00:05

10.8K 756 8
                                    

"Tadi gue ketemu pujaan hati lo di luar."

"Siapa?"

"Siapa lagi kalo bukan Gea?"

Kevlar tersenyum tipis lalu kembali menikmati makanannya. Setelah selesai makan, Kevlar masuk ke kelasnya untuk melanjutkan tidurnya. Bunyi bel pergantian pelajaran terdengar, membuat kelas Kevlar ricuh. Pasalnya, hari ini sesudah istirahat adalah pelajaran yang dinantikan semuanya. Olahraga, terutama Kevlar.

"Lo nggak ganti baju Kev?"

"Gue paling terakhir aja."

"Biar nggak ada yang liat?" Aji membuka seragamnya dan menggantinya dengan baju olahraga, "kayak cewek aja lo."

"Biarin. Badan gue yang boleh liat cuma Gea."

"Mimpi Kev, mimpi."

Setelah kelas kosong, Kevlar baru mengganti bajunya. Ia keliling lapangan sebanyak 5 kali putaran untuk pemanasan lalu kembali duduk di pinggir lapangan. Materi kali ini Basket, dan Pak Ridwan memanggil beberapa orang untuk bermain di lapangan. Namanya terpanggil, Kevlar berdiri bergabung dengan timnya. Di sisi lain, Gea yang sedang berada di ruang OSIS menatap lapangan, tepatnya menatap Kevlar yang sedang berlari di bawah terik matahari.

"Ge, proposal untuk pensi udah?"

Tak ada jawaban dari Gea, sang ketua osis pun mengikuti apa yang Gea lihat. "Sekarang gue tau kenapa lo nggak bisa bales cinta gue."

"Eh?" saat tau Yudha duduk di sampingnya, barulah Gea berkutat dengan lap-top di depannya, membuat proposal untuk pensi sekolahnya.

Sembari berpikir, pandangan Gea kembali mengarah ke Kevlar yang sedang berdiri di samping ring basket, nafasnya terengah. Sedangkan Kevlar yang sedang kepanasan tersenyum lebar, lalu berbalik, menangkap basah seseorang yang sedari tadi memperhatikannya. Gea terlonjak kaget karna Kevlar tiba-tiba berbalik dan menyenggol botol airnya yang berada di samping lap-topnya. Dengan panik, ia mengangkat lap-topnya dengan cepat.

"Ya ampun Gea."

Buru-buru Yudha mengambil tisu lalu mengelap baju Gea yang terkena air. Gea yang risih langsung menahan lengan Yudha dengan lap-topnya. "Nggak pa-pa Yud. Gue ke toilet dulu."

Gea keluar dari ruangan osis dengan wajah malasnya. Bajunya sudah basah kuyup dan lap-topnya sekarang sudah mati total.

Semua karna Kevlar.

• • •

"Halo Kevlar?"

"Iya Mah?"

"Malam ini kamu bisa temenin Gea? Mamah khawatir karna bulan ini sudah masuk musim hujan. Kamu tau kan kalo Gea–"

"Iya Mah, Kevlar ke sana sekarang."

Kevlar yang baru saja berbaring di ranjangnya kembali beranjak ke kamar mandi, mengganti baju lalu menuju rumah Gea. Di tengah jalan, hujan turun dengan derasnya, angin berhembus dengan cepat, membuat Kevlar melajukan motornya lebih cepat. Sesampainya di rumah Gea, Kevlar mengetuk pintu. Lampu di teras rumah belum menyala tetapi sepatu Gea yang basah sudah tergeletak di samping alas kaki. Sebelum pintu terbuka, lampu teras menyala.

Gea menatap Kevlar dengan mata yang melebar, lalu kembali ke wajah datarnya. "Ngapain lo ke sini?"

Belum sempat Kevlar menjawab, petir menyambar, membuat Gea menutup kedua telinganya dengan tangan sembari berjongkok. Kevlar masuk ke dalam rumah itu, menutup pintu dan menguncinya. Ia mengusap dahi Gea dua kali dengan jari telunjuknya.

"Karna ini gue ke sini."

Dengan detak jantung yang berdetak keras, Gea berdiri, kakinya masih lemas ia mendekati Kevlar yang sedang berdiri memandangi foto dirinya yang sedang tersenyum lebar. "Lo ke kamar dulu, biar gue ambilin baju ganti."

Kevlar mengangguk dan memasuki kamar yang berada di samping tangga. Sedangkan Gea menaiki tangga, menuju kamar di sebrang kamarnya. Mengambil sepasang pakaian untuk Kevlar. Saat ingin masuk ke dalam kamar di samping tangga, Gea menghentikan langkahnya. Di sana terlihat Kevlar sedang menatap jendela dengan handuk menutupi punggungnya, ponselnya ia taruh di telinga.

"Kevlar di rumah Gea Bun."

Gea mengigit bibir dalamnya saat Kevlar menyebut namanya. Dan nafasnya tertahan saat Kevlar mengatakan;

"Nggak bisa Bun, Kevlar sayang sama Gea."

Kevlar menjauhkan ponselnya dari telinga lalu berbalik, menatap kaget Gea yang berada di ambang pintu. Buru-buru Kevlar menutupi dada bidangnya dengan handuk. Gea masuk dan menaruh pakaiannya di pinggir ranjang lalu keluar. Sedangkan Kevlar mengernyit bingung. Biasanya Gea langsung menyemburnya dengan kata-kata yang menusuk hati.

Kevlar mengulum bibirnya. Gea tidak menguping percakapannya dengan Bunda, kan?

-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang