya seperti kepiting rebus sekarang. Saat ingin mengambil gelasnya tadi, tangan Kevlar lebih dulu mengambilnya, dan meneguk air itu hingga habis. Gea hanya bisa membulatkan matanya sempurna.

"Itu gelas gue!"

Tanpa mau membalas Gea, Kevlar menarik piring yang sedari tadi membuat cacing di perutnya mengamuk.

"Cuma satu?"

Gea mengangguk. "Makan aja."

"Terus lo?"

"Gue udah, tadi malem."

"Kenapa nggak buat 2?"

"Sisa itu. Udah sih makan aja, jangan berisik."

Kevlar menghembuskan nafasnya kasar, sifat aslinya keluar lagi. Dengan tenang dan sesekali melirik Gea yang sedang berkutat dengan lap-topnya, Kevlar menghabiskan sarapannya. Pukul 9 pagi, Gea mematikan lap-topnya dan beranjak ke kamarnya, mandi dan ganti baju.

"Mau kemana?"

"Belanja bulanan."

"Sama gue, ya?"

"Gue bisa sendiri."

Mobil Gea keluar dari parkiran yang diikuti oleh motor Kevlar. Laki-laki itu mengikuti kemana pun perginya Gea. Hingga mobil itu benar-benar berhenti di supermarket yang lumayan besar, Kevlar mengekori Gea di belakang. Tanpa bicara banyak, Kevlar hanya menjaga Gea dari belakang, menatap punggung perempuan itu. Setelah membayar semua belanjaannya, Gea mengangkat dua tas besar di tangan kanan dan kirinya. Dengan cepat Kevlar mengambil alih belanjaan itu dan menaruhnya ke dalam mobil.

"Hati-hati," ucap Kevlar sembari mengusap dua kali dahi Gea.

Gea hanya menatap Kevlar malas lalu kembali melajukan mobilnya pulang ke rumah. Saat turun dari mobil, Gea mengernyit bingung saat motor Kevlar tak mengikuti di belakang. Sedangkan di sisi lain, setelah meyakinkan Gea selamat sampai di rumah, ia melajukan motornya menuju gedung tua.

• • •

Pukul 11 malam dan Kevlar belum juga kembali. Gea yang biasa sendiri di rumah hanya menghembuskan nafasnya kasar lalu beranjak ke kamarnya, ingin kembali merevisi proposal yang ia buat. Jendela kamarnya ia biarkan terbuka, angin malam berhembus membuat Gea kedinginan. Apalagi saat ini ia hanya memakai gaun tidur tanpa lengan dan selutut. Setelah benar-benar kedinginan, Gea menutup jendela kamarnya, sebelum itu, Gea melihat bayangan motor Kevlar memasuki halaman rumahnya.

Gea berlari menuruni tangga, membukakan pintu untuk Kevlar. "Berantem dimana lagi lo?!"

Emosi Gea memuncak saat mendapati wajah Kevlar yang tidak bisa dijelaskan lagi. Ujung bibir, dahi dan hidung semuanya berdarah.

Tanpa menjawab Kevlar duduk di sofa ruang keluarga, menatap lukanya lewat ponselnya. Sedangkan Gea sibuk mencari kotak obatnya. Ia mulai mengobati luka Kevlar tanpa banyak bicara. Gea tidak perduli Kevlar berkelahi dimana, dengan siapa dan karna masalah apa, intinya ia khawatir.

"Ge, gue mau tanya satu hal."

Gea hanya melirik sekilas mata Kevlar lalu kembali mengobati wajah laki-laki itu.

"Lo sayang nggak sih sama gue?"

-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang