00:25

7.7K 595 20
                                    

Setelah selesai mengikat tali sepatunya, Gea beranjak dari tempatnya dengan tas jinjing di tangan kanannya. Kevlar yang awalnya ingin mengambil tas itu, ditarik kembali oleh Gea.

"Lo pulang sama gue, Ge."

"Siapa bilang? Gue udah pesen taksi online lo pulang sendiri sana."

Gea pun meninggalkan Kevlar sendirian. Sesampainya di rumah, mobilnya yang dibawa oleh Kevlar sudah terparkir sempurna di garasi. Ia memasuki rumahnya, melewati Kevlar yang sedang berbaring di sofa ruang keluarga sembari memainkan ponselnya.

Kevlar menatap punggung Gea dari tempatnya. Ia rindu bisa memeluk tubuh itu lagi.

• • •

Setelah 2 hari libur, Gea hari ini kembali ke sekolah, seperti biasa, menolak sarapan yang sudah dibuatkan oleh Kevlar dan menaiki ojek online saat Kevlar menawarkan berangkat bersama. Itu yang selama ini Gea lakukan kepada laki-laki itu. Tapi begitulah, sebenarnya ia tak enak melakukan hal ini, namun Kevlar seperti mengejeknya bahwa perlakuan Gea selama ini hanya tai kuku baginya. Sering Gea memperlakukan Kevlar layaknya sampah, tapi laki-laki itu tetap saja bertahan, membujuknya supaya keadaan mereka berdua kembali baik-baik saja.

Saat sedang bercermin, memandangi tubuhnya tanpa penutup apapun, hati Gea selalu teriris tentang kejadian itu dan tentang ia memperlakukan Kevlar. Sebetulnya, ia tak tega melakukan hal ini pada Kevlar, tapi masa lalunya yang menyadarkannya bahwa Kevlar tak sebaik kelihatannya.

Pernah satu kali Gea ingin berdamai dengan Kevlar, menerima laki-laki itu di kehidupannya. Namun lagi-lagi Kevlar membuat kepercayaannya hancur, menamparnya kembali ke masa lalu bahwa Kevlar tetaplah Kevlar.

Dan sekarang, Gea sedang menatap laki-laki itu dari lantai 3 kelasnya, dengan tatapan seperti dulu, benci. Sedangkan Kevlar menatap Gea dengan senyuman tipis.

Pukul 9 malam, Gea baru keluar dari ruang OSIS di kursi depan ada Kevlar yang menunggu. Yudha bilang tadi Kevlar menunggunya sedari pulang sekolah tanpa beranjak kemana pun. Tapi Gea sudah membekukan hatinya sebelum keluar dari ruangan itu.

"Ge, gue–"

Gea melewati Kevlar begitu saja, dan langsung mendatangi ojek online yang sudah ia pesan lalu pulang tanpa melirik sedikit pun Kevlar.

"Anter lo pulang," lanjut Kevlar setelah Gea menghilang dari pandangannya.

• • •

"Ge, libur UAS ke Bogor jenguk Mamah kuy?"

Gea yang sedang berkutat di meja belajarnya langsung berbalik, menatap Kevlar yang sedang berbaring santai di ranjangnya. Saat matanya dan mata Kevlar bertemu, Gea memejamkan matanya erat sembari menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Kevlar yang mengerti reaksi Gea langsung beranjak dari ranjang itu, duduk di sofa samping lemari baju Gea.

"Ge, pernah nggak sih, lo ngebayangin kita yang dulu sama kita yang sekarang?"

Kevlar menatap punggung Gea. "Beda banget ya? Dulu kita pengen banget sama-sama, saat udah sama-sama lo malah pengen kita pisah."

"Gue sayang Ge, sama lo. Itu yang ngebuat gue bertahan sampe sejauh ini. Lo pernah mikir nggak sih kalo kita baik-baik aja sekarang? Kita pasti jadi orang yang paling bahagia di dunia ini."

Gea memejamkan matanya erat, menahan air mata yang siap keluar kapan saja. Dadanya kembali sakit, tanpa sadar Kevlar mulai mengungkit luka lamanya.

"Coba aja dulu gue nggak ngelakuin–"

"Kev, keluar dari kamar gue."

Kevlar langsung bungkam ketika suara Gea berubah dari biasanya, bahunya naik turun menandakan perempuan itu menangis.

"Ge gue nggak maksud."

"Kev, gue mohon, keluar."

Kevlar beranjak dari sofa tadi, keluar dari kamar Gea dan menutup pintu itu pelan. Baru beberapa langkah dari pintu kamar Gea, dari luar Kevlar bisa mendengar Gea mengunci pintunya lalu menangis sesegukan di balik pintu itu. Lagi-lagi Kevlar membuat Gea menangis, entah sudah yang ke berapa kalinya, Gea menangis dalam diam. Dan sekali lagi, Gea tak pernah menceritakan semuanya pada siapa pun, baik itu orang tuanya ataupun teman dekatnya.

Bodoh, Kevlar mengerutuki dirinya sendiri. Ia sangka Gea akan mengeluarkan semuanya yang ia simpan sendiri tentang dirinya, namun kenyataannya berbanding terbalik, Gea malah mengusirnya dan lebih memilih kembali menyimpan semuanya sendiri.

Sudah setengah jam lamanya, Kevlar duduk di balik pintu kamar Gea, mendengar isak tangis Gea yang terdengar pelan dengan dada yang sesak.

-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang