On my pray 2

1.3K 94 0
                                    

Pernah kah kalian merasakan kekalutan hanya karna mengkuatirkan seseorang yang berharga dalam hidup anda

Itulah yang pria bermata cipit itu rasakan, semalam suntuk ia begadang menunggu maria siuaman. Tak terhitung berapa banyak doa yang sudah ia panjatkan tuk wanita itu

"Cepatlah bangun" ucap ken penuh harap. Tuk kedua kali dalam hidupnya ia merasakan sebuah perasaan takut, pertama saat ibunya menangis dan ingin mengakhiri hidupnya hingga berakhir di rumah sakit dan ini yang kedua

Cup

Kenzi mengecup punggung tangan dan kening maria sebelum keluar dari kamar bernuansa putih gading itu

Perlahan bulu mata lentik itu terbuka, ia mencari sosok yang menemaninya selama beberapa waktu belakangan ini

"Sudah bangun" suara bass itu mengema di gendang telingnya
"Sarapan dulu ya, kasihan junior belum makan dari tadi malam" ia memang kerap memangil sang jabang bayi dengan sebutan junior

"Sedikit ya" tawar maria yang langsung kenzi sahut dengan anggukan

Berselang beberapa lama bubur yang ia bawa habis ludes tanpa tersisa
"Katanya sedikit tapi malah habis semua" cibir kenzi
"Lapar" bela maria
"Ini susu sama obatnya minum dulu" perintah kenzi

Tanpa bantahan ia menghabiskan semuanya secepat mungkin
"Good girl" puji kenzi seraya mengelus pucuk kepala maria

"Ih apaan sih, gak sopan tau pegang kepala orang yang lebih tua" sewot maria

Jujur hatinya terasa hangat mendapat perlakuan seperti tadi momen jarang yang pria itu lakukan mengingat pria itu sangat takut terhadapnya. Namun karna gengsi ia malah menyemprot kenzi dengan sewotanya

"Ya ya, yang lebih tua dari anak kecil sepertiku"
"Nyatanya aku lebih gede" tambah kenzi tak terima dikatain anak kecil secara gak langsung

"Memang kenyataannya kamu anak kecilkan" sewot maria
"Aku bukan anak kecil kak, aku ini pria dewasa" dengus kenzi kesal

"Anak kecil memang selalu marah dikatain dan mengaku sok dewasa"
"Terserah kakak aja, bisa cepat tua aku berargumen dengan kakak takkan pernah menang"

'Yang tua selalu benar, perempuan selalu benar. Fiks gua kalah, punya lawan perempuan lebih tua dari gua'

Batin kenzi mengingat sebuah kata bijak dari sosmed tetangga yang ia lihat beberapa waktu lalu.

"Eh mau kemana" sewot maria saat kenzi beranjak dari duduknya
"Kenapa kak" tanya kenzi heran tumben perempuan itu menghalanginya pergi biasanya juga diusir tiap hari

"Itu emm anu, aduh gimana sih ngomongnya ke kamu" maria garuk kepala tiba-tiba saja otaknya blank

Ia bingung harus menjelaskan seperti apa pada pria yang ada dihadapannya itu. "Apa ada sesuatu yang salah" tanya kenzi seraya membungkukan tubuh jankungnya dihadapan maria

Glek

Pagi ini kenzi terlihat asing dimata maria, lebih tampan, dewasa, gagah dan bibirnya yang tipis berwarna kemerahan khas turunan membuat ia susah payah menelan ludah sendiri

"Kenapa kak" tanya kenzi menatap netra hitam terang itu dengan tatapan susah diartikan wanita tersebut

"Aku umm" maria mengigit bibir bawahnya

Jujur, ia sangat gugup ditatap intens seperti itu apalagi ini masih pagi dan tidak baik tuk kinerja jantungnya yang bertalu dua kali lipat dari biasanya

"Hahahaha" tawa kenzi membahana
"Wajah kakak lihat wajah kakak lucu" kenzi tertawa terpingkal dengan reaksi maria pagi ini

"Resek" maria meraih bantal di sampingnya lalu memukul tubuh kenzi dengan benda itu

Don't Touch HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang