Akhir sebuah cerita

1.5K 69 8
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, semua tampak tak sabar menanti buah hati yang akan segera hadir ke dunia.

Anggi, wenas, agatha, agandra, minus kenzi terlihat pontang panting di ruang tunggu. Mereka memanjatkan doa dan harapan terhadap keselamatan kedua orang yang berada di ruang bersalin tersebut

"Dimana maria" tanya kenzi dengan nafas ngos-ngosan

Ia bahkan harus berlari dari perempatan lampu merah yang sedang macet sampai kesini untuk menemani sang istri melahirkan

"Dia masih didalam" sahut wenas yang terlihat sedikit lebih tenang dibanding yang lain

"Keluarga saudari" pangil dokter seorang perempuan separuh baya sejak kejadian kenzi menghajar seorang dokter lelaki saat akan memeriksa perut maria mereka menganti dokter untuk maria

Kejadian memalukan itu sangat membekas dan sempat menjadi buah bibir dibeberapa media cetak dan elektronik

"Saya suaminya dok" sahut kenzi maju paling depan

"Ikut keruangan saya. Oh, ibu siapanya ya" tanya dokter itu terlihat kepo

"Saya ibunya"
"Baiklah. Ikutlah sekali "

Begitu sampai diruangan minimalis dan bernuansa putih mereka memulai percakapan

"Ini kejadian ketiga yang pernah saya alami dan saya merasa tidak asing lagi, sebelumnya pernah kejadian yang sama beberapa minggu lalu dimana sang pasien saya telah pecah ketuban dan pembukaan sudah lengkap namun belum juga melahirkan"

Mendengar penjelasan sang dokter keduannya tampak bingung kemana arah cerita.

"Ada baiknya jika kalian membawanya meminta maaf kepada orang yang paling ia benci, mungkin" ujar dokter tersebut ragu

"Bukannya saya menakuti kalian sebagai pasien saya hanya saja ini terlalu klise dan telah berulang kali terjadi selama saya menjadi dokter dan pasien pertama saya meninggal bersama buah hatinya karna saat itu operasi sekalipun tidak berhasil sebab ia bisa melahirkan secara normal dan bayi itu sudah pada jalannya"

Deg

Meninggal

Satu kata itu bagai bom yang menghancurkan jiwa raga kenzi

"Apa yang harus kami lakukan dok" tanya kenzi dengan suara lirih

Dokter itu memperbaiki letak kaca matanya lalu menatap lekat bola mata sayu itu seolah itulah yang ia tunggu dari tadi

"Bawalah ia jiarah kekuburan ayahnya"  ucap dokter

"Tapi dok, istri saya akan segera melahirkan"

"Semua akan baik-baik saja"

_________________

Beberapa polisi tampak mengiring ambulan dengan suara sirene melengking membuat semua lapisan masyarakat bertanya-tanya apa yang sedang terjadi siapa orang yang berada didalam ambulan itu hingga di kawal begitu ketat

Semua penguna jalan menepi memberi laluan untuk orang penting tersebut dan terlihat beberapa mobil mengiring ambulan tersebut, entah sekedar mengunakan kesempatan agar lebih cepat atau memang keluarga dari penguna jasa ambulan dan polisi tersebut

Kenzi mendengus sebal saat para wartawan terlihat menangkap pergerakan mereka dan juga menjadikan mereka makan siang para paparazi tersebut

Menyadari ketidaknyamanan sang kakak ipar ia meminta orang agar ditambah dan tak ingin mereka diliput didalam siaran manapun

Polisi mengamankan kawasan perkuburan tersebut, dengan sabar kenzi membantu maria menuju peristirahatan ayah mertuanya untuk yang terakhir kali tanpa bantuan siapapun

Don't Touch HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang