01:30

5.7K 472 15
                                    

Saat Gea terbangun, matanya menelusuri seluruh kamarnya. Namun ia tak mendapati keberadaan Kevlar. Tadi malam yang ia ingat, Kevlar tertidur di atas sofa dekat kasur, tapi pagi ini laki-laki itu tak ada. Gea mencari hingga di restoran hotel ini pun laki-laki itu tak ada. Hingga Gea menyerah dan kembali ke kamar, mengecek ponselnya. Di sana terdapat pesan dari Kevlar

Kevlar: Ge, maaf gue pulang ada urusan.

Gea melempar ponselnya ke kasur. Jadi ia ditinggal sendiri di kota besar ini? Tak masalah, Gea bisa sendiri.

Setelah membersihkan diri dan sarapan, Gea meminta layanan driver pada hotel untuk mengelilingi Bali. Gea hanya membawa tas kecil untuk keperluannya. Saat masuk ke mobil, ia disambut hangat oleh si driver yang ditunjuk untuk menemaninya.

"Selamat pagi, Kak–"

"Panggil Gea aja," sahut Gea langsung.

"Ah, iya. Gea jadi kita mau kemana?"

"Kuta aja dulu kali ya? Atau Pandawa?"

"Kalau Pandawa–"

"Kuta aja kalo kayak gitu."

Laki-laki itu—Rio tersenyum lebar lalu melajukan mobilnya menuju tempat tujuannya. Selama perjalanan mereka hanya berbincang sedikit dan selebihnya Gea sibuk dengan ponselnya. Merasa bosan, Gea menaruh ponselnya di samping lalu menatap keluar jendela.

"Ini manggilnya aku-kamu aja atau lo-gue?"

"Senyamannya Gea aja."

Gea mengangguk. "Lo udah lama di sini?"

"Lumayan lama. Lo sendirian?"

"Iya, sendirian."

Mereka terus mengobrol hingga sampai ke tempat tujuan. Dari semua yang Gea tau, Rio itu sedang libur semester dan membantu di hotel milik Ayahnya. Pantas saja, saat masuk ke dalam mobil, Rio tak seperti pelayan di hotel yang memakai seragam khas hotel mereka. Setelah menyewa kursi berjemur dengan payung di atasnya, Gea duduk di sana, menyuruh Rio duduk di kursi berjemur sampingnya.

"Ge, kelapa muda di sana enak banget loh, lo mau?"

"Boleh, dimana?"

"Bentar gue pesenin."

"Eh, jangan."

Karna Gea dan Rio sama-sama keras kepala, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi bersama membeli kelapa muda. Gea menunggu dan Rio mengantri. Mata Gea menyipit, melihat indahnya pantai di hadapannya. Namun satu yang membuat Gea tertarik, seorang bapak-bapak sedang melihat ke arah ibu-ibu yang sedang mengganti pakaian anaknya. Dengan cepat Gea menghalangi pandangan bapak itu.

"Ngeliatin apaan Pak?" tanya Gea judes.

Sedangkan bapak tadi langsung gugup dan menggeleng, meninggalkan Gea. Tak lama setelah itu, Rio datang, memberi Gea kelapa mudanya. "Tadi kenapa?"

Gea hanya menggeleng, bukannya kembali ke kursi berjemur mereka, Gea malah menghampiri ibu-ibu tadi. Gea menceritakan kejadian tadi yang direspon kaget oleh ibu itu.

"Maaf Bu, di sini banyak orang, mungkin saja salah satu dari mereka ada yang tidak normal."

Ibu itu mengangguk dan mengucapkan terima kasih membuat Gea kembali ke kursi berjemurnya yang diikuti oleh Rio. Tanpa bertanya pun, Rio sudah tau apa masalahnya.

Berjam-jam mereka di sana, Gea sama sekali tak bosan. Baru kali ini ia bersama seseorang dan mengobrol bersama, seperti sudah kenal lama. Hingga sekarang, mereka berdua menikmati keindahan matahari tenggelam di pinggir pantai. Hari mulai gelap, membuat Rio bangun dari duduknya, membersihkan tubuhnya dari pasir yang menempel. Rio mengulurkan tangannya, membantu Gea berdiri yang tak diterima oleh perempuan itu Gea.

Tubuh Gea menegang saat tangan Rio menyentuh lengannya, membersihkan pasir yang menempel di sana. Gea menatap Rio, pandangan Gea terpaku pada wajah laki-laki itu. Baru kali ini Gea nyaman dengan orang asing. Bahkan Kevlar pun butuh waktu berbulan-bulan untuk membuatnya kembali seperti dulu.

"Mau kemana lagi?"

Gea menggeleng tak tau ingin kemana lagi. Sedangkan Rio menjentikkan jarinya. "Mrs Sippy gimana?"

"Boleh."

Di perjalanan, tak sengaja Gea mendengar perbincangan Rio dengan temannya. Pasalnya, di sana sedang ada acara ulang tahun temannya dan mengundang Dj dari luar negeri. Mereka masuk begitu saja tanpa tiket masuk seperti orang-orang sebelum mereka.

Di dalam, Rio langsung memeluk laki-laki yang dikelilingi banyak orang itu. Sedangkan Gea mengekor dari belakang Rio.

"Rio, lama tak jumpa, bro," ujarnya lalu beralih menatap Gea, mengulurkan tangannya, "ini pacarnya Rio? Gue Juna."

Gea tersenyum tipis. "Gea."

Juna terkekeh lalu menepuk bahu Rio. "Boleh juga pacar lo."

-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang