01:00

6.3K 552 14
                                    

Karena besok adalah hari terakhir libur, Gea memutuskan untuk pulang hari ini. Seperti biasa, pagi-pagi sekali, Gea sudah membantu Bunda Kevlar membuat kue kering di dapur. Lumayan, menambah ilmu dan pengalaman. Sedangkan Kevlar membawa Fiola keluar dari tadi pagi, sampai sekarang mereka berdua belum kembali ke rumah. Hilman sudah berangkat ke kantornya sebelum mereka semua terbangun. Saat sedang fokus menyusun kue kering buatannya di toples, dari arah teras belakang Fiola berteriak.

"Bunda, Kak Gea!"

Tak lama setelah itu Fiola masuk ke dapur diikuti oleh Kevlar di belakangnya. Mereka berdua terlihat sangat kotor. Fiola mengangkat plastik di tangannya. "Bun, liat, kadonya Abang!"

Fiola tertawa senang membuat Kevlar juga ikut tertawa kecil. Sedangkan Bunda Kevlar memperhatikan apa yang dibawa oleh Fiola. Senyum Bunda Kevlar perlahan luntur. "Kevlar kamu bawa adik kamu ke mana?!"

Kevlar meringgis ketika Bundanya menarik telinganya. "Aduh-duh. Ke got samping rumah doang Bun."

"Got samping rumah?!" nada bicara Bunda Kevlar naik satu tingkat.

"Abisan Fiola mau dikadoin kecebong."

Gea tertawa geli melihat Kevlar sengsara seperti sekarang. Setelah minta maaf, Kevlar masuk ke dalam rumah untuk membersihkan tubuhnya. Gea kembali fokus menyusun kue keringnya, begitu pun Bunda Kevlar. Sedangkan Fiola sibuk dengan kecebong yang ia tangkap tadi bersama Kevlar.

"Kalian jadi pulang siang ini?"

"Jadi, Bunda."

"Ge, Bunda mau nanya."

Gea terkekeh. "Nanya aja Bunda, nggak ada yang ngelarang."

"Maafin Kevlar ya, Ge? Semua kelakuan Kevlar selama ini, Bunda minta maaf sama kamu. Setiap liat wajah kamu, bawaannya Bunda sedih, inget kejadian waktu itu."

"Iya Bunda, Gea udah maafin."

"Tapi tolong Ge, kamu bertahan sama dia. Kalau Kevlar buat masalah lagi, Bunda mohon jangan tinggalin dia, kamu dateng ke Bunda, cerita semuanya, biar Bunda yang hukum Kevlar. Jangan kamu yang tinggalin dia."

Gea tersenyum tipis sebagai jawaban.

"Ge?"

"Gea nggak bisa janji, Bunda."

Mendengar jawaban Gea, hati Bunda Kevlar teriris. Begitupun Kevlar sendiri yang saat ini sedang berada di balik tembok dapur.

• • •

Hari libur sudah terlewati, sekarang adalah waktunya untuk kembali ke kenyataan. Gea sudah siap dengan seragam sekolahnya, kali ini ia mengikat satu rambutnya, dengan poni yang menutupi dahinya. Dari dalam rumah, suara motor Kevlar terdengar, Gea berjalan ke dapur, mengambil dua helai roti gandum lalu keluar. Pintu utama rumahnya terbuka, membuat Gea tak perlu repot lagi membuka pintu.

"Lo nggak ngunci pintu rumah lo?"

"Lupa," jawab Gea sembari mengigit rotinya.

"Kalo ada yang masuk gimana? Kalo lo diapa-apain gima–"

Gea menyumpal mulut Kevlar menggunakan sehelai roti gandum yang ia bawa, setelah mengunci pintu rumahnya, Gea duduk di salah satu kursi terasnya, memakai sepatu. Saat sedang sibuk mengikat tali sepatu, Kevlar mengambil roti yang Gea tahan menggunakan mulutnya. Laki-laki itu dengan sabar menunggu Gea selesai memakai sepatu. Lalu mengembalikan roti milik Gea.

"Ojol lo mana?"

Gea memakai helmnya lalu berdiri di hadapan Kevlar. "Cepet. Atau gue aja yang bawa motor lo?"

Gea langsung merebut kunci motor Kevlar, bersiap-siap menaiki motor ninja milik laki-laki itu. Dengan cepat Kevlar menahan Gea. "Biar gue aja, kalo lo yang bawa motor, mau ditaro dimana muka gue?"

Karena Kevlar tidak sempat memasak untuk sarapan Gea, jadi mereka berdua datang lebih awal daripada siswa lainnya. Namun ada beberapa orang yang melihat Gea datang bersama Kevlar ke sekolah. Jam dinding masih menunjukkan pukul 6 lewat 25 dan Kila belum juga datang. Gea menghembuskan nafasnya kasar lalu beranjak dari kelasnya, mendatangi kelas Kevlar.

Di sisi lain, Kevlar yang sedang tertidur pulas di meja kelasnya langsung terkejut mendengar teriakan Aji yang tiba-tiba berlari ke arah Kevlar, membangunkan laki-laki itu.

"Kev, bangun Kev! Pujaan hati lo di depan kelas."

Kevlar berdecak. "Palingan lewat doang."

Saat ingin melanjutkan tidurnya, Jihan–bendahara kelasnya mendatanginya. "Kev, dipanggil Gea."

"Seriusan?!" Aji berteriak tidak percaya.

Kevlar mengernyit bingung, ada hal penting apa sampai Gea mendatanginya ke kelas.

"Kenapa Ge?"

"Temenin gue sarapan di kantin."

Kevlar membulatkan matanya tidak percaya lalu membersihkan telinganya menggunakan jari telunjuknya. "Gimana-gimana?"

"Temenin gue sarapan di kantin."

-2:00 AM-

2:00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang