TWENTY

2.4K 127 0
                                    


Ini saatnya. Saat di mana aku sudah sampai di titik akhir. Titik dimana aku harus berhenti. Berhenti menyukaimu, berhenti menyayangimu dan berhenti berjuang untukmu. Karena aku sadar, sejauh apapun aku mencinta. Kamu tidak akan pernah melihatnya.

-----

Keyra berlari masuk ke dalam kamarnya dan itu membuat Amara yang tengah berada di ruang keluarga mengernyitkan dahi bingung.

Keyra segera menutup pintu kamarnya. Memilih menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur dengan posisi tengkurap. Memeluk guling dan kembali menjatuhkan air matanya.

Apa sesakit ini menyukai orang yang bahkan tidak menyukai kita? Apa sesedih ini melihat orang yang kita sukai malah menyukai orang lain? Keyra benar-benar merasa bodoh.

Karena dirinya begitu menyukai Arkas, begitu mendambakan dan berharap jika Arkas bisa menganggapnya lebih dari seorang sahabat. Bisa melihat perasaannya yang lebih. Sayangnya, Arkas memang tidak melihat itu.

Keyra pikir, cepat atau lambat Arkas juga akan merasakan hal yang sama seperti apa yang Keyra rasakan. Nyatanya, tidak sama sekali. Arkas malah memilih orang lain sebagai pendampingnya. Bahkan, orang itu sudah menggeser posisi Keyra sebagai orang penting dalam hidup Arkas. Itu menurut Keyra.

Keyra menangis tersedu-sedu. Perasaan sakit hati, merasa bodoh dan sebagainya bercampur menjadi satu.

Seandainya hati bisa memilih untuk jatuh cinta pada siapa. Maka, Keyra tidak akan memilih Arkas. Hanya saja, hatinya justru malah memilih menjatuhkan pilihan pada Arkas.

Apa yang harus Keyra lakukan saat ini? Haruskah ia melupakan Arkas? Haruskah ia menghilangkan perasaannya pada Arkas? Haruskah Keyra melakukan itu?

Sudah berapa banyak hari yang Keyra lewati dengan menyaksikan Arkas bersama dengan cewek lain? Sudah berapa banyak waktu yang Keyra habiskan hanya untuk menyukai Arkas dan memendam perasaannya untuk Arkas.

Keyra bodoh. Terlalu bodoh, karena menyukai Arkas. Padahal, ada Arial yang menyukainya. Ada Arial yang selalu ada untuknya. Hanya Arial bukan Arkas.

Jadi, apa yang harus Keyra lakukan saat ini? Haruskah ia menghilangkan perasaannya pada Arkas dan berpindah pada Arial? Haruskah Keyra melakukan hal yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan?

-----

Mata keduanya saling menatap satu sama lain. Menyiratkan banyak kata yang harus di ucapkan saat ini juga.

Arial dan Arkas. Keduanya cowok itu tengah berada di salah satu cafe. Mereka bertemu karena akan membicarakan sesuatu hal yang penting.

"Bagus lo dateng, ada yang mau gue omongin sama lo." ucap Arial datar.

"Mau ngomongin soal apa?" balas Arkas.

"Gue minta sama lo. Gak usah deket-deket Keyra lagi."

Arkas menaikan alisnya "Lo siapanya Kei? Gue ini sahabatnya. Dan gue lebih kenal Kei daripada lo!" ucapnya tak terima.

Arial tertawa miris "Oh, lo sahabatnya? Ada sahabat yang lupa hari ulang tahun sahabatnya? Ada nggak? Sekali lagi gue tanya, ada nggak?!" ucap Arial dengan nada penuh penekanan.

Arkas diam. Ucapan Arial barusan benar-benar menyudutkannya.

"Lo bersikap seolah-olah lo peduli. Lo memperlakukan Key seolah-olah dia nomor satu buat lo, seolah dia yag paling penting. Tapi apa Kas? Lo malah lupain Key gitu aja karena lo udah punya pacar. Sahabat itu nggak bakal lupain sahabatnya kalau dia punya pacar Kas. Tapi lo? Lo seolah ilangin Key dari hidup lo Kas." ucapan Arial terhenti.

About Keyra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang