Rekonsiliasi

1.9K 134 0
                                    

I m coming
Hahaha gak ada yang nunggu ya..
Curcol dikit ah..hari ini saya lagi bete banget sama si mas, lagi emosi tingkat dewa. Aku pingin nulis cerita ini lagi sambil melampiaskan emosi ku dengannya sepuluh tahun lalu. Cerita ne kami mau anniversary ke 10 nich.. gak ada yang nanya juga ya.. kasihan dech aku hahaha
Happy reading
                 ********
    Dan disanalah dia sekarang, duduk terpekur di kursi ruang tamu rumahku. Kutinggalkan dia di sana untuk membersihkan diri  dalam kamar. Sepanjang perjalanan dari kantor ke rumah kami lebih banyak diam. Biasanya aku yang selalu banyak bicara, kali ini aku malas memulai.
     Selesai berbenah aku kembali ke ruang tamu, kutemukan mas Dama tertidur di sofa. Mungkin dia lelah. Kuletakkan gelas minuman dan toples biskuit yang sempat kubawa di atas meja dan kembali ke kamar. Aku capek mau istirahat.

     "By," Aku tersentak, pintu kamarku diketuk. Dengan malas aku beranjak turun dan membuka pintu. Si mas berdiri di depan pintu dengan wajah lesunya. Aku keluar kamar, berdua kami menuju ruang tamu. Bahaya dua manusia beda jenis kelamin ada di dekat kamar apalagi dalam kamar. Sebelum ada setan lewat aku harus segera menghindar.

     "Kalau capek mending pulang mas, ngapain ke sini cuma tidur doang!" Sindirku sinis. Laki-laki itu malah tersenyum, tangan kekarnya memeluk pinggangku. Tubuhku ditarik cepat hingga tubuh kami berdiri berhadapan. Senyum masih bertengger manis diwajahnya. Perlahan kepalaku ditarik, diciumnya puncak kepalaku. Lama dia hanya diam, aku pun ikut diam.  Dadaku berdebar kencang, entah apa yang kurasakan aku tak tahu. Kemarahan yang kusimpan dari kemarin tak juga mampu aku ucapkan.

     "Maafkan mas sudah mengecewakanmu," bisiknya parau. Aku mencium aroma ketidakberesan dari permintaan maaf itu. Akankah terulang lagi pengkhianatan ini? Bahkan dari laki-laki yang sebenarnya tidak masuk dalam hitunganku untuk menjadi pasangan hidupaku. Kutarik tubuhku dari pelukannya, tetapi si Mas menahannya dengan kuat.

      "Biarkan aku memelukmu," Hatiku semakin perih mendengar ucapannya. Tuhan, aku gagal lagi. Aku meronta, si mas semakin erat memelukku.

     "Lepaskan aku kalau memang mas mau pergi," teriakku marah dalam dekapannya. Reflek dekapannya terlepas, matanya menatapku tak mengerti.

     "Kamu ingin mas lepaskan?" tanyanya gamang. Aku mendengus, kuempas kasar tangannya yang masih memegang pundakku. Dengan cepat si mas kembali memelukku dari belakang.

      "Dengarkan mas dulu!" pintanya keras. Aku kembali diam, si mas tidak pernah membentakku. Suara kerasnya membuat tubuhku lemas. Menyadari kondisi tubuhku yang melemas, si mas melepas pelukannya dan mengajakku duduk. Matanya menatapku kuatir.

     "Kamu gak apa-apa?" Aku mengangguk lemah. Si mas mengambil tanganku, diciumnya tanganku berulang kali. Aku tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dia lakukan. Berbagai macam pikiran buruk melintas menghantuiku. Aku memang tidak mencintainya tapi membatalkan pernikahan yang tinggal hitungan hari, tidak pernah aku bayangkan. Bagaimana dengan Ibu dan keluargaku.

      "Dik, maaf sudah membuat kamu kecewa. Sudah membuatmu marah karena ketidaktegasan mas dengan pernikahan kita. Mas mencintaimu, sungguh-sungguh mencintaimu. Mas tahu kamu tidak mencintaiku, kamu mau kita menikah hanya untuk menikah bukan karena cinta. Tapi mas mencintai kamu," Dengan tenang si mas menyampaikan perasaannya yang tidak pernah aku pikirkan. Dia mencintaiku? Mencintai gadis yang tidak sebanding dengan Ninda yang rela melakukan dan memberi apa pun yang dia mau.

      "Kamu yang sudah membuatku jatuh cinta, suatu hari nanti mas yang akan membuatmu mencintaiku," Kedua tangannya menangkup wajahku, senyum tak lepas dari wajah kakunya. Aku merasa sangat bodoh, aku tidak paham dengan apa yang terjadi saat itu. Perlahan laki-laki itu mendekatkan wajahnya lalu mencium bibirku lembut. Jantungku seperti berhenti berdetak. Apa yang harus kulakukan sekarang?

              **********

Yeay malah molor melebihi anniversary kami. Sing penting update lah hahaha..
Matur nuwun dah mau baca.

    

Aku jatuh cinta lagi (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang