TWENTY TWO

2.4K 134 0
                                    


Ternyata, mecoba sesuatu yang baru tidak ada salahnya. Semua sah-sah saja. Selama keputusan itu memamg benar dan tepat.

---

Jadi, ini yang kamu rasain dulu tiap lihat aku sama orang lain? Dan, saat ini, aku lagi ngerasain itu. Sakitnya bener-bener nyata.

-----

Senyum Keyra terus mengembang. Entah apa yang membuatnya demikian. Mungkin, karena semalam ia dan Arial begitu membahas banyak hal di telepon. Dan itu membuat sedikit perasaan Keyra menghangat.

Amara yang melihat putri bungsunya yang duduk di meja makan dengan senyum mengembang pun ikut tersenyum. Karena tidak bisa Keyra bertingkah seperti ini. Putrinya itu terlihat lebih segar dan bahagia dari biasanya.

"Sayang, kamu lagi seneng ya?"

Pertanyaan itu membuat Keyra menoleh pada Amara "Iya Ma. Lagi seneng!" ucapnya sambil tersenyum.

Surya yang baru bergabung ke meja makan ikut menatap Keyra yang terus-terusan tersenyum. Tapi, ia tidak ingin bertanya lebih lanjut. Karena baginya, kebahagiaan Keyra adalah yang utama.

Selesai sarapan. Keyra segera bangkit berdiri dan menggendong tasnya.

"Mau kemana?" tanya Surya.

"Mau ke teras Pa. Mau nunggu Rial jemput." ucap Keyra jujur.

Surya dan Amara saling pandang. Kemudian, hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

Keyra menyalami tangan Mama dan Papanya kemudian berjalan menuju teras rumah untuk menunggu Arial.

Tidak lama kemudian. Suara klakson motor terdengar.

Buru-buru Keyra bangkit dan membuka pintu gerbang rumahnya. Dan dilihatnya ada Arial yang sepertinya baru saja tiba.

"Kamu nunggu lama ya?" tanya Arial sambil memasangkan helm pada kepala Keyra.

"Nggak kok. Aku baru aja keluar." balas Keyra.

"Udah siap? Nggaak ada yang ketinggalan?"

"Nggak kok."

"Yuk! Naik!"

Keyra segera naik ke atas motor Arial. Namun, sebelum naik Arial mengatakan sesuatu "Pegang pundak aku kalo kamu kesusahan naik."

Keyra yang mendengarnya tersenyum. Namun, di sudut hatinya ada rasa sesak, karena ucapan Arial sama seperti ucapan seseorang beberapa waktu lalu.

Stop Kei. Lupain, lupain, lupain.

Motor Arial pun segera melaju menuju sekolah.

Di tengah-tengah perjalanan. Dengan ragu, Keyra melingkarkan tangannya di perut Arial. Dan itu membuat Arial tersenyum.

Mereka tidak menyadari, lagi-lagi ada seseorang yang mengepalkan tangannya di ujung sana dan menatap dengan tidak rela dengan apa yang terjadi di depan matanya.

-----

Dyra mengerjapkan matanya beberapa kali, ia melihat pemandangan di depannya. Tidak salah seorang Keyra diantar oleh Arial?

Dyra menunggu Keyra berjalan menghampirinya sambil bersidekap di depan dada.

"Hai Dyr!" sapa Keyra dengan ceria.

"Hai, lo sakit Ker?" tanya Dyra heran.

Keduanya berjalan beriringan menuju kelas.

"Nggak kok."

About Keyra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang