01:10

5.9K 527 24
                                    

"Besok temenin gue ke gramed mau nggak?"

Kevlar melihat sekitarnya lalu menunjuk dirinya sendiri. "Gue?"

Gea memutar bola matanya malas lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Kevlar mengikuti Gea dari belakang sembari tersenyum lebar. Ia duduk di sofa sedangkan Gea duduk di karpet, menatap televisinya yang menampilkan kartun kesukaannya sejak kecil. Tapi bedanya, dulu ia sangat antusias menonton kartun itu sembari tersenyum lebar, kali ini Gea menonton dengan wajah datar dan pikiran yang kemana-mana. Kevlar tidur menyamping dia tas sofa, dengan tangan kanan yang ia jadikan tumpuan kepalanya.

"Besok jam berapa?"

"Pulang sekolah."

"Kenapa nggak sama Yudha aja?"

"Yaudah, gue sama Yudha aja."

"Eh, jangan dong. Nanti lo diambil sama dia."

Gea tersenyum tipis. Hening beberapa saat, hanya televisi yang mengeluarkan suara dan menyinari kamar Gea. Gea berbalik, dan langsung mendapati wajah Kevlar yang sedang menatapnya sedari tadi. Pipi Gea memerah, buru-buru ia mengalihkan pandangannya.

"Ge, lo bisa nggak, natap gue? Sebentar aja."

"Nggak bisa."

"Kenapa?"

Gea melipat kedua tangannya di dada, kembali menonton kartun itu. "Karna jantung gue berdetak nggak normal kalo gue natap lo."

Kevlar tersenyum lebar. Perasaannya mulai membaik sekarang. Walaupun Gea sewaktu-waktu bisa pergi dari kehidupannya, Kevlar rela. Asalkan, perempuan itu biasa lebih bahagia dibandingkan bersamanya. Saat mendengar suara isak tangis Gea setiap malam, Kevlar ingin memeluk tubuh mungil itu, mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun ia juga punya harga diri. Penyebab Gea menangis adalah dirinya sendiri, bagaimana caranya ia bisa menengkan Gea sedangkan Gea menangisinya?

"Lo pernah nggak kepikiran kalo yang di sini baik-baik aja?"

Kevlar menatap apa yang Gea usap sekarang. Dadanya kembali sesak memikirkan hal itu. Jika dirinya sesak seperti ini, bagaimana dengan Gea malam itu?

"Padahal waktu itu gue udah pikirin gimana ke depannya nanti. Dan lo dateng, ngancurin semuanya dalam waktu satu menit."

• • •

Pulang sekolah, Gea mendatangi kelas Kevlar, tapi yang ia dapat di sana hanya Ita yang masih sibuk dengan catatannya. Gea mendatangi Ita. "Kevlar udah pulang?"

"Udah kayaknya Ge. Lo mau beli keperluan pensi ya? Gue ikut dong, sekalian nyari buku."

Gea yang awalnya ingin menolak menjadi tak enak hati pada Ita. "Boleh."

Di gramedia, Gea sibuk sendiri dengan list apa saja yang ingin dibelinya, Ita sibuk dengan buku apa yang ingin dibelinya. Setelah selesai, mereka berdua keluar dari gramedia, Gea melihat isi tas yang sudah dibayarnya, memastikan semuanya sudah lengkap. Tiba-tiba lengan Ita menyenggol lengannya, membuat Gea mengalihkan pandangannya.

"Itu Kevlar kan ya?" Ita menunjuk laki-laki dengan jaket bomber sedang berjalan beriringan dengan perempuan berbando, "kita samperin yuk?"

Gea menahan lengan Ita lalu menggeleng. "Gue mau pulang aja, capek."

"Oh yaudah, kita pulang."

• • •

Gea mengintip melalui jendela kamarnya, motor Kevlar memasuki halaman rumahnya. Setelah menutup pagar rumah perempuan itu, barulah Kevlar mengetuk pintu. Sebelum membukakan pintu, Gea menarik nafasnya lalu menghembuskannya pelan. Gea menyingkir, memberi Kevlar jalan. Aneh, biasanya setelah membukakan pintu, Gea langsung kembali ke kamarnya, menyuruh Kevlar menutup pintu dan menguncinya.

"Lo aneh banget hari ini, kenapa?"

"Nggak pa-pa."

Kevlar hanya mengangkat bahunya sebentar lalu berbaring di sofa ruang keluarga, memainkan ponselnya. Chat dari Ita masuk, tumben.

Ita: Kerja kelompok nggak mau! Jalan-jalan di Mall mau!

Kevlar: Ketauan deh. hehe.

Ita: Besok kalo lo nggak ngerti materi, gue jeburin ke kali deket sekolah!

Kevlar: Hih, atuut.

Ita: Awas aja lo! Btw, gue kira lo pacaran sama Gea, ternyata emang nggak.

Kevlar: Sotoy.

Ita: Tadi gue sama Gea ngeliat lo jalan sama cewek di Mall. Mau gue samperin, tapi Gea pengen pulang.

Kevlar membulatkan matanya, ia lupa kalau ia ada janji dengan Gea! Sembari berlari kecil, Kevlar menaiki tangga dan berhenti di depan pintu kamar Gea, mengetuknya dua kali.

"Ge, gue masuk ya?"

"Iya."


-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang