Apa sudah menjadi hukum alam ketika ada hal yang lebih seru, orang terdahulu ditinggalkan?
****
"Jadi, apa yang lo tau soal Lio?" tanya Ayra kepada gadis di hadapannya, Anya.
Anya membayangkan kejadian di saat ia melihat Lio dan Gabriel berbicara di Rooftop, "Waktu itu"
"Gue nggak sengaja liat Kak Lio naik ke Rooftop di jam pelajaran, jadi gue ikutin aja" Ucap Anya, "Gue sempet kaget sih ngeliat Kak Lio berdua sama Kak Gabriel"
"Yang bikin gue makin kaget, kenapa mereka bisa kenal dan keliatannya mereka lagi ngomongin sesuatu yang serius" Lanjutnya,
"Tadinya gue nggak mau ikut campur, atau pengen tau tentang privasi mereka, tapi, gue tau dari Fasya, kalo Kak Lio itu cowok lo" Ucap Anya, "Karena itu, gue nekat denger omongan mereka"
"Apa yang mereka omongin?" tanya Ayra.
Flashback ON
"Gue nggak suka basa-basi, To the point, apa yang mau lo omongin ke gue?" Ucap Lio kepada gadis di hadapannya, Gabriel.
"Jangan gitu sama mantan dong, Lio" ucap Gabriel, "Mau lo apa sih, El?" Balas Lio, "I want you" ucap Gabriel.
Gabriel bergerak membelakangi Lio, "Lo tau kan apa yang bakal terjadi kalo gue nggak bisa dapetin sesuatu?" ucap Gabriel,
"Maksud lo?" Tanya Lio, "Let's start the game, Adelio" ucap Gabriel kemudian berlalu dari hadapan Lio,
Lio menahan lengan gadis itu, "Maksud lo apa?!" tanya Lio kembali, "Your Girlfriend, Lio" balas Gabriel,
Lio menepis lengan Gabriel, "Apa yang lo lakuin sama Ayra?" tanya Lio, "Nothing, if you come back for me" ucap Gabriel.
"Kita udah selesai, El" ucap Lio, "Kita bisa bangun semuanya lagi, come on, Lio" balas Gabriel,
"El, lo lupa? Lo yang khianatin gue dulu! Lo yang mendua di belakang gue, El" bentak Lio, "Lio, i'm your last ex, mustahil lo udah move on dari gue"
"Jujur sama gue, lo sebenernya nggak cinta sama Ayra kan? lo cuma cinta sama gue kan?" ucap Gabriel,
"Gue cinta sama Ayra" ucap Lio, "Bohong! Mulut lo bisa bilang lo cinta sama Ayra, gue yakin hati lo enggak, right?" balas Gabriel,
"Dan, gue udah tau, waktu itu lo cuma jadiin Ayra bahan taruhan sama Dion, kan?" ucap Gabriel, "Darimana lo tau?" tanya Lio,
"Hm, gue bisa aja sih ngasih tau ini ke Ayra, dan gue yakin, dia bakal benci sama lo selamanya" ucap Gabriel,
"Lo tinggal pilih, Ayra benci sama lo karena lo pergi, atau karena Ayra tau, dia cuma bahan taruhan lo" Lanjutnya,
"Gue bakal balik sama lo, dan gue juga bakal pindah sekolah" ucap Lio, "Good choice" balas Gabriel.
Flashback OFF
"Gitu ceritanya, Ra" ucap Anya, "Jadi, selama ini Lio cuma pura-pura cinta sama gue?" ucap Ayra,
"Kalo cuma pura-pura, buat apa dia ngelindungin gue? buat apa dia sembunyiin ini dari gue?" Lanjutnya.
"Sabar, Ra" ucap Kania.
****
Bel pulang sekolah berbunyi sejak lima menit yang lalu, Fasya menghampiri meja Ayra,
"Ra, balik bareng gue yuk" ajak Fasya, Ayra berfikir sejenak, "Yaudah, yuk" ucap Ayra.
Ayra menghampiri Kania, "Kan, gue balik bareng sama Fasya ya"
Kania mengangguk, kemudian Ayra pergi meninggalkan Kania. Secepet itu Ayra lupain Lio?, gumam Kania,
"Ternyata saat ada hal dan seseorang yang lebih seru, orang dan kenangan terdahulu ditinggalkan, ternyata semudah itu" Ucap Kania.
Keduanya berjalan keluar dari kelas, kemudian menuju ke tempat parkir, "Hm, Ra, gue boleh tanya sesuatu?"
Ayra menatap Fasya, "Apa?"
Fasya menghentikan langkahnya, diikuti oleh Ayra, "Lo cinta banget sama Lio, ya?" tanya Fasya, "Kenapa lo nanya gitu?"
Fasya menggeleng, "Gak apa, gue pengen tau aja" Ayra tersenyum, "Lio itu, orang yang bikin gue nyaman, walau banyak luka yang dia kasih"
"Seenggaknya, dia yang bisa bikin gue bahagia" Lanjutnya.
"Darimana lo tau soal gue sama Lio?" tanya Ayra, "Ya namanya juga sayang, kalo udah sayang, apa aja pasti di cari tau kan?" Ucap Fasya,
"Maksud lo?" tanya Ayra heran, "Ah enggak! Udah yuk, balik" ucap Fasya.
Ayra naik ke atas motor Fasya, namun Fasya tetap diam, Gak Peka, gumam Fasya.
"Hah apa?" tanya Ayra, "Enggak, bukan apa-apa" balas Fasya panik.
Fasya menjalankan motornya, "Gue mau ajak lo jalan, sekalian gue mau cerita lebih banyak tentang gue, Lo mau?" Tanya Fasya,
Ayra tersenyum, "Boleh"
Keduanya sampai di sebuah Mall ternama di Jakarta, kemudian mereka menuju ke sebuah toko kado, "Kenapa kita kesini?" tanya Ayra,
"Temen gue ulang tahun, party nya minggu depan, bantu gue milihin kado nya ya?" Ucap Fasya, "Cewek?" tanya Ayra,
"Kalo cowok, nggak mungkin juga gue nanya lo" Ucap Fasya sambil terkekeh, "Iya juga sih"
"Kalo lo mau, nanti lo temenin gue dateng ke party nya ya" Ucap Fasya, "Tapikan gue nggak kenal" Balas Ayra, "Ya nemenin gue aja"
Ayra tersenyum "Boleh, dresscode nya?" tanya Ayra, "Black and White, habis ini kita cari ya" Balas Fasya.
Fasya menggandeng Ayra, mengajaknya ke sebuah rak berisi Boneka, "Kalo boneka, gimana menurut lo?"
"Hm, emang dia tipe cewek yang kayak gimana?" tanya Ayra, "Yah gue mana ngerti tipe cewek" balas Fasya.
"Kalo lo, dikasih boneka, suka nggak?" Tanya Fasya, "Suka-suka aja" balas Ayra,
"Tapi menurut gue, kayaknya nanti bakal banyak yang ngasih dia boneka, biar lebih berkesan, mending lo kasih dia buku" Lanjutnya.
"Buku apa?" Tanya Fasya, "Novel misalnya" Balas Ayra, "Oke, kita ke toko buku sekarang"
Keduanya berjalan menuju Toko Buku, namun ada seseorang yang menghampiri keduanya dari belakang,
Seseorang itu menepuk pundak Ayra, "Hei, Lo Ayra kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy
Teen FictionHighest Rank : #270 in Teen Fiction [20/08/2018] Jika cinta bisa membuat perempuan bertahan dengan satu laki-laki, Kenapa cinta tidak bisa membuat laki-laki bertahan dengan satu perempuan? Ini kisah asmara Ayra, yang terjebak cinta dengan Playboy SM...