Kunjungan Tak Terduga

2.2K 156 0
                                    

Ternyata hampir sebulan saya tidak update. Gak tahu ada yang nungguin atau tidak, yang penting saya update aja.
Met membaca ya..
****************************
     Aku dan rombongan keluarga si mas sampai di rumahku menjelang jam makan siang. Kunjungan dadakan keluarga si mas ke rumahku disambut dengan berbagai ekspresi dari anggota keluargaku. Ibu tampak antusias mempersiapkan hidangan untuk tamu. Aku sangat tahu kebiasaan ibuku selalu ingin tampil sempurna masalah makanan meski yang dihidangkan tidak mewah. Mbak Lintang kakak sulungku bersama dengan om dan tante berperan sebagai penerima tamu dengan baik. Sementara mbak Ayu kakak keduaku tampak tidak suka dengan kedatangan tamu tak diundang ini, aku tidak tahu apa sebabnya. Mungkin aku akan menanyakan lagi setelah keluarga si mas pulang.  Sejujurnya aku juga tidak tahu untuk apa keluarga si mas datang ke rumah. Rencana kami hanya si mas yang ikut ke rumah ternyata semua mau ikut, katanya biar sekalian kenalan.
    Setelah makan siang semua berkumpul di ruang tamu untuk memulai obrolan tentang maksud kedatangan mereka. Obrolan berlangsung santai sesekali mereka tertawa, om dan tante ku tampak bahagia gak tahu tulus atau tidak yang pasti mereka tertawa. Ah..apa yang kupikirkan tentang kedua " orangtua" yang mewakili keluargaku itu? Gak jelas..
    "Mas Dama sudah yakin mau menikah dengan Aby?" Tanya si om.
    "Yakin om," Si mas menjawab sambil tersenyum kecil. Kulihat si om menghela napas lega.
    "Aby gimana, yakin gak?" Aku agak gelagapan ditanya si om. Kupandang mbak Lintang, dia tersenyum mengangguk, aku balas tersenyum. Lalu ganti ke mas Dama, aku ingn tahu reaksinya. Laki-laki itu menatapku lembut, senyumnya mengembang. Senyum yang sudah dua hari ini tak tampak.
    "Injih Om, saya yakin," sahutku sesaat kemudian. Sesungguhnya aku agak tidak yakin dengan ucapanku sendiri mengingat sikap si mas dua hari ini. Sepertinya dia masih berat dengan Ninda, benarkah keputusanku kali ini untuk menikah dengannya? Semua tampak lega mendengar jawabanku, si mas juga. Benarkah dia yakin dengan keputusan kami?
    "Ngih mas Narno, karena keduanya sudah yakin kita tinggal mengantar mereka. Monggo terus maunya bagaimana?" Mendengar penuturan si om, mas Narno dan mbak Tatik berembug sebentar sebelum menjawab.
   "Begini om, hari ini kami hanya memperkenalkan diri terlebih dulu. Minggu depan kami akan datang lagi untuk melaksanakan acara lamaran secara resmi," kata mas Narno menjelaskan. Aku kaget, apa maksudnya semua ini? Kulirik si mas yang tampak tenang-tenang saja. Sudah tahukah dia? Seluruh keluargaku mengangguk setuju. Aku jadi panik, secepat itukah?
    "Tapi besok kami sudah kembali ke Jakarta mas!" Kataku gusar. Kenapa juga aku jadi gusar begini? Seketika semua mata menatap ke arahku. Mas Narno tersenyum.
    "Tidak ada kalian tidak apa-apa to, yang penting kalian sudah setuju. Begitu kan Om?" Jawab mas Narno sabar. Aku terdiam. Tenang...jangan gusar. Ini kemauanmu jangan plin plan!
    "Iya begitu juga baik Mas, gak perlu ditunda-tunda. Minggu depan sekalian kita putuskan tanggal pernikahannya ya," Kedua belah pihak sudah sepakat untuk mengadakan acara lamaran Minggu depan meski tidak ada kami di rumah. Aku pasrah. Sudah terlanjur diputuskan tidak bisa dibatalkan lagi. Ibu dan mbak Lintang tersenyum lega setelah sekian lama akhirnya aku segera menikah. Menikah..
    Pukul lima sore keluarga si mas ijin pulang ke rumah mereka. Si mas tetap di rumahku karena besok sore kami akan kembali ke Jakarta tempat kami beraktifitas. Setelah mereka pulang keluarga ku masih berkumpul untuk membahas acara Minğgu depan. Aku dan si mas pamit keluar tidak ikut rembukan, biar mereka yang mikir. Ada hal penting yang harus kami bicarakan berdua, hanya berdua. Kubawa si mas ke sebuah taman kecil dekat  rumah.
    "Mas sudah tahu kalau akan ada pembicaraan serius hari ini?" Tembakku langsung begitu kami duduk di kursi taman. Si mas malah tersenyum.
    "Kok malah senyum-senyum," kataku sewot.
    "Memang kenapa kalau aku tahu. Bukankah ini yang kamu mau," jawabnya santai. Aku semakin gregetan mendengar jawabannya yang santai.
    "Kenapa mas gak bilang ke aku,"
    "Harus bilang to.. Waktu kamu ngajak aku nikah gak pake ngomong dulu. Kamu langsung nembak aku aja," duh, kenapa si mas jadi nyebeli gini to.. aku masih mau ngomel tapi ditahan oleh pelukannya. Tubuhku ditarik ke dalam pelukannya. Aku berusaha melepaskan diri, si mas semakin menguatkan pelukannya.
     "Jangan berubah pikiran, mari kita jalani hari depan berdua," bisiknya lembut. Aku terdiam, pemberontakanku terhenti. Kami berpelukan dalam diam
      ***************
Yes, berhasil update. Jangan lupa vote ya.. Minggu depan semoga bisa update lagi pas ultah anak kami yang ke 8. Tunggu ya

Bekasi, 9 - 8 - 2018

Aku jatuh cinta lagi (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang