3 (Playboy)

7.1K 330 5
                                    

Jangan berfikir semua laki-laki itu sama,
Karena jika semua laki-laki sama, pasti mereka mencintai perempuan yang sama.

****

Malam ini, Ayra hanya berbaring di kamarnya sambil mendengarkan alunan musik di handphone nya.

"Tadi pulang sama siapa?" Tanya Diana yang membuat Ayra terkejut.

"Mamah! Ngagetin aja!" ucap Ayra setengah berteriak, Diana hanya terkekeh.

"Pulang sama siapa tadi? taksi?" tanya Diana.

"Sama ... " Ayra menggantungkan ucapannya, "Siapa?" tanya Diana lagi.

"Hmm, itu .. " Ayra menggumam.

"Siapa? Pacar?" tanya Diana lagi.

Ayra bangun dari posisinya, kemudian duduk di samping Diana. "Mah, tau nggak sih"

"Enggak" ucap Diana cepat. "Ih kan aku belum kasih tau!" ucap Ayra.

"Apa?" tanya Diana antusias, "Jadi tadi aku di tembak sama cowok" ucap Ayra mulai bercerita,

"Terus?" tanya Diana, "Tapi aku nggak kenal, terus dia maksa aku buat jadi pacarnya"

"Parahnya, kata Kania, dia itu Playboy, terus jadiin aku cuma taruhan" Lanjutnya.

"Tapi kamu suka nggak sama dia?" tanya Diana.

"Boro-boro Mah, Kenal juga baru" balas Ayra. "Yaudah, kamu jalanin dulu, kalo bener dia emang jadiin kamu taruhan, kamu langsung putusin" ucap Diana.

"Yaudah kamu istirahat ya" Ucap Diana, kemudian Ayra mengangguk.

****

Pagi itu Ayra bangun dari tidurnya. Bersiap akan berangkat ke sekolah.

Ayra turun dari tangga, kemudian menghampiri Diana yang sedang sarapan.

Ayra duduk di hadapan Diana, kemudian mengambil selembar roti dan mengolesi nya dengan selai.

"Berangkat sama siapa?" Tanya Diana, "Sendiri" balas Ayra.

"Gak dijemput sama pacar?" tanya Diana lagi, "Enggak, males banget!" balas Ayra.

Diana hanya menggeleng, kemudian Ayra membawa roti itu dan menyalimi tangan Diana.

"Berangkat sekarang ya" Kemudian Diana mengangguk.

****

Ayra sampai di sekolah, lalu memarkir mobilnya. Ia melihat Lio bersama seorang gadis.

Ayra melewatinya begitu saja, kemudian suara Kania mengejutkannya.

"Hai Ayra" sapa Kania, kemudian Ayra membalikkan badannya, "Hai" balas Ayra.

"Lo gak bareng Lio?" tanya Kania , "Nggak, kenapa?" balas Ayra.

"Pantesan dia bareng Kak Risty" Ucap Kania.

Rizky masuk ke dalam kelas dan menghampiri Ayra, "Ra, temenin gue sarapan yuk" ajak Rizky, kemudian Ayra mengangguk.

Keduanya sampai di Kantin, "Lo mau pesen apa Ra?" tanya Rizky.

"Gue kan nemenin lo, nggak makan" balas Ayra.

"Yaudah gue pesen dulu ya"

"Lo ngeliatin apa sih Ra?" Tanya Rizky, yang kemudian mengikuti arah tatapan Ayra, ke arah Lio dan Risty.

"Semua laki laki tuh sama aja ya, nyakitin doang bisanya" ucap Ayra tiba-tiba.

"Jangan berfikir semua laki-laki itu sama,
Karena jika semua laki-laki sama, pasti mereka mencintai perempuan yang sama" balas Rizky dengan tatapan kosong.

Ayra menatap Rizky dengan tatapan tak percaya, kemudian menjentikkan jarinya di depan wajah Rizky, "Lo sarapan quotes ya?"

"Lo nggak liat? Gue sarapan bubur nih" balas Rizky.

Tanpa aba-aba, Rizky menghampiri Lio, "Kalo lo nggak niat pacaran sama Ayra, mending nggak usah" Ucap Rizky.

"Maksud lo?" Tanya Lio.

Rizky menarik lengan baju Lio, kemudian menghantamnya.

Keduanya saling adu jotos, tidak ada yang menang karena mereka sama-sama babak belur.

"Ke kelas sekarang!" ucap Ayra setengah berteriak kepada Rizky.

****

KRING, Bel istirahat pertama berbunyi, Ayra dan Kania berjalan menuju ke kantin, namun mereka harus melewati kelas Lio terlebih dahulu.

Terdengar Lio dan teman-temannya sedang berbicang bincang, membuat Langkah Ayra terhenti.

Terdengar suara salah seorang Laki-laki, "Lo seriusan macarin si Ayra Ayra itu?"

"Palingan juga buat status doang, ye gak Li"

"Iyalah, Lio tetaplah Lio, Playboy satu sekolah ini"

"Heh! Kan lo yang ngasih taruhan, gue bisa nggak naklukin itu adek kelas, ya gue lakuin" ucap Lio.

Mereka tertawa puas, Ayra sakit hati mendengarnya. Kania tidak tahan, dia langsung mendobrak pintu kelas Lio.

"APA MAKSUD LO TARUHAN?!" Bentak Kania.

Mereka terpeloncat kaget, kecuali Lio, raut mukanya biasa saja, tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Lio, gue mau kita putus" ucap Ayra.

"Bener ya kata anak-anak, lo itu playboy, lo itu brengsek, dan gak ada bedanya!" Lanjutnya.

Lio menghembuskan nafasnya gusar, "Lo itu target gue! Jangan harap bisa lepas gitu aja!"

PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang