"Iya gue tau lo capek. Maafin gue. Kasih gue kesempatan sekali lagi, setelah itu lo bisa benar-benar pergi dari kehidupan gue."
Kaki Gea lemas, tubuhnya ambruk di depan pintu kamarnya, kedua tangannya ia gunakan untuk mengusap air matanya sendiri. Ia benci, 1 bulan terlewati dan semuanya sia-sia. Tetap saja saat melihat wajah Kevlar hatinya kembali ke posisi itu. Posisi yang membuat Gea tak bisa berbuat apa-apa. Gea mendonggak, menatap mata Kevlar dalam. Sial, menatap mata Kevlar membuatnya jatuh lebih dalam setiap detiknya.
Gea memeluk tubuh itu. "Gue kangen sama lo."
Dan Kevlar membalas pelukan itu, menenggelamkan wajahnya di cekuk leher Gea, menghirup aroma perempuannya dalam-dalam. Benar kata Hilman, perempuannya adalah perempuan terhebat yang datang di hidupnya.
Di sisi lain, Rio yang baru saja keluar dari lift, tersenyum tipis menatap Gea dan Kevlar di sana.
• • •
Karna Gea bilang ia membutuhkan Bundanya, Kevlar membawa Gea ke rumah kedua orang tuanya. Tak banyak yang berubah dari Gea, Gea tetap seperti dulu. Sesampainya di rumah, Gea langsung memasuki rumah itu, mencari keberadaan Bunda Kevlar. Dari lantai dua, suara Bunda Kevlar terdengar membuat Gea menatap perempuan paruh baya itu dengan tatapan sendu.
"Gea?"
Air mata Bunda Kevlar jatuh, begitupun Gea sendiri. "Ya ampun sayang, kamu kemana aja? Kami semua khawatir sama kamu."
Gea tak menjawab, ia menangis tersedu-sedu di pelukan Bunda Kevlar. Di sisi lain, Hilman menatap Gea tak percaya. Perempuan itu masih saja menerima Kevlar di kehidupannya padahal Kevlar sudah melakukan hal sejauh itu. Hilman mengode Kevlar untuk mengikutinya ke teras belakang. Kevlar duduk di samping Hilman yang sedang menatap kolam renang di hadapannya. Hening, Kevlar menunduk masih menyesali perbuatannya.
"Setelah Gea kembali, kamu masih mau buat kesalahan yang sama?"
"Nggak Yah."
"Gea berkali-kali maafin kamu bukan menyuruh kamu untuk mengulangi kesalahan yang sama. Karna dia sayang sama kamu. Ayah heran kenapa Gea masih bisa nerima kamu setelah ini semua. Ayah tau, Gea sakit, hari-hari Gea setiap harinya pasti berat selalu ada beban di pundaknya setelah kejadian malam itu."
"Walaupun dia mencintai kamu sedalam Ayah mencintai Bunda, kamu tak berhak menyakiti Gea berulang kali seperti ini. Jujur Ayah selaku pimpinan keluarga, jika ada yang melakukan hal seperti itu pada anak Ayah nantinya, Ayah tidak akan tanggung-tanggung untuk bunuh orang itu," lanjut Hilman.
Ia meresap teh panasnya. "Pasti Satria juga akan melakukan hal yang sama. Apalagi dia tau kamu menendang perut anaknya untuk mengugurkan kandungan itu. Tapi kenapa Satria tidak berani menyentuhmu? Bukan, bukan karna Ayah atau Bunda. Tapi karna Gea yang mengancam Papanya sendiri bila Satria menyentuh kamu."
Hilman melirik Kevlar dari ekor matanya. "Ayah bangga sama Gea. Dia bisa bertahan sama kamu sedangkan kamu sebajingan ini sama dia."
Hilman bangkit dari duduknya, menyuruh Kevlar ikut berdiri. "Temenin Ayah ketemu sama Gea."
Kevlar mengikuti Hilman di belakang, matanya memperhatikan respon Gea saat melihat Hilman. Perempuan itu tersenyum tipis sembari menyalimi Hilman sopan. Sebenarnya, Gea lebih terbuka pada Hilman daripada Bunda Kevlar sendiri. Karena dulu kalau ada apa-apa Gea selalu cerita pada Abangnya. Namun saat kecelakaan itu terjadi Gea jadi anak yang pendiam dan lebih memilih menyimpan semuanya sendiri.
"Maafin Kevlar, Ge."
"Iya Yah, Gea udah maafin."
Hilman mengajak Bunda Kevlar untuk menjemput Fiola, memberi ruang untuk Gea dan Kevlar berdua. Gea mengusap sisa air matanya menatap Kevlar dengan senyum tipisnya. Sedangkan Kevlar mengusap dua kali dahi Gea sebelum membawa barang-barang Gea ke kamar perempuan itu.
Setelah merapikan barang-barangnya Gea mendatangi Kevlar yang sedang memainkan Gitar di pangkuannya. Gea tersenyum lalu menghampiri laki-laki itu, duduk di hadapannya. Menunggu Kevlar menyanyikan lagu untuknya. Kevlar tersenyum lebar melihat Gea tersenyum seperti ini, melupakan semua yang sudah lewat. Kevlar seperti orang yang paling beruntung di dunia ini bisa menemukan perempuan seperti Gea. Kevlar mulai memetik gitarnya.
"Fly me to the moon. Let me play among the stars. Let me see what spring is like. On a-Jupiter and Mars. In other words, hold my hand. In other words, baby, kiss me."
Kevlar melirik Gea sebentar lalu kembali fokus pada gitarnya. "Fill my heart with song. And let me sing for ever more. You are all I long for. All I worship and adore. In other words, please be true. In other words, I love you."
Kevlar menatap Gea dengan senyumannya. "Fill my heart with song. Let me sing for ever more. You are all I long for. All I worship and adore. In other words, please be true. In other words, in other words
I love–"Kevlar menyentuh ujung hidung Gea. "You."
Gea tersenyum geli. Teriakan dari arah pintu kamar membuat mereka berdua mengalihkan pandangannya. Di sana Fiola berdiri dengan seragam sekolahnya menangis sesegukan sembari memanggil-memanggil nama Gea. Pastinya, Gea terkejut, Fiola baru sampai di rumah langsung berlari ke kamar Kevlar, memanggil namanya sembari menangis.
"Hey, kok Fiola nangis?"
Gea mengangkat Fiola, menggendong gadis kecil itu. Fiola mengusap-usap kedua matanya. "Kata Bang Kevlar Kak Gea nggak akan ke sini lagi. Fiola nggak akan ketemu sama Kak Gea lagi."
Gea melirik Kevlar sekilas lalu kembali pada Fiola, mengusap punggungnya lembut. "Nggak, Kak Gea bakal di sini sama Fiola."
"Beneran?"
Gea tersenyum sembari menyentuh ujung hidung Fiola. "Beneran."
Fiola tersenyum lebar lalu meminta diturunkan dari gendongan Gea. "Kak Gea ayo kita main!"
Gea menyamakan tingginya dengan Fiola. "Ayo! Tapi Fiola ganti baju dulu."
"Okay!"
Setelah Fiola pergi dari kamar itu, Gea berdiri dan berbalik. Ia terkejut saat Kevlar berada sangat dekat dengannya. Tangan kanannya diambil oleh Kevlar, laki-laki itu mengembalikan benda bulat itu ke tempatnya, jari manis Gea. Gea tersenyum lebar lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Kevlar. Dan Kevlar menaruh kedua tangannya di pinggang Gea, menarik perempuan itu lebih dekat hingga membuat Fiola yang berada di pintu menutup kedua matanya.
Gadis kecil itu menjauh dari kamar Kevlar, menuruni tangga dengan senyuman lebarnya. Bunda Kevlar yang melihat senyum Fiola mengernyit bingung.
"Fiola kenapa sayang?"
"Bang Kevlar sama Kak Gea lucu."
"Lucu kenapa?"
Fiola mengerucutkan jari-jari tangan kanan dan kirinya lalu menyatukannya, membuat Bunda Kevlar tersenyum geli, menarik Fiola lalu menggelitiki gadis itu.
"Sembarangan, liat apa aja kamu? Anak kecil nggak boleh liat begituan."
"Aduh Bunda geli!"
-END-

KAMU SEDANG MEMBACA
2:00 am
Conto❝ Pukul 2 pagi, dan semuanya dimulai. ❞ Entah ini sudah kali ke-berapa, kejadian itu kembali terulang . Sedih, hancur, kecewa, marah semua berlalu begitu saja. Tapi pada akhirnya, aku tetap menerimanya kembali. Start ; 3 Ap...