NINE

2.8K 137 0
                                    


Berhenti bersikap bahwa aku spesial untuk kamu. Padahal, hubungan kita ini cuma sahabat dan nggak lebih dari itu 'kan?

-----

Kenapa kalau cuma sahabat? Nggak boleh emang kalo gue spesial-in lo?

-----

Arkas tidak tahu mengapa ia begitu khawatir pada Keyra. Arkas tidak mengerti mengapa ia terus menggenggam tangan Keyra saat pergi ke turnamen waktu itu. Belum lagi, apa yang dikatakan Maminya soal Keyra yang sebenarnya spesial. Di sisi lain ia ingin menyakalnya, tapi ia tidak bisa.

Sebenarnya, mengapa Arkas memperlakukan Keyra seperti itu? Ada apa dengan dirinya? Apa ia sudah mulai menyayangi Keyra? Menyayangi Keyra sebagai seorang sahabat atau lebih daripada itu?

Yang jelas, yang Arkas rasakan saat ini adalah ia tidak ingin berada terlalu jauh dari Keyra. Ia ingin selalu berada dekat dengan gadis itu. Ia ingin selalu menemani Keyra. Ia ingin melindunginya.

Arkas juga ingin tahu, mengapa akhir-akhir ini ia selalu merasa takut.

Takut jika akhirnya ia akan kehilangan Keyra.

----

Seperti biasa, Arkas menjemput Keyra di rumahnya. Dan seperti biasa, Arkas akan memasangkan helm pada Keyra.

"Arkas, langitnya mendung banget. Hujan nggak ya?" ucap Keyra sambil menatap langit yang terlihat begitu gelap.

"Iya sih. Semoga aja nggak hujan Kei."

Selama perjalanan ada rasa khawatir yang melanda hati mereka masing-masing. Yang satu takut hujan segera turun dan membuat mereka tidak jadi berangkat bersama. Dan, yang satu takut hujan akan membuat mereka terpisah.

Dan benar saja, hujan langsung turun tanpa sebuah aba-aba, seperti sebuah perasaan.

Motor Arkas menepi di sebuah toko yang masih tutup.

"Tuh kan! Hujan Kas." gerutu Keyra sambil membuka helmnya dan langsung dicegah oleh Arkas. Karena, Arkas lah yang membuka helmnya.

"Kamu naik angkot aja ya?" tawar Arkas pada Keyra.

Bukannya menjawab, Keyra malah melongo karena baru saja Arkas menggunakan kata 'kamu' bukan 'lo'.

"Tumben aku-kamu-an gini?" tanya Keyra.

"Emang kenapa? Kita sahabat 'kan'?" tanya Arkas.

Kita sahabat ya. Batin Keyra di dalam hatinya.

"Iya Kas, kita sahabat."

"Kamu bawa payung?" tanya Arkas.

Keyra mengangguk.

Arkas membuka payung itu, "Sini Kei. Kita cari angkot."

Lagi, Keyra hanya bisa mengangguk.

Keduanya berjalan menuju tepi jalan untuk memberhentikan angkutan umum. Beruntung, angkutan umum segera tiba.

"Kas, nanti kamu kehujanan dong?" ucap Keyra.

About Keyra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang