Tiga hari setelah hari itu, si mas Laki-lakiku belum menampakkan diri dihadapanku. Sesekali dia kirim sms sekedar bertanya sudah makan belum atau sudah pulang belum? Aku pun menjawab singkat, sudah. Klise banget..tidak tahu kenapa aku tak ingin bermanis-manis dengan laki-laki satu ini. Hatiku seperti sudah mati.. entahlah..
Hari ini disela-sela pekerjaanku yang lagi padat, ada sms masuk dari si mas laki-lakiku.
" Sudah makan belum?" Humm, tidak adakah pertanyaan lain?
" Belum, mau ngajak lunch nich..?" Balasku iseng. Lokasi kantor kami jauh, susah buat kami untuk bertemu siang hari.
" Boleh..kita ketemu satu jam lagi di tempat biasa ya," God..keisenganku berbuah petaka. Mana mungkin aku meninggalkan pekerjaan yang menumpuk? Kulirik jam tanganku berulang dengan gelisah. Ah..kenapa iseng sich..harusnya aku tidak bertanya begitu. Kutunggu-tunggu gak ada lagi sms selanjutnya berarti dia serius dengan ajakannya.Dengan cepat kubereskan mejaku, setelah pamit dengan Santi teman sebelahku. Aku pun segera berlalu dari kantor langsung menuju ke restoran kecil tempat kami biasa ketemu. Ternyata si mas sudah ada di sana. Di pojok tempat biasa kami duduk.
" Sudah lama mas?" Tanyaku begitu tiba di depannya. Dia tersenyum kecil. Duh..hatiku berdebar melihat senyumnya. Hohoho ada apa ini?
" Duduklah" katanya sambil menunjuk kursi disebelahnya. Aku menurut duduk berdampingan dengannya. Seorang pramusaji menghampiri kami sambil membawa daftar menu. Kami melihat-lihat sebentar lalu memesan.
Hening sesaat, kulirik laki-laki di sebelah tampak sangat tenang. Sementara aku malah yang gelisah.
" Kenapa?" Tanyanya seperti tahu kegelisahanku.
" Sudah gak sabar menunggu jawabanku ya?" Tiba-tiba tangannya menggenggam tanganku. Aku menoleh memandangnya. Wajah itu kenapa jadi banyak senyum sich.. Seketika mulutku kelu. Tak ada kata yang bisa kuucapkan.
" Kamu yakin dengan apa yang kamu katakan kemarin?" Tanyanya lembut.
" Ya, " jawabku pendek. Sependek akalku saat ini. Kenapa tiba-tiba aku jadi linglung?
" Baik..kalau kamu sudah siap, kita akan menikah,"My God, benarkah pernyataan itu muncul dari mulut laki-laki yang tidak kuperhitungkan dalam hidupku? Laki-laki yang hanya jadi pelarian sakit hatiku?
" Aku akan menemui keluargamu dan kamu akan jadi istriku," katanya mantap. Kupandangi wajahnya tak percaya. Sekali lagi, si mas laki-lakiku tersenyum manis padaku.****************
Bahagiakah aku? Tidak..tepatnya belum. Sempat terbesit penyesalan mengajaknya menikah karena bukan dia laki-laki impianku. Bukan laki-laki yang cuek tanpa perasaan seperti dia yang kuinginkan menjadi suamiku. Tidak kusangka, si mas berani memutuskan dengan cepat bahkan sebelum batas waktu yang kuberikan. Salahkah aku menilainya selama ini?Ternyata tidak, dia tetap dia dengan sikap acuhnya. Memang sejak pernyataannya itu sikapnya sedikit berubah. Sms nya mulai inten dengan pertanyaan dan pernyataan yang lebih gombal.
" Sedang apa dik? Kangen nich" atau sms ini " Mas kangen. Gak sabar mau cepat nikahi kamu" pesan-pesan itu yang sempat membuatku melambung. Dia kangen denganku? Sungguh-sungguhkah pernyataan itu? Kata-kata romantis yang tidak tahu dia pelajari dari mana. Palingan dapat dari internet hehehe..Aku masih terus curiga dan waspada. Aku tidak mau jatuh lagi...kecewa lagi..Dan kecuriganku benar.. kenyataan hidup ini tak seindah drama korea yang dulu sering aku tonton. Tiba-tiba sang pujaan hati melamar dan kita bisa menikah untuk bahagia. Membuat penonton termehek-mehek setelah melewati pergumulan hati antara tangisan, cemburu dan tawa bahagia. Itu drakor..bukan hidupku.
Seminggu setelah romantisme yang si mas ciptakan dan sempat membuatku terlena, si mas menghilang. Hari pertama, kedua dan terus ketiga tak ada kabar kudengar. Tak ada sms romantis itu lagi. Dan aku juga tidak ingin mengirim pesan lebih dahulu.
Aku kuatir? Sedikit... untunglah pertahananku selama ini cukup kuat untuk tidak jatuh cinta padanya hanya sedikit terlena. Tidak terlalu berharap. Sepertinya si mas berubah pikiran. Dia tidak siap melangkah bersama perempuan sepertiku. Aku perempuan seperti apa ya? Kartini kebablasan.
Setelah hari ketiga kucoba menyapanya lebih dulu.
" Mas di mana? Sehat-sehat saja kan?" Tak ada respon sampai sore menjelang. Aku tak mau pusing karena nya. Berikan dia waktu, biarkan dia berpikir, kata hatiku menguatkanku. Ya..kenapa harus gelisah bukankah semua itu hanya keisengan spontan itu mengejar target menikah? Gak harus dengan dia kan? Edan..aku sudah edan. Pernikahan kok dianggap hanya mainan.. bukan mainan sich..hanya karena usia dan pengalaman pahit aku tidak mau terjebak oleh cinta.Pagi hari ketika aku bangun dan membuka pintu rumah, laki-laki itu sudah ada di sana.
****************
27032018Note:
Hei ketemu lagi..jangan bosan ya kalau saya minta masukan. Saya masih sabar kok... hehehe
Ditunggu votenya saudara-saudara
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku jatuh cinta lagi (Lengkap)
ChickLitCinta? Apakah itu cinta? Semua hanya kebohongan belaka Cinta hanya kata tanpa makna bagiku yang berulang kali dikhianati..terlalu banyak kebohongan yang membuat Cinta musnah tanpa rasa. Bagiku cinta tak penting lagi.. tak penting juga menjadi dasar...