Teman

772 62 2
                                    

Suara langkah kaki terasa mengusik tidur maria, wanita itu merasa ngantuk yang teramat sangat dan tak sangup tuk membuka mata walau beberapa orang berusaha membangunkannya

Wanita separuh baya menatap nanar wajah damai maria, ia mengelus pucuk kepala maria

"Maafin mom sayang" ucap anggi lalu mengecup pelipis sang anak. Matanya di banjiri air mata

Maria mengeliat tak nyaman lalu bergumam
"Ngantuk" anggi merasa terharu melihat anak gadisnya bergelayut manja mendekap tangan keriputnya

Ia mengusap kepala maria dengan sayang, setelah mendapat kabar keberadaan keduanya om ben langsung mengarahkan semua pasukannya ke sana bersama mom anggi

Anggi terkejut mengetahui kabar buruk tentang putri sulungnya, ia langsung menangis meraung-raung agar segera dipertemukan dengan sang putri.

Sebagai seorang ibu ia merasa gagal melindunginya, bahkan ia tidak mengetahui diagnosa ganguan mental yang di miliki maria.

"Apa dia baik-baik saja selama ini" tanya anggi meminta penjelasan pria bermata cipit tersebut

"Engghh, iy-iya tante" kenzi merasa gugup yang teramat sangat dengan sosok anggi yang sudah ia kenal sejak balita. Entah kenapa sejak malam itu ia merasa sangat salah tingkah dengan sosok anggi yang notabetnya ibu kandung maria.

"Apa kamu sudah makan" tanya anggi ramah seperti biasa ia bertamu kerumah anggi

Kenzi semakin gugup, ia mengaruk belakang kepalanya salah tingkah ia bingung harus berkata apa

Anggi memahaminya, ia hanya tersenyum maklum tanpa mau menuntut lagi. Maria merengek dalam mimpinya, mengatakan keram dan meminta kenzi untuk mengelusnya.

Kenzi tersenyum salah tingkah sebelum duduk mengantikan posisi anggi tadi. Om Ben menatapnya tajam membuat kenzi meneguk ludah kasar

Maria merasa sakit semakin menjadi
"Sakit" keluh maria suaranya parau khas baru bangun tidur

Melihat bayang sang ibu berada disana ia langsung bangkit dan kantunknya hilang akibat keterkejutannya

Maria menarik kaos bawah kenzi dan meremasnya pertanda gugup.
"Kenapa mereka disini" tanya maria takut, ia bahkan tidak mau menatap semua

Hanya menunduk dan meremas kuat pakaian kenzi
"Maria" pangil mom anggi
"Maria" panggil om ben selanjutnya

Anggi berdiri agak kebelakang memberi ruang pada ben adik iparnya. Siluit wajah tampan nan matang om ben hampir mirip mendiang angga

"Kak" pangil om ben lalu meraih tangan maria

Maria menepisnya dan menjauh ke tengah kasur ia mengeleng kuat
"Kak" pangil om ben lagi
"Pergi" teriak maria pelan

Saat om ben berniat meraihnya

"Pergi" teriak maria histeris ia ketakutan dengan semuanya

"Pergi" teriak maria dengan suara lebih kencang lagi membuat semuanya terlonjak kaget

"Kak" kali ini kenzi buka suara lalu meraih wanita itu kedalam dekapan hangatnya
"Usir mereka, aku takut" ucap maria disela isak tangisnya

Anggi terenyuh mendapat pengusiran tersebut, om ben meraih pundak wanita separoh baya terebut sebelum keluar bersama yang lain. Ia memberi ruang kepada maria dan kenzi

Kali ini ia percaya pria itu dapat menenangkannya namun tidak untuk mendampingi anak abangnya tersebut

______________________

Setelah berhasil membujuk wanita tersebut mereka keluar dengan maria yang takut-takut

"Anakku" pangil anggi tangisnya pecah saat melihat putrinya menatap takut akan dirinya.

"Aku takut" keluh maria pelan namun masih bisa didengar semua sosok disana

"Ada perlu apa" tanya kenzi datar pada om ben walau sebenarnya ia takut namun rasa kesalnya kepada keluarga itu tidak mampu ia tutupi lagi

Ben melemparkan sebuah majalah pemberitaan tentang kedekatan natali dengan pria asing
"Tidak ada alasan untukmu lagi untuk tidak menikahinya" maria mendongkak menatap tak percaya pada om ben

Om ben menatap wajah maria seksama tubuh wanita itu tampak semakin mengurus dan pucat

"A-aku tidak bisa kami hanya teman" jawab kenzi gugup
"Tapi anak itu butuh pengakuan, ia butuh figur seorang ayah "

Kenzi membasahi bibir tipisnya dengan lidahnya ia bingung harus berkata apa

"Aku belum siap" jawab kenzi tanpa ragu

"Aku belum siap membuka hatiku untuk wanita lain saat hatiku berkabung untuk sebuah hubungan yang bukan sebentar yang telah kujalani. Aku sudah terlanjur mengangap maria sebagai kakakku sendiri dan juga sahabat karibku. Aku tidak ingin kehilangan teman lagi" mendengar penuturan panjang lebar kenzi entah kenapa ada tangan tak kasat mata yang mencubit hatinya

Maria menatap semua mata yang melihatnya iba
"Kita hanya teman dan aku belum siap untuk ke jenjang yang lebih serius lagi" ulang kenzi membuat hati maria semakin tercubit

"Ak-aku mau kekamar " ucap maria lalu bangkit tanpa menatap yang lain

Ia melangkah cepat bahkan berlari menuju kamarnya, ia tidak ingin siapapun melihat wajah piasnya yang menangisi nasib buruknya.

Ia mengunci kamar dengan cepat lalu berbaring di kasur empuknya entah kenapa rasa kasur yang hangat dan nyaman tak mampu mengahlikan dari rasa sesak itu

Kenzi bangkit berusaha menyusul maria namun dicegat om ben
"Jika kamu beranjak dan mengejarnya berarti kamu bersedia menikahinya dan jika kamu stay di tempat kalian akan tetap seperti katamu. Hanya teman" ucap om ben tegas

Kenzi bingung dan hanya berdiri di tempat, ia merasa sangat bingung dengan keadaan sekarang

Tbc

Selamat hari raya idul fitri 1439 & mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏🙏


Don't Touch HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang