Hari ini adalah hari ulang tahun Fiola, dan Hilman ingin mengadakan acara makan malam spesial untuk Fiola. Di sinilah Gea berada sekarang, restoran mewah dengan taman di belakangnya. Satu restoran itu Hilman sewa semalaman untuk putri tercintanya. Gea tersenyum lebar melihat Fiola bisa berkumpul dengan teman-teman sekolahnya. Dari dalam restoran, muncul Kevlar dengan setelan jas yang dapat membuat Gea tak bisa mengalihkan pandangannya.
"Bang Kevlar darimana aja?"
Saat melihat Kevlar baru muncul di kerumunan orang itu, Fiola mendatangi Kevlar dengan wajah judesnya. Sedangkan Kevlar menggendong Fiola sembari terkekeh. "Maaf sayang, tadi Abang cari kado buat kamu. Tapi nggak dapet."
"Fiola nggak mau kado!"
"Terus maunya apa?"
"Kecebong!"
Kevlar tertawa. "Kok kecebong sih?"
"Biarin aja."
"Yaudah, besok Abang cariin."
Beberapa teman kantor dan anggota Ayahnya Kevlar pun ikut meramaikan suasana. Dari belakang, bahu Kevlar di rangkul. "Kevlar ma bro. Sombong ya sekarang udah nggak pernah main ke sini lagi."
Kevlar tertawa renyah. "Biasa orang sibuk."
Orang itu–Rega kembali menepuk bahu Kevlar. "Mana?"
Kevlar tersenyum tipis. Ia menatap Gea dari atas sampai bawah, memuja perempuannya dalam hati. Dengan gaun hitam selutut Gea mampu membuat semua orang yang menatapnya terpukau. Setelah selesai berbincang dengan Hilman dan rekan kerja Ayahnya, barulah Kevlar memanggil perempuan itu untuk mendekat.
"Kev, baju gue nggak cocok ya? Gue kira acaranya nggak segede ini, jadi gue cuma bawa gaun ini."
Kevlar mendekatkan mulutnya ke telinga Gea. "Lo cantik pake apa aja."
Mendengar itu, Gea merinding sekaligus tersipu malu. Sedangkan Kevlar tersenyum lebar melihat respon Gea. "Ge, kenalin ini Rega, temen gue dari kecil."
"Dan Rega, kenalin ini Gea."
Gea hanya tersenyum manis, menyapa Rega yang saat ini sedang mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Gea, kok lo mau sih sama Kevlar yang kayak gini?"
Gea tertawa kecil. "Mau lah, Kevlar manis kok orangnya."
Senyum Kevlar perlahan luntur, Gea ini kenapa sih?
Acara sudah selesai, sisa acara makan malam dengan rekan kerja Hilman. Kevlar mendatangi Hilman, berbisik tepat di telinga Ayahnya. "Kevlar sama Gea pulang dulu."
"Nggak mau nunggu sampe selesai aja Kev?"
"Gea keliatannya capek banget Yah."
Hilman mengangguk sebagai jawaban. Setelah pamit, Kevlar kembali mendatangi Gea yang sedang duduk sendirian di dekat kolam renang, tangan kanannya ia gunakan untuk memijat pelipisnya.
"Ge, ayo pulang."
"Nggak pa-pa? Nanti Ayah marah."
"Nggak, gue udah izin sama Ayah," Kevlar menunduk, melepas high heels milik Gea.
Di perjalanan, Kevlar sesekali melirik Gea dari ekor matanya. Perempuan ini sepertinya benar-benar kelelahan. Sesampainya di rumah, Kevlar membangunkan Gea, menyuruh Gea melanjutkan tidurnya di kamar. Dengan sempoyongan Gea menaiki tangga, dan pastinya, Kevlar sudah siap sedia di belakang Gea, kali saja perempuan itu salah langkah. Setelah Gea memasuki kamarnya, barulah Kevlar menutup pintu kamar perempuan itu, beralih ke kamarnya.
Kevlar melepas kemejanya, menyisakan celananya saja. Tiba-tiba pintu terbuka diiringi suara Gea.
"Kev, bantuin–"
Gea langsung berbalik ketika melihat Kevlar telanjang dada. Perempuan itu menutup matanya sebentar lalu membukanya, dari kaca satu badan di dekat pintu, Gea melihat pantulan tubuh Kevlar. Tanpa sadar, pipi Gea memanas, jantungnya berdetak kencang.
"Nanti aja deh."
"Gue udah selesai."
Ragu-ragu, Gea berbalik, lalu menghembuskan nafasnya kasar. "Bantuin lepasin gaunnya."
Kevlar mengangguk, ia menarik resleting gaun Gea lalu berhenti setelah selesai. Melihat punggung mulus Gea membuat jantung Kevlar berdetak dengan kencang. Apalagi saat matanya menangkap bekas luka di pinggang perempuan itu. Tanpa sadar, jari telunjuk Kevlar menyentuh bekas luka itu. Respon Gea biasa saja, walaupun agak sedikit takut, Gea memberanikan diri. Dilihatnya raut wajah Kevlar lewat cermin di hadapannya. Gea dapat melihat kilatan kesedihan dalam tatapan Kevlar.
"Ge, maaf aku pernah–"
"Makasih, Kev."
Dengan cepat Gea meninggalkan kamar itu sebelum air matanya turun tanpa izin.
-2:00 AM-

KAMU SEDANG MEMBACA
2:00 am
Cerita Pendek❝ Pukul 2 pagi, dan semuanya dimulai. ❞ Entah ini sudah kali ke-berapa, kejadian itu kembali terulang . Sedih, hancur, kecewa, marah semua berlalu begitu saja. Tapi pada akhirnya, aku tetap menerimanya kembali. Start ; 3 Ap...