00:00

13.7K 840 10
                                    

Gea duduk di kursinya sembari mengeluarkan benda pipih berwarna hitam itu dari sakunya. Pandangannya teralih ketika kursi di hadapannya bergerak.

"Ge, gue ke kelas dulu, ambil buku sejarah."

Gea hanya mengangguk sebagai jawaban, sebelum kembali sibuk dengan ponselnya, Gea sempat melirik Rosa yang sedang memesan makanannya. Kursi di hadapannya kembali bergerak, saat Gea tau yang datang bukan Oci, ia menghembuskan nafasnya kasar.

"Eh, kok lo nggak belajar Kev? Bolos ya?" tanya Rosa yang baru saja datang sedang semangkuk bakso di tangannya.

Kevlar tersenyum sebagai jawaban, sedangkan Rosa menaruh semangkuk bakso di depan Gea yang langsung diaduk oleh sang pemilik. Kevlar menarik bakso itu dan menggantinya dengan nasi goreng yang ia pesan tadi. Sama-sama tidak sarapan, Kevlar merasa lapar, tapi tak apa. Selama Gea kenyang, Kevlar juga kenyang.

"Makan ya, Ge, gue ke perpus dulu."

Gea yang tadinya ingin marah karna Kevlar mengganti makanannya begitu saja langsung bungkam ketika melihat wajah pucat Kevlar sekilas. Tanpa bicara satu kata pun, Gea memakan nasi goreng yang sama sekali tak disentuh oleh Kevlar.

"Ge, Kevlar mukanya pucet banget, nggak sarapan ya?"

"Mana gue tau, emang gue Emaknya?"

Oci yang baru saja datang lantas menunjuk punggung Kevlar yang hilang di ujung kantin. Ia menaruh bukunya di meja lalu mengernyit bingung. "Gue kan nggak pesan bakso?"

Rosa mengangguk. "Punyanya Kevlar, makan aja."

"Nggak ah, nanti Gea ngamuk."

Setelah diberi tatapan tajam oleh Gea, Oci tersenyum lalu menunduk dan mulai berkutat dengan buku sejarahnya. Gea menghabiskan sepiring nasi goreng dan semangkuk bakso tadi, daripada mubatzir, Gea memilih menghabiskannya. Perempuan itu berdiri lalu membeli sepiring nasi goreng dan sebotol air. Setelah membayar, ia pun berjalan keluar dari kantin, sementara Rosa dan Oci yang memperhatikan gerak-gerik Gea daritadi, langsung menatap satu sama lain.

"Di luarnya doang nggak perduli, di dalem mah khawatir setengah mati."

Oci mengangguk membenarkan. "Tapi lo tau alesan Gea sebenci itu sama Kevlar?"

Rosa mengangkat bahunya sekilas. Gea tak pernah membicarakannya, sedekat apapun ia dengan Gea, perempuan itu masih saja menyimpan semuanya sendiri.

Gea berdiri di depan pintu perpustakaan, dari jendela di samping pintu, ia dapat melihat Kevlar sedang duduk dengan kepala di letakkan di atas meja, dan buku menutupi kepalanya. Saat ingin berbalik badan, tubuhnya hampir menabrak seseorang yang ingin masuk ke perpustakaan.

"Maaf, Ge."

Gea mengangguk sebagai jawaban. "Eh."

Perempuan yang hampir menabraknya kembali berbalik, tidak jadi memasuki perpus. "Kenapa Ge?"

"Gue bisa minta tolong?"

"Bisa."

"Bawain ini buat Kevlar, tapi jangan bilang gue yang suruh lo," Gea memberikan sepiring nasi goreng dan sebotol air pada perempuan itu, "makasih sebelumnya."

"Tapi, bukannya perpus nggak boleh bawa makanan?"

"Boleh kalo gue mah. Kalo ditanya, bilang aja Gea yang suruh."

Perempuan itu mengangguk mengerti lalu masuk, saat ditanya mengapa ia membawa makanan ke perpustakaan dan menjawab Gea yang menyuruh, benar saja. Ia bisa lolos masuk ke perpustakaan. Wah, keren juga Gea.

Di sisi lain, Gea sedang mengintip melalui jendela di samping pintu perpustakaan, di sana terlihat perempuan tadi membangunkan Kevlar dan menaruh piring dan botol air di meja. Kevlar berbincang dengan perempuan tadi lalu berbalik ke arahnya. Dengan cepat Gea langsung menjauh dari jendela tersebut. Saat ingin berbalik, tubuhnya menabrak seseorang. Kali ini benar-benar tertabrak.

"Ngapain lo ngintip-ngintip di jendela perpus? Ada yang lagi mandi?"

"Sembarangan!"

"Ya, terus?" Aji melirik jendela perpus dan di sana terlihat Kevlar sedang menikmati makanannya, "gue tau nih. Lo ngeliatin Kevlar ya?"

"Lo beneran naksir sama Kevlar yang kayak gitu?" Aji menggeleng tidak percaya, "gue kasih tau ya, Ge. Mending lo sama si ketos daripada sama Kevlar."

"Emang kenapa?"

"Lo tau Yudha gimana kan, udah pinter, terkenal, cakep, masa depan terang. Lah, Kevlar? Nakal, sering lompat pager, iseng sama temen sekelas gue dan nggak pernah absen boongin guru-guru."

Gea mengernyit. "Boongin guru-guru?"

Aji mengangguk. "Iya. Masa dia pernah ditanya kenapa terlambat. Terus jawabannya 'saya abis buatin sarapan untuk Gea Bu,' gila kan?"

Gea terdiam. Ya, apa yang Kevlar jawab itu adalah kenyataan.


-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang