18 (Playboy)

4.2K 190 3
                                    

Ketika ada satu orang yang membuatmu bersedih, ada ribuan orang yang ingin membuatmu tersenyum

****

"Ayra?!!"

"Kamu kenal sama perempuan ini?"

"Kenal, dia teman saya" balas Laki-laki itu.

"Oh, tolong bawa dia ke rumah sakit ya, dia korban tabrak lari"

"Ya ampun Ayra"

Laki-laki itu memopong tubuh Ayra, kemudian memasukkannya ke dalam mobil, laki-laki itu adalah Brayen.

Brayen membawa Ayra ke Rumah Sakit, Brayen menyesali perbuatannya, harusnya ia tidak memanggil Lio, jika berakhir seperti ini.

Brayen segera menghubungi Diana, Kania dan Rizky. Brayen sampai di depan Rumah Sakit, kemudian memopong tubuh Ayra.

Kini Ayra tengah di dalam Ruang ICU dan dalam penanganan dokter.

Dua jam berlalu, Dokter yang menangani Ayra belum keluar dari ruangan nya, Kini di depan Ruang ICU sudah terdapat Kania dan Rizky.

Apa yang harus gue jawab kalo Mamanya Ayra sampe nanya kenapa Ayra bisa kayak gini, batin Brayen.

Dokter yang menangani Ayra keluar dari ruangannya, "Bagaimana kondisi teman saya dok?" tanya Kania panik.

"Dia mengalami benturan yang amat keras di bagian kepala dan kaki" ucap Dokter.

"Tapi Ayra nggak kenapa-napa kan dok? lalu apa yang harus di lakukan dok?" tanya Brayen.

"Ayra menderita gagar otak ringan dan patah tulang di bagian kaki kanan, yang mengharuskan untuk di oprasi" ucap Dokter.

"Lakukan apapun untuk anak saya dok! Lakukan!!" ucap seseorang yang datang dari belakang keempatnya, Diana.

"Tapi—"

"Tapi kenapa dok?"

"Saya tidak berharap ini akan terjadi, namun apabila setelah oprasi pasien terjatuh ataupun terbentur, saya takut akan terjadi kelumpuhan" ucap Dokter.

"Lumpuh dok?" tanya Diana memastikan.

"Lakukan yang terbaik dok, apapun itu, berapapun biayanya!" Lanjut Diana.

"Baiklah"

Dokter kembali masuk ke dalam ruangannya, kemudian Diana duduk di samping Brayen, "Sebenernya apa yang terjadi, Brayen?"

"Maaf tante—" sela Brayen, "Jawab tante! Kenapa Brayen?" tanya Diana.

"Tadi Pagi, Ayra panas tinggi , tapi Ayra gak mau saya hubungi dokter, Ayra terus manggil nama Lio" ucap Brayen.

"Dan akhirnya saya telfon Lio untuk datang ke rumah, saya rasa, Ayra sangat sayang kepada Lio, namun tidak dengan Lio, dia sudah punya pacar sekarang"

"Brayen nggak bisa maksa Ayra buat sayang sama Brayen, daripada di paksakan, lebih baik di lepaskan"

"Brayen mutusin Ayra, gak lama setelah Brayen berdiam diri di kamar, Brayen masuk lagi ke kamar Ayra untuk memperbaiki semuanya, tapi Ayra nggak ada"

PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang