THIRTY TWO

2.5K 114 49
                                    


HAPPY READING💕

Setelah aku memenangkannya dengan penuh perjuangan. Haruskah aku mengalah hanya karena sebuah alasan?

-----

Sebelumnya, aku sudah pernah jatuh. Dan sekarang aku sudah jatuh kembali pada orang yang tepat. Namun, mengapa kamu malah kembali?

-----

Mungkin, ini adalah karma untukku. Karena sempat memilikinya namun tak bisa menjaganya. Benar bukan?

-----

Arkas keluar dari restoran dengan perasaan campur aduk. Bahkan, ia tidak bisa pergi sejauh mungkin, karena tadi ia ke sini menggunakan mobil jemputan dari Baskara.

Bahkan, ia tidak bisa pergi pada Zia atau Keyra. Zia? Jelas, dia sudah tak ada di dunia. Dan Keyra? Apakah mungkin gadis itu mau menerima kehadirannya untuk mengadukan masalahnya?

Arkas memilih terus berjalan. Mencari tempat yang pas untuknya menyalurkan kemarahannya. Menyalurkan emosi dan luka yang kembali ia terima.

Ia marah pada sang Papi.

Ia kecewa pada sang Mami.

Cukup lama berjalan. Arkas sampai di taman kota yang sudah terlihat sepi. Di taman kota itu terdapat danau. Arkas melempar batu yang ia temukan ke dalam danau sambil berteriak sekencang-kencangnya.

Jika ia bisa, ia ingin protes pada sang Maha Kuasa. Ia ingin bertanya, jika memang ia tidak bisa memiliki figur seorang Ayah mengapa ia ada? Mengapa ia hidup? Dan jika saat itu Papinya pergi mengapa Mami masih tetap bertahan walau harus berjuang sendirian?

Arkas benci situasi seperti ini.

"Gunanya lo begini itu apa Kas?"

Suara seseorang membuat Arkas menoleh. Didapatinya, Arial tengah berjalan ke arahnya. Lalu, berdiri di sebelahnya sambil menatap lurus ke depan.

"Ngapain lo di sini? Ngikutin gue?" tanya Arkas yang ikut menatap lurus ke depan.
Arial mendunduk lalu tersenyum "Kalo iya kenapa? Papi nggak bakal maafin salah satu dari kita kalo salah satu dari kita kenapa-napa. Gue bener 'kan?" tanyanya.

"Papi? Dia Papi lo kayaknya. Bukan Papi gue." balas Aekas sambil tersenyum miris.

Arial menghela napas "Dia bukan Papi lo atau gue. Tapi, Papi kita Kas." ucapnya lagi.

Arkas diam mendengar itu.

"Kas, mungkin lo marah, lo kecewa. Tapi, gue pun sama. Kita sama-sama dikecewain sama hal yang sama, yaitu keluarga. Gue minta maaf atas Mami gue yang mau dijadiin istri kedua saat itu. Gue minta maaf, karena secara nggak langsung gue juga bersalah di sini." ucap Arial yang juga merasa bersalah.

"Buat apa Ar? Semua udah kejadian. Toh, ini garis takdir yang harus gue dan lo terima meski gue nggak mau sekalipun." balas Arkas.

"Gue nggak nyangka. Orang yang selama ini jadi saingan terberat gue. Orang yang selama ini selalu buat gue iri. Ternyata saudara se-Ayah gue." ucap Arial sambil tersenyum.

"Apalagi gue. Gue nggak pernah nyangka, orang yang sekarang ada di sebelah gue adalah saudara gue sendiri." balas Arkas.

"Jadi, abang? Bisa kita mulai semuanya dari awal?" ucap Arial sambil terkekeh kecil dan mengulurkan tangannya.

About Keyra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang