Suara ketokan pintu tak mampu membangunkan tidur lelap lelaki bermata sipit tersebut. Ia masih meringkuk didalam selimut telinga di tutup bantal dan semua yang ada diatas kasur tersebut terjatuh kesembarang arah
Ceklek
Pintu tersebut terbuka, terlihat wanita cantik dari balik pintu bercat coklat muda. Ia berkacak pinggang dan menghela nafas tak biasanya pria itu masih tidur jam segini.
"Nguk bangun" pangil maria seraya meraih semua benda yang ada di lantai
Engg
Bukannya terusik ia malah merapatkan pelukannya pada selimut dan kembali ke alam mimpi
"Ihh, nih bocah tidur jam berapa sih" dengus maria
Ia merapikan semua sebelum berlalu darisana, ia akan membangunkan pria itu sebentar lagi.
Ia mendaratkan bokongnya di tepi kasur lalu memperhatikan ken didalan selimut walau tak melihat wajah damai pria itu namun ia tak bisa bohong jika melihat pose tidur pria itu membuat garis bibirnya melengkung keatas walau hanya tipis
"Jangan melihatku seperti itu" suara khas pria bangun tidur itu menyapa pendengaran maria pagi ini, ia merasa dejavu
Penampilan acak-acakan membuat hatinya berdesir hangat, ia lalu mengulurkan tangan dan membersihkan sisa iler di tepi bibir kenzi
Ia tak tau mengapa ia tak merasa jijik padahal ia termaksud tipe wanita yang benci dan ilfil dengan hal kecil tersebut
"Jorok banget sih" sewot kenzi lalu mengacak rambut rapi maria
Blushing
Untuk kali pertama ia merasa malu dengan perlakuan kecil kanzi, jatungnya berdetak dua kali lebih cepat daripada biasanya. Bibirnya seolah keluh tuk mengucapkan kata
"Kak, hey" tanpa sadar ia melamun dan menatap dalam pria yang ada dihadapannya
"Melamun jorok ya" tuduh kenzi maria mengeleng membantah tuduhan tersebut
"Gak usah ngelak, wajah kakak bilang kebalikannya. Kakak gak pandai bohong" tambah kenzi
___________
Kenzi memakan makananya dengan lahap pagi ini rasa masakan maria berkali-kali lipat dari biasanya
"Benar kakak gak makan, ini enak loh sayang kalau aku sendiri yang habiskan"
"Enggak, lagian ini sudah hampir jam makan siang sebantar lagi dan aku sudah sarapan"
"Tapi kok bisa sih kakak masak seenak ini dalam waktu semalam, padahal kemarin masakan kakak masih hancur banget" ujarnya to the point
Maria meringis mengingat ekspresi kenzi saat pertama kali mencoba makanan yang ia masak sangat tak layak tuk di komsumsi, asin, gosong dan tak berbentuk
Maria mengigit bibirnya gugup ia sangat ragu mengatakan jika makanan yang pria itu makan masakan pria asing yang membuat kenzi kesal kemarin malam
" it-itu sebenarnya bukan masakan aku" dengan makanan yang masih memenuhi mulutnya kenzi mendongkak dan menuntut jawaban
"Masakan dokter Eddwin"
Uhukk
Kenzi tersedak mendengar penuturan maria, ia berusaha mengingat nama orang yang maria sebut, seingatnya wanita tersebut sangat tertutup dan tak mau bergaul bukan berarti tak pandai
"Pria yang duduk bersamaku semalam" jawabnya dengan suara kecil
Kenzi meraih air putih dan meminumnya dengan rakus segera ia beranjak darisana. Kepalanya terasa mau pecah dan mendidih
Ia dengan langkah seribu menaiki motor tanpa kunci
"Aku ikut" teriak maria dengan tergesa-gesa menghampiri kenzi dan menghambat kepergian pria itu
Ia tak mau terkurung sendiri di rumah tersebut, sangat tak nyaman dan sepi. Entahlah, akhir-akhir ini ia merasa bosan dengan rutinitas seperti biasanya
"Yakin mau ikut" tanya kenzi menatap heran gaya pakaian maria
Wanita itu tampak anggun dengan dress yang ia kenakan
"Kenapa enggak"
Kenzi menghela nafas lalu turun dari motor, ia mengacak rambut maria
"Dasar Kutub utara" cibir kenzi, ia tersenyum melihat wajah manyun maria
Mana bisa ia marah jika wanita itu sudah memasang wajah memelas seperti tadi, seolah ada sesuatu dalam dirinya yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata
'Pasti aku sudah gila' batin kenzi
Ia mengelengkan kepala lalu meraih kunci mobil, kali ini biar ia yang mengala namun dilain waktu ia akan membuat wanita itu menuruti kemauannya
Tbc
tinggalin jejak ya, jangan lupa follow akun aku ya
Tq
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Her
RomanceTerlahir dari pasangan "Couple Goal" tak membuatnya lantas terinpirasi tuk menjalin hubungan. Pengalaman pahit yang pernah terjadi dalam pertengkaran orangtuanya membuat ia trauma tuk menjalin hubungan, ia selalu berpendirian jika ia bisa hidup sela...