E P I L O G

4.7K 135 16
                                    


Selamat membaca akhir dari kisah ini❤

Flashback on

"Kamu yakin mau pergi?" tanya sang Papi ketika Arkas datang dan kini berdiri di hadapannya sambil meminta restunya untuk kuliah di luar negeri.

"Yakin, ini udah keputusan Arkas. Mami juga udah setuju."

"Kalau itu emang keinginan kammu. Papi nggak bisa melarang. Kamu boleh pergi. Asal, tetap hubungi Papi dan Mami juga Arial." ucap Baskara lagi.

"Boleh Arkas minta sesuatu?" tanya Arkas.

"Apa itu?"

"Jangan kasih tau Arkas ada dimana. Cukup bilang Arkas kuliah di luar. Dan, cuma Papi juga Mami yang menghubungi Arkas. Boleh kan Pi?" ucapnya pada sang Papi.

"Arial pun nggak boleh tau?"

"Arkas yakin. Adik Arkas satu-satunya itu bakal ngerti dan bakal cari tau sendiri."

Baskara hanya bisa mengangguk pasrah. Toh, dengan mengizinkan Arkas sama halnya dengan membayar semua luka yang ia berikan pada putranya dulu.

"Tapi, kamu akan pergi untuk berapa lama?" tanya Papi.

"Sampai waktunya tiba. Arkas bakal pulang."

Flashback off

Lima tahun sudah ia meninggalkan Indonesia. Meninggalkan Papi, Mami, Arial dan...gadis itu.

Lima tahun sudah ia tinggal di sini. Negeri Kanguru. Tempatnya menutut ilmu dan tempatnya untuk menenangkan diri. Ya, Australia adalah tempat pelarian bagi seorang Arkas Baskara.

Lima tahun ia meninggalkan semuanya. Termasuk luka dan masa lalu. Namun, tetap saja, kenangannya masih tetap ada di benak Arkas. Tak pernah bisa ia hilangkan dan lupakan.

Arkas merenung. Bagaimana kabar gadis itu? Apakah gadis itu mencarinya? Apakah gadis itu masih mengingatnya? Apakah gadis itu merindukannya? Seperti dirinya yang merindukan gadis itu.

Gadis yang membuatnya sadar tentang pentingnya mengungkapkan. Gadis yang masih tetap ada di hatinya hingga kini. Walau ia terus berusaha melupakan. Tapi, faktanya? Arkas masih menyimpan secuil rasa dan harapan untuk gadis itu.

Namun, apa yang bisa ia lakukan dan ia harapkan dari gadis yang sudah bahagia. Bahagia bersama saudaranya sendiri.

Tidak ada bukan?

Meskipun Arkas ingin mengetahui kabar gadis itu. Arkas tetap menahannya. Karena ia tidak mungkin bertanya pada Mami, Papi atau Arial sekalipun.

Karena Arial tidak tahu dimana ia berada. Bahkan, Arkas sengaja mengganti ponselnya, mengganti nomernya dan ia tidak membuat akun sosial media yang lain kecuali WhatsApp agar mudah menghubungi Papi dan Maminya.

Di sini Akras berada. Di salah satu cafe dekat apartemennya. Arkas bekerja paruh waktu untuk menghidupi kebutuhan dirinya. Padahal, sang Papi selalu mengiriminya uang. Namun, Arkas ingin mandiri dan menyibukkan dirinya sendiri. Agar ia bisa lupa tentang masalahnya juga lukanya.

Sebenarnya, Arkas sudah wisuda. Itupun dihadiri Papi dan Maminya. Saat di ajak pulang. Arkas menolak. Papi dan Maminya mengerti. Karena ia masih ingin menikmati waktunya di sini. Karena baginya, tempat ini adalah tempat yang tenang untuk menenangkan diri dan hatinya.

Keyra Amanda, how are you?

Batinnya berkata sambil mengusap wajah gadis di dalam sebuah foto yang sudah terlihat kusam dan usang. Foto itu diambil saat Keyra menemani Arkas bertanding untuk pertama kalinya.

About Keyra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang