14 (Playboy)

4.8K 197 4
                                    

Hal yang menyakitkan di dunia ini adalah, ketika kamu mencintai nya, tapi ada orang lain yang lebih mencintainya

****

"Aku izinin kamu pergi sama Lio bukan berarti kamu bisa seenaknya pelukan sama dia!"

Lio dan Ayra melepaskan pelukannya, kemudian menatap pemilik suara itu, "Kak Brayen?"

"Sekarang kamu ikut aku!" sentak Brayen.

"Ta-tapi kak" ucap Ayra.

"Kenapa? Kamu mau tetep pergi sama Lio? Iya? Aku gak suka ya kamu deket-deket sama Lio!" Brayen membulatkan matanya, "Atau jangan-jangan kamu masih suka sama Lio?"

"Enggak kak!" bantah Ayra.

"Udahlah kamu nggak usah ngelak, bahkan kamu nggak izin ke aku, kalo mau pergi sama Lio" Lanjutnya.

"Atau jangan-jangan kamu emang sengaja janjian sama Lio?"

"Cukup kak! Kakak nggak perlu nuduh aku kayak gitu! Kakak nggak percaya sama aku?" tanya Ayra.

"Aku percaya sama kamu, tapi kalo ngeliat kamu sama Lio" ucap Brayen, namun segera di potong oleh Ayra, "Udahlah kak, aku sama Lio pergi"

Ayra menarik lengan Lio, mengajaknya pergi dari situ, sebelum mereka benar-benar menghilang dari pandangan Brayen, Lio menjulurkan lidahnya kepada Brayen.

Ayra masih terus menarik tangan Lio, "Ketagihan banget megang tangan gue" ucap Lio.

Ayra menghentikan langkahnya, matanya melotot, untung saja masih dapat terkontrol hingga tidak lepas dari tempatnya.

Ayra melepaskan lengan Lio, "Gak usah ge-er"

"Gimana gue gak ge-er? Lo aja lebih milih gue dari pada Brayen" Lio tersenyum, "Nggak usah banyak bacot, lo mau bawa gue kemana?"

"Ke Mall, gue udah beli tiket bioskop" ucap Lio, "Lo mau lewat gerbang depan?" Lanjutnya.

"Ya iyalah, kan di belakang ada kak Brayen, lo lupa?" tanya Ayra.

Lio menepuk jidatnya, "Lupa, kan gue inget nya lo doang"

Jantung Ayra berdegub sangat kencang, seperti habis lari maraton bolak-balik, rasanya ingin lompat dari tempatnya, "Tapi boong" lanjut Lio.

Ayra memukul lengan Lio, kemudian berdecak malas sambil memanyunkan bibirnya, "Nggak usah manyun-manyun, itu mulut lo udah kayak bebek"

Ayra diam. Kemudian Lio mengambil motornya, kemudian Ayra menaiki motor Lio.

Anehnya, Gerbang sekolah tidak tertutup dan tentunya mereka tidak melewatkan kesempatan itu, mereka segera keluar dari gerbang, "Lo nggak mau meluk gue gitu?"

"Buat apa?" tanya Ayra, "Jaga-jaga aja kali aja lo jatoh" balas Lio.

Ayra diam. kemudian lengan Lio menarik lengan Ayra dan melingkarkan di pingganggnya.

"Lio, Kenapa sih lo nggak mau dipanggil kakak?" Tanya Ayra, "Kakak itu ketuaan buat cowok seganteng gue"

Ayra terkekeh, "Ngaco ah lo, ganteng darimana nya" Lio tersenyum, "Seriusan nih, menurut lo, gue nggak ganteng?" Kemudian Ayra menggeleng.

PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang