Sikembar G

745 61 0
                                    

Suara gaduh dari meja yang di huni lima pria berparas tampan menjadi pusat perhatian terutama seorang wenas roberth hartono dan kenzi freskiparindo yang menjadi santapan makan siang para paparazi akibat kedekatannya dengan seorang Maria stevano wardana setelah berpisah dengan Natali yang sekarang sedang bertunangan dengan pria pengusaha muda

Kenzi hanya diam dan sesekali mengangguk sahutan keempat sahabatnya tersebut. Ketiga sahabatnya mengintrogasi kenzi habis-habisan saat mendengar tentang kedekatannya dengan maria dan natali dengan pengusaha kaya dari berita yang baru saja mereka lihat baik dari surat kabar cetak maupun media elektronik.

"Ternyata kenzi yang kita kenal tidak sepolos sampulnya, bahkan ia menang depan mencetak gol dan dalam waktu beberapa bulan akan mendapat gelar ayah" ledek gading

Kenzi tidak merespon, ia sibuk mengaduk kopi hitam dalam gelas yang ia aduk. "Bahkan ia lebih kalem setelah menjadi calon ayah"

"Kapan kalian menikah" tanya yang lain
"Kalian sangat membosankan, berhentilah bertanya jerk. Harusnya kalian menceritakan bagaimana pekerjaan kalian disana dan berapa wanita yang sudah kalian pakai untuk menghangatkan ranjang dinginmu" geram kenzi tidak terima dijadikan bahan olokan

Keempat orang tersebut tertawa dengan caranya masing-masing, terkesan maskulin bukan tawa membahana namun tawa berkelas yang tetap menjaga suara gelak tawa mereka. Kenzi termaksud orang paling sabar dan jauh dari kata maksiat terkecuali jahil

Mendengarnya mengatakan bahasa vulgar sebuah mimpi yang jadi kenyataan menurut mereka

"Rileks man" tegur wenas lalu menyeruput kopi latte miliknya

"Harusnya aku merekamnya tadi" canda ando yang terkenal jahil namun tidak sejahil kenzi

"Berapa lama kalian akan tinggal dijakarta" tanya wenas to the point

"Aku akan tinggal selama tiga hari, banyak tugas penting yang tidak bisa ku tinggalkan"
"Paling juga tugas mengawasi sekertaris bohaynya yang tidak bisa membuat mata melirik hanya sekali" ketus gilang

Keempatnya tertawa kembali terkecuali gadingg yang jadi bahan bullyan

"Bagaimana tugas lapanganmu, aku dengar sebentar lagi akan naik jabatan" tanya wenas pada ando yang notabenya seorang polisi yang bertugas di pulau sumatra

"Begitulah. Tidak ada yang menarik"

"Aku jangan ditanya lagi, yang pasti dalam waktu dekat ini akan segera kembali ke sini" kata gilang lalu memainkan tabnya

"Apa ada masalah" tanya keempatnya bersamaan menatap gilang heran

"Tidak. Hanya saja aku merindukan rumah" sahutnya enteng

Selesai kopi darat kelimanya segera bergegas keluar menuju kantor wenas sebagai tempat tongkrongan. Kedua mobil itu melaju beriringan ke arah berlawanan

"Lah, katanya tadi mau ke kantor kamu kok malah ke arah sini. Kantormu sudah pindah" tanya ando heran pada wenas

"Bukan. Kenzi di telpon bini nya" sahut wenas tanpa melepas pandangannya dari ponsel berlogo apel bekas gigitan

"Cantik banget kenalkan dong" pinta ando saat melihat gambar agatha sedang keluar dari salah satu sekolah terkenal

"Anak ingusan juga di sukai" ledek wenas
ia tau jika sahabatnya ini tertinggal berita terbaru akibat terlalu sibuk dengan tugasnya sebagai seorang polisi

Mobil kenzi berhenti di depan pekarangan rumah minimalis dan memarkirkan dengan rapi agar mobil fortuner milik wenas boleh ikut parkir disana. Kelimanya mulai turun dari mobil dan menatap kagum rumah tersebut

Don't Touch HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang