Dilamar

4K 263 3
                                    

"Lho mas, kok sudah di sini?" Tanyaku antara kaget dan heran. Dia hanya tersenyum datar, wajahnya tampak lelah. Pucat dan berantakan. Tanpa berkata apa-apa, laki-laki itu memelukku erat. Dikecupnya ujung kepalaku berulang-ulang. Aku yang kebingungan diam tak berkutik dalam pelukan tubuhnya yang kekar.
" Mas, ada apa?" Tanyaku lirih. Kurasakan kepalanya menggeleng di atas kepalaku. Sesaat kubiarkan dia dengan pikiran dan perasaannya. Kami masih berdiri berpelukan di depan pintu.
" Maafkan aku Dik?" Lirih terdengar suaranya meninta maaf. Untuk apa? Apa yang sudah dilakukannya dalam empat hari ini?Apakah dia akan melakukan hal yang sama dengan dua laki-laki ku sebelumnya? Menghilang kemudian mengacaukan rencana pernikahan kami? Aku tidak tahu...Segera kuurai pelukan dengan sedikit kasar. Dia kaget dan melepas pelukannya. Kutatap matanya mencari jawaban tetapi mata itu tidak menyimpan jawaban apa pun.
" Duduk dulu Mas, biar enak ngobrolnya;" kataku mencairkan suasana. Sementara dalam hati berkecamuk segala macam rasa dan tanya. Kemarahan mulai memuncak di kepalaku..
" Aku ambil minum untuk mas dulu ya," pamitku sambil berlalu ke dalam rumah. Di dapur aku melihat ibu sedang memasak.
" Siapa?" Tanya ibu berbisik. Aku hanya tersenyum. Aku yakin ibu tahu makna senyumanku. Ibuku mengangguk maklum. Kutuang teh manis dari teko dan kubawa keluar. Emosiku sedikit mereda, aku harus jadi tuan rumah yang baik dan bijaksana.
" Minum dulu Mas," Dia tersentak. Sepertinya si mas sedang melamun.
" Terima kasih," Dalam sekali teguk teh manis itu langsung tandas.
" Haus ya.." kataku menggoda. Dia kembali tersenyum, kali ini terlihat lebih manis dan segar. Dengan tangannya si mas memintaku duduk di sebelahnya. Pantatnya bergeser untuk memberiku ruang lebih. Dipegangnya tanganku erat dan diciumnya. Kubiarkan tanganku dalam ciumannya beberapa saat lamanya. Tetap dalam diam.
***************
"Maafkan Mas ya.." katanya pelan. Aku tersenyum kecut. Maaf dan maaf lagi yang diucapkannya, sebenarnya ada apa dengan laki-lakiku ini. Kutarik tanganku dengan kasar, kemarahan kembali menjalar di otakku. Kutatap matanya tajam, kupikir si mas akan menghindar ternyata tidak. Kepalanya disandarkan ke dinding, matanya tampak redup menatapku. Sepertinya si mas sangat lelah, entah berapa lama dia tidak tidur.
" Sebenarnya ada apa? Mas kemana aja empat hari ini?" Tanyaku beruntun.
" Aku kelihatan berantakan ya?" Katanya tanpa mempedulikan pertanyaanku.
"Banget," sahutku pendek. Si mas menghela napas panjang.
" Ada hal penting yang harus mas selesaikan. Maaf mas gak sempat kasih kabar." Kubiarkan si mas bercerita melepaskan bebannya. Sepanjang hubungan kami, mas sangat tertutup.
" Aku lega semuanya sudah selesai dan kita bisa melangkah tanpa beban," Dengan lembut dirangkulnya pundakku. Dan kudengar mas berbisik.
" Dik..maukah kamu menjadi istriku?"
****************
Note:
Ternyata deg-degan juga menunggu vote dari pembaca..
Masih belum layak dapat bintang ya? Sedih dech..

Aku jatuh cinta lagi (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang