01:20

5.9K 520 10
                                    

Seperti biasanya, Gea pulang paling terakhir dan Kevlar masih setia menunggu Gea di atas motornya. Walaupun Gea tidak pernah menerima ajakan pulangnya, yang penting Kevlar bisa memastikan bahwa Gea pulang dengan selamat. Ketika Gea melewati parkiran, perempuan itu malah menghampiri Kevlar, memakai helmnya lalu menunggu Kevlar menyalakan motornya.

"Lo pulang sama gue?"

"Kenapa?"

"Nggak pa-pa," ucap Kevlar cepat sembari menyalakan motornya, melaju meninggalkan sekolah.

Selama perjalan, mereka berdua hanya diam saja. Tak ada yang berbeda dengan membonceng Gea sebelumnya. Tapi, ada satu yang membuat Kevlar bingung. Perempuan ini melingkarkan kedua tangannya di pinggangnya.

"Ganti baju, kita ke Mall," ucap Gea sebelum menuju kamarnya.

Tanpa banyak bicara, Kevlar mengangguk, Gea pun menaiki tangga, memasuki kamarnya. Kamar mandinya sudah seperti semula. Cermin yang terpasang di atas wastafel pun sudah diganti yang baru oleh Bi Eda. Ini yang Gea suka dari Bi Eda. Walaupun khawatir setengah mati, Bi Eda tidak pernah melaporkan kejadian apapun di rumah ini kepada kedua orang tuanya. Dengan lembut, Gea melepas perban yang berada di telapak tangannya dan di lengannya, menggantinya dengan yang baru setelah ia mandi.

Setelah selesai, Gea pun menghampiri Kevlar yang juga sudah rapih di ruang keluarga. "Ayo."

"Nggak-nggak. Itu, celana lo ganti. Apa-apaan, kapan lo punya celana sependek itu?"

Kevlar menggeleng kemudian berlari kecil menuju kamar Gea, membuka lemari perempuan itu dan mengambil celana jeans panjang lalu memberinya pada Gea. "Pake yang ini."

"Jangan buka di depan gue!" ucap Kevlar.

"Yaudah, balik badan."

• • •

"Kita mau kemana?"

"Nonton."

"Oh," Kevlar mengangguk, sedetik kemudian ia membulatkan matanya, "Eh? Nonton?"

"Iya nonton."

Benar saja, mereka berdua memasuki bioskop dan Gea langsung memesan dua tiket tanpa menanyakan film apa yang ingin Kevlar nonton. Gea memilih dua kursi di tengah-tengah dan paling ujung. Perempuan itu menaruh lemon tea di tempatnya lalu sibuk dengan ponselnya. Dari posisinya, Gea bisa mendengar percakapan dua perempuan itu samping Kevlar.

"Ganteng banget, minta kontaknya sana."

"Iya ganteng, lo aja deh, gue malu."

"Lo aja, dia kan samping lo."

"Iya, tapi nanti abis filmnya selesai. Kan filmnya 2 jam, lumayan gue bisa modus sama dia."

Mendengar itu, telinga Gea menjadi panas. Perempuan itu berdiri, menyuruh Kevlar tukar tempat dengannya. Gea duduk di tempat Kevlar tadi lalu berbalik, menatap dua perempuan tadi. "Modusin gue juga dong, jangan cowoknya orang aja yang pengen lo modusin. Gatel banget sih."

Kevlar terkekeh mendengar Gea mengatakan hal itu. Baru kali ini Gea menyerang orang yang tak dikenalnya. Selama film terputar, beberapa kali adegan jumpscare membuat Gea menutup matanya. Bukan, bukan karna takut, dua orang di sampingnya ini berteriak seakan-akan hantu itu akan muncul di hadapannya. Saking emosinya, Gea menjahili mereka berdua dengan kakinya di bawah, hingga membuat mereka berdua pergi dari bioskop itu dengan wajah ketakutan.

Gea tertawa kecil melihat mereka lari terbirit-birit keluar dari bioskop. Ia menyenggol lengan Kevlar. "Lo liat nggak mukanya, lucu banget."

Kevlar ikut tersenyum melihat Gea tertawa seperti ini. "Sstt, jangan berisik."

"Oh iya, lupa."

Gea memperbaiki posisi duduknya, mencoba kembali fokus pada layar lebar di depannya. Sedangkan Kevlar sedari tadi tidak tenang karna tangan Gea bersampingan dengan tangannya. Tidak sadar, Kevlar menyenggol pelan tangan Gea saat ingin mengambil minuman. Lagi-lagi, respon Gea membuat Kevlar terkejut setengah mati.

Bukannya mengamuk, perempuan itu malah mengenggam tangan Kevlar.

Setelah film selesai, Gea memutuskan untuk makan dahulu di sebuah restoran kesukaannya sebelum pulang ke rumah. Ini pertama kali setelah 3 bulan terakhir Gea ke sini, bersama Kevlar.

"Ge, lo kenapa sih?"

"Kenapa apanya?" Gea bertanya balik.

"Ya, lo. Gea, kenapa?"

Jujur, Gea tidak tau apa yang sebenarnya maksud Kevlar apa. "Gue nggak pa-pa."

"Maksud gue bukan itu, kenapa sikap lo berubah ke gue?"

Iya ya, sebenarnya ia juga bingung. Tapi hatinya yang membuatnya seperti ini. Pelan-pelan ingin menerima Kevlar lagi. "Ya karna gue mau."

"Apaan sih Ge?"

"Lo yang apaan."

Kevlar berdecak kesal.

"Udah nggak usah berisik, makan aja."

-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang