mama nadira

728 62 0
                                    

semoga terhibur ya
Jangan lupa tingalin ✩ ya

Rumah sederhana namun terlihat begitu nyaman dengan pekarangan yang ditumbuhi beragam bunga membuat maria tersenyum senang, ini bukan kali pertama ia menginjakkan kaki kesana

"Ehh nak maria" sapa wanita berambut putih dengan semprotan dan gunting ditangannya

"Mama" teriak kenzi girang lalu memeluk tubuh sang mama dengan erat
"Dasar anak nakal tiga bulan tidak pulang kerumah mama pikir kamu sudah lupa masih punya orang tua"

"Enggaklah ma, akukan sayang sama mama dan papa. Kerjaan aku numpuk makanya belum sempat pulang" bela kenzi

"Papa mana ma" lanjut kenzi
"Ngurusin ikan hiasnya"
"Kenzi masuk dulu ya"

Kerutan di seluruh wajah nadira tidak menutupi betapa cantiknya ia dimasa muda dulu sehingga berhasil pria turunan korea dan menjadi teman hidupnya hingga sekarang.

"Kamu apa kabar" tanya tante nadira yang masih sibuk dengan kebunnya walau ia sudah tua tidak membuat wanita itu malas untuk merawat kebun kesayangannya

"Baik tante" sahut maria masih memperhatikan pekerjaan wanita itu
"Bagaimana kondisi bayi kamu"

Deg

Jantung maria seolah berhenti berdetak mendapat pertanyaan seperti itu, wajahnya pucat pasi tidak pernah tau jika tante nadira mengetahui kondisinya yang berbadan dua

"Ba-baik tante" sahut maria gugup
"Baguslah. Kalian kapan menikah" tanya tante nadira berbalik dan menatap maria seksama ia ingin tau bagaimana respon wanita itu

"Ma" pangil kenzi dari pintu depan
"Yuk makan siang dulu kenzi lapar" tante nadira meletakkan semua perkakasnya lalu menuju rumah

"Ayo nak maria, kok bengong sih disana" ajak tante nadira

Maria yang masih terbengong ditempat mulai mengikuti langkah tante maria menuju rumah. Mereka makan dengan santai sesekali papa tan menceritakan bagaimana kenzi masih kecil.

"Dia sangat suka anjing saat dia kecil gak tau kenapa sekarang gak suka" tambah mama

"Aku bukan gak suka ma cuman mereka sangat kotor" bela kenzi

Mama hanya mengeleng dan meneruskan suapan makannya
"Kapan kalian menikah" tanya papa yang dia sedari tadi

Kenzi tersedak mendapat pertanyaan tersebut
"Hati-hati dong nak, papa juga ngobrolinnya gak bisa nanti ya" sewot mama

Papa menghela nafas pelan lalu meletakkan sendok dan garpunya

"Segera selesaikan makan kamu dan jangan lupa datang ke ruangan diskusi keluarga" ucap papa tan sebelum berdiri dan meninggalkan ruang makan

Maria menunduk menahan sesal yang amat dalam, ia menyadari kesalahannya hingga membuat pria sebaik kenzi terlibat masalah.

Selesai makan dan membersihkan piring kotor mereka menuju ruangan ruang diskusi.

"Langsung saja ke intinya. Kalian kapan menikah jangan sampai karna kecerobohan kalian membuat seorang bayi yang tidak bersalah menjadi korban" tegur papa tan

Sedangan mama nadira hanya menatap keduanya terutama kenzi sang anak, ia sangat kecewa tidak bisa menjaga maria yang sudah mereka anggap putrinya sendiri dengan baik

Sesekali tangan keriput itu mengelus bahu papa tan agar lebih sabar.

Kenzi menundukkan kepala merasa bersalah tidak bisa menjaga amanat sang papa

"Jangan terlalu memikirkan masalah biaya jika itu menjadi beban kamu" ucap papa

Kenzi semakin tertunduk, ia merenung dan bertanya pada hatinya apa siap untuk menerima kehadiran sosok maria untuk menggantikan natali

Tapi ia juga tidak ingin kedepannya hubungan mereka rusak saat hati kenzi belum siap menerima kehadiran maria.

Maria di tempat duduknya hanya tediam sambil mengkucek bajunya, ia sangat gugup. Maria mulai resah dan berharap kenzi mengetahui gelagatnya agar tidak berlama-lama disini

"Tidurlah disini kak, mama sama papa masih kangen sama kamu" pinta mama penuh permohonan

"Bagaimana nak maria" tanya mama
"Terserah kenzi saja tante"
"Kok tante sih, mama dong. Kan kamu itu akan menikah sebentar lagi dengan kenzi dan sebagian dari keluarga ini" ujar  mama nadira membuat maria tersipu malu

"Tapi ma, kenzi harus pulang banyak kerjaan yang harus mama kerjakan"

"Kamu memang gak sayang sama kami lagi" mama nadira berdiri darisana meninggalkan kenzi dan yang lain

"Jangan membuat mamamu bersedih ia sudah mengalami hari yang buruk selama beberapa bulan ini karna kamu tidak pulang, tinggallah walau hanya semalam " jelas papa lalu menyusul mama nadira

Kenzi menghela nafas kasar lalu menatap maria yang tidak kalah gusar dan mengambil inisiatif membuat wanita itu tenang

"Aku gak tau akan seperti ini jadinya, maafkan aku ya kak" ucap kenzi seraya mengenggam kedua tangan maria dengan erat

"Akan ada solusi untuk kita, aku mohon kakak bersabar ya" tambah maria lalu mencium kening maria sebelum mengacak rambut wanita itu hingga membuatnya merona

______________________

Kenzi merengut kesal karna kamarnya ia serahkan kepada maria sedangkan dia sendiri harus tidur disofa

"Gak usah buat tampang jelek udah jelek kok" ledek maria

Ia haus dan berniat mengambil minum
"Kakak kenapa belum tidur" tanya kenzi penasaran

"Haus" sahut maria

Saat menuju dapur ia merasa sedikit takut karna ruangannya gelap terpaksa kembali lagi ke ruang tengah tempat kenzi tidur

"Ngok kawani dong takut nih dapurnya gelap"

Bukannya bangun kenzi malah menyerahkan gelas berisi minunnya untuk maria minum selesai minun kenzi langsung menariknya agar dijadikan guling. Sofa yang kecil itu membuat maria tidak berani bergerak takut jatuh

"Hari ini sangat berat, terima kasih kakak bertahan dengan keadaan ini" kata kenzi diatas kepala maria

Maria memeluknya erat lalu mengendus untuk mencium aroma kenzi

Kenzi tertawa diendus seperti itu ia merasa geli

"Hahaha hentikan kak" ujar kenzi seraya menjauhkan kepala maria dari ceruk lehernya tentu saja tidak diindahkan wanita itu

Kenzi balik mengelitik membuat wanita itu tertawa terpingkal-pingkal

"Ehemm" papa tan berdehem membuat aksi gelitik mengelitik keduanya terhenti, kenzi menatap papa yang sedang tersenyum kearah mereka

"Pindahlah kekamar ini sudah larut malam"
maria yang masih ngos-ngosan menatap kesal kenzi yang membuatnya tertawa hingga lepas dan kini di tegur sang papa.

Kenzi hanya nyengir kuda menunjukkan gigi putih susunya dan membuat maria mendengus kesal sedangkan sang papa hanya geleng kepala dan meninggalkan keduanya, ia tau keduanya masih muda dan mengebu dalam kasmaran

Tbc

Don't Touch HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang