3. Park Woojin

3.9K 512 310
                                    

Park Woojin & his first..
"Aku harus menjadi pacarmu dulu kan, agar boleh khawatir padamu?" - park woojin

👻👻👻

Kamu, seorang gadis yang seringkali marah, namun dibalik itu semua, kamu adalah gadis yang sangat sensitif. Kamu sering nangis saat orang lain tidak mengetahuinya. Iya, kamu hanya berpura-pura kuat dengan segala amarahmu agar orang lain tidak tahu betapa rapuhnya kamu.

"Hei (y/n), apa kau tidak punya sisir? Kenapa rambutmu sangat berantakan?" Sanggyun, seorang teman sekelasmu yang sangat jail mulai mengganggumu pada jam istirahat.

"Kau mau kupukul ya?" tanyamu dengan penuh emosi. Rambutmu memang sedikit berantakan, itu karena kamu baru saja bangun dari tidurmu. Ya, kamu ketiduran di kelas dan beginilah sekarang, rambutmu berantakan.

"Wow, takut," Sanggyun masih meledekmu. Kamu bangkit dan berjalan kearah pria itu. Kamu sudah mempersiapkan seluruh tenagamu untuk menghajarnya.

"(Y/n)!" Park Woojin, teman sekelasmu tiba-tiba menarik tanganmu. Langkahmu terhenti, dan kemudian Sanggyun memanfaatkan hal itu untuk lari meninggalkan kelas.

"Lepaskan!" katamu pada Woojin. Pria itu langsung melepaskan tangannya yang tadi menarik tanganmu. Ia hanya menatapmu datar. Ia memang tidak begitu banyak bicara dikelas. Bahkan, baru ini kamu berbicara dengannya.

"Kamu.. nangis?" tanyanya dengan nada khawatir. Sial, ia melihat air matamu. Air mata yang selama ini selalu kamu simpan sendiri. Kamu menghapusnya dengan tanganmu dan kemudian pergi meninggalkan kelas.

👻👻👻

Kamu mulai menangis di salah satu bilik toilet di sekolahmu. Bagaimana mungkin seorang gadis yang sangat sensitif sepertimu tidak sedih kalau setiap harinya selalu diganggu oleh badboy seperti Sanggyun itu. Walau kamu berupaya selalu terlihat kuat, tapi kamu tetap saja seorang gadis, seorang gadis yang lebih mengharapkan perlakuan manis dari pria, daripada perlakuan seperti tadi.

Setelah menangis, kamu keluar dari kamar mandi dan ternyata Woojin ada disana. "Aku.. khawatir," katanya pelan, sambil memperhatikan wajahmu.

"Tidak perlu khawatir, kamu hanya teman sekelasku yang tidak pernah kuanggap ada di kelas," kata-katamu terdengar sedikit kasar, namun kamu mengatakannya hanya karena masih terbawa emosi.

"Jadi, posisiku sebagai teman sekelas yang tidak kamu anggap harus berubah menjadi apa, supaya aku boleh khawatir tentangmu?" tanyanya. Kamu hanya menatapnya aneh.

"Yaa, kau ini sedang bicara apa," katamu kemudian.

"Aku serius sedang bertanya," jawabnya kembali. Kamu heran melihat ekspresi wajahnya yang benar-benar datar begitu. Apa dia memang sedang serius sekarang?

"Hmm, aku harus jadi apa ya, agar boleh khawatir?" Woojin mulai bergumam. Setelah itu kamu meninggalkan Woojin sendirian disana, lalu samar-samar kamu mendengar suaranya memanggil-manggil namamu.

👻👻👻

Sepulang sekolah, kamu memilih untuk pergi kesebuah mall sendirian. Kamu masih kesal jika memikirkan kejadian tadi sehingga berbelanja adalah caramu untuk memperbaiki moodmu.

Kamu mulai memilih-milih baju untuk dirimu sendiri, dan mulai bingung dengan warna apa yang sebaiknya kamu beli. "Hitam bagus, tapi putih juga bagus," kamu mulai bingung.

lWah, baju berwarna hijau ini juga lucu," katamu lagi.

"Tapi yang ini.." saat kamu melirik baju berwarna ungu, sebuah suara mengagetkanmu. "Semua warna cocok untukmu, (y/n)."

Can you imagine it all? (k-idol & you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang