9 (Playboy)

5.7K 232 0
                                    

Jangan terlalu benci, nanti cinta.
Jangan terlalu cinta , nanti benci.
Dan jangan terlalu berharap, nanti kecewa.

****

"Terus kita harus gimana Kan? Gue males ah nyamper kesana" ucap Ayra.

"Lo yakin nggak mau nyamperin pacar lo?"

"Pa-pacar?" tanya Ayra, "Iyalah, mau lo benci sama dia, tetep aja status lo sama dia pacar"

Ayra diam. "Gue mau nyamperin Abang gue, lo mau ikut?" tanya Kania.

Ayra mengangguk, kemudian mereka berlari menuju tempat yang kini menjadi sorotan siswa-siswi di sekolah ini.

"Lo terlalu brengsek untuk cewek setulus dia, kalo lo nggak serius, lo bisa tinggalin dia!" Ucap Brayen kepada Lio.

"Bang udah bang!!" lerai Kania, sambil menarik lengan Brayen.

"Lio udah!" lerai Ayra, sambil menarik lengan Lio.

"Tuh lo liat, pacar gue nyamperin gue, bukan lo, Brayen!" Ucap Lio membanggakan diri.

"Sorry Lio, tapi gue sama Kania nyamperin Kak Brayen, bukan lo" balas Ayra.

"Pacar lo gue atau Brayen sih?" tanya Lio.

"Gue nggak pernah menganggap lo sebagai pacar gue, seperti yang lo ucapin, lebih baik sekarang kita nggak usah kenal" balas Ayra.

Lio menghela nafas, "Oke kalo itu mau lo!"

Lio meninggalkan mereka, dan menerobos kerumunan.

Kania mengantar Brayen ke UKS, sedangkan Ayra masih mematung, memperhatikan Lio yang kini semakin menjauh.

Masalah ini tidak sampai disini, banyak siswa-siswi yang menonton, kemudian menyebarkan video itu, dan sudah menjadi pembicaraan satu sekolah.

Ayra, Lio, Kania, dan Brayen dipanggil ke ruang BK.

Semasa sekolah, Ayra tidak pernah masuk ruang BK, bahkan melewatinya saja ia tidak akan pernah mau.

Ayra duduk di tengah, di sebelah kanan ada Brayen, di sebelah kiri ada Lio, dan disebelah Brayen ada Kania.

Selain mereka berempat, tentunya ada guru BK dan Kepala Sekolah.

"Bisa jelaskan kepada Bapak apa yang sebenarnya terjadi?"

"Nggak ada yang perlu dijelaskan Pak, semua sudah jelas, masalah ini sudah selesai, tolong jangan di perpanjang!" Ucap Lio.

"Nggak heran sih, memang dari kelas 10 kamu sering membuat masalah, harusnya dari kelas 10 pihak sekolah sudah men Drop Out kamu!" Ucap guru BK.

"Silahkan Pak, saya sudah siap kok, lagian siapa sih yang betah punya guru yang gak bisa mengerti keadaan? Masalah udah selesai, eh malah diterusin lagi"

"Kurang ajar kamu! Berani menjawab!"

Tangan guru BK hampir saja ingin menampar Lio, namun kepala sekolah menahannya.

PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang